Pemda KBB-PT SMI Teken MoU Pinjaman Daerah, Jalan di Selatan Segera Leucir

Jum'at, 28 Februari 2020 - 22:06 WIB
Pemda KBB-PT SMI Teken MoU Pinjaman Daerah, Jalan di Selatan Segera Leucir
Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna bersama Direktur PT SMI Persero Darwin Trisna Djajawinata seusai penandatanganan perjanjian pinjaman daerah di lantai 3 Kantor Bupati KBB, Jumat (28/2/2020). Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Pemda Kabupaten Bandung Barat (KBB) menandatangani naskah kesepahaman atau memorandum of undertanding (MoU) perjanjian pinjaman daerah bersama salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah Kementerian Keuangan, PT Sarana Multi Insfrastruktur (SMI) Persero, Jumat (28/2/2020).

Kerja sama ini terkait dengan pinjaman dana senilai Rp285.500.400.000 oleh Pemda KBB ke PT SMI yang akan digunakan untuk membiayai peningkatan dan pembangunan jalan kabupaten sepanjang 71 kilometer di wilayah KBB bagian selatan.

Hal tersebut sebagai upaya percepatan pembangunan insfrastruktur jalan, melalui program "Jalan Leucir" yang digaungkan pemerintahan Aa Umbara-Hengki Kurniawan (Akur).

Awalnya Pemda KBB mengusulkan pinjaman senilai Rp323.000.000.000. Namun karena satu ruas jalan dibatalkan, karena diperbaiki pihak Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), maka nominal pinjaman menjadi berkurang. Selama tiga tahun Pemda KBB harus mencicil dengan bunga 6,26% atau sekitar Rp98 miliar/tahun termasuk bunganya.

"Untuk di Jabar, Pemda KBB menjadi daerah pertama yang mendapat kucuran pinjaman ini. Kami ingin melalui pinjaman ini apa yang ditargetkan Pemda KBB khususnya dalam membangun infrastruktur bisa terwujud dengan cepat," kata Direktur PT SMI Persero Darwin Trisna Djajawinata usai penandatanganan perjanjian dengan Bupati Bandung Barat, Aa Umbara Sutisna di lantai 3 Kantor Bupati KBB, Jumat (28/2/2020).

Darwin menyebutkan, Pemda KBB mendapat bunga paling rendah daripada 62 daerah lain yang telah menjalin kerja sama dengan PT SMI. Tugas PT SMI sebagai BUMN di bawah Kementerian Keuangan berupaya ikut serta melakukan percepatan pembangunan insfrastruktur di daerah.

Serta merupakan lembaga keuangan bukan perbankan milik pemerintah yang memberikan fasilitas pinjaman tanpa jaminan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

"Pemberian fasilitas pembiayaan kepada daerah melalui proses melihat komitmen dari pemerintah daerah yang mengajukan pinjaman, tata kelola keuangan selama tiga tahun terakhir, rencana pengembangan ke depan, dan kapasitas fiskalnya. Kami melihat Pemda KBB sudah memenuhi syarat dan semoga menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Jawa Barat," ujar Darwin.

Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna mengatakan, langkah pinjaman daerah dilakukan untuk menjadikan jalan kabupaten 'Leucir' dalam waktu singkat. Ini dikarenakan kalau mengandalkan dana dari APBD KBB, maka perlu waktu sekitar lima tahun untuk mewujudkannya.

Jalan yang tadinya memiliki lebar 4 meter akan dibangun dengan lebar 7-10 meter. Sehingga ketika jalan bagus maka dapat merangsang pertumbuhan ekonomi, pariwisata, dan pertanian.

"Seluruh pinjaman akan difokuskan untuk infrastruktur jalan dan jembatan di wilayah selatan. Makanya harus cepat dilelangkan, dan pengerjaan fisiknya di bulan April supaya tahun depan sudah bisa membayar cicilannya," kata Aa Umbara.

Dia sudah merencanakan tahun ini akan membuka tiga objek wisata baru di wilayah selatan. Jika akses jalan baik maka wisatawan akan banyak mengunjungi objek wisata di selatan.

Potensi peningkatan pendapatan itu yang akan digunakan untuk membayar bunga pinjaman. Sementara untuk pokok pinjaman bisa dengan mengurangi anggaran di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR). Sebab jika jalan sudah bagus kebutuhan anggaran PUPR untuk infrastruktur pasti berkurang.

"Saya optimistis pinjaman itu bisa terbayarkan dalam tiga tahun. Lalu ke depannya PUPR tinggal melakukan perawatan saja, sehingga kebutuhan anggarannya tidak akan terlalu besar," tutur Bupati.

Kepala Dinas PUPR KBB, Anugrah menambahkan, uang pinjaman itu akan digunakan untuk membangun Jalan Selacau-Cililin; Cililin-Sindangkerta; Sindangkerta-Celak; Celak-Gununghalu; Bunijaya-Cilangari; Cilangari-Cisokan; dengan total panjang 52,37 kilometer.

Anggarannya sebesar Rp197.518.937.000 termasuk pembangunan Jembatan Tajim. Sisanya digunakan untuk peningkatan dan pembangunan Rancapanggung-Cijenuk; Cijenuk-Sarinagen; Sarinagen-Baranangsiang; dengan total panjang 19,9 kilometer dan perkiraan nilai proyek Rp87.981.441.000.

"Nantinya jalan-jalan ke selatan antara jalan desa yang terhubung ke jalan kabupaten akan memiliki lebar sekitar 7-10 meter dengan bahu jalan," sebutnya. (Adv)

Prioritas Pembangunan Jalan di Selatan KBB:

* Ruas Jalan Selacau-Cililin; Cililin-Sindangkerta; Sindangkerta -Celak; Celak-Gununghalu; Bunijaya-Cilangari; Cilangari-Cisokan; dan pembangunan Jembatan Tajim; dengan indikatif nilai proyek Rp197.518.937.000.

* Ruas Jalan Rancapanggung-Cijeunuk; Cijeunuk-Sarinagen; Sarinagen-Baranangsiang; dengan indikatif nilai proyek Rp87.981.441.000.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.3655 seconds (0.1#10.140)