Pulang dari Australia, Emil Tinjau Dampak Banjir dan Gendong Bayi di Subang

Kamis, 27 Februari 2020 - 22:55 WIB
Pulang dari Australia, Emil Tinjau Dampak Banjir dan Gendong Bayi di Subang
Gubernur Jabar Ridwan Kamil menggendong bayi di tengah genangan air saat menyapa warga terdampak banjir di Kampung Kedung Gede, Desa Mulyasari, Kecamatan Pamanukan, Kabupaten Subang. Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
SUBANG - Sesuai janjinya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pulang ke Tanah Air setelah mempercepat kunjungan kerjanya di Australia menyusul bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Provinsi Jabar.

Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu langsung terbang dari Negeri Kanguru ke Tanah Air pada Rabu 26 Februari 2020 pukul 01.00 dini hari waktu setempat dan mendarat di Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung, Kamis (27/2/2020) sekitar pukul 09.00 WIB.

Seakan tak ingin kehilangan waktu untuk menemui warga terdampak banjir, Kang Emil yang didampingi istri tercinta, Atalia Praratya, dan rombongan Pemprov Jabar pun langsung meluncur ke lokasi banjir di Kampung Kedung Gede, Desa Mulyasari, Kecamatan Pamanukan, Kabupaten Subang.

Tiba di lokasi banjir, Kang Emil langsung menyapa warga terdampak banjir yang diakibatkan oleh jebolnya tanggul Sungai Cipunagara itu.

Emil kemudian berjalan kaki sambil memantau langsung dampak banjir, mulai dari rumah roboh hingga jalan terputus. Sesekali Kang Emil terlihat memberikan arahan kepada Bupati Subang Ruhimat terkait penanggulangan dampak bencana banjir tersebut.

Saat meninjau banjir, pandangan Kang Emil tertuju kepada satu keluarga yang tengah berkumpul di depan rumah yang tergenang banjir.

Meski sempat diingatkan untuk segera meninjau tanggul jebol terlebih dulu, Emil tak menggubris. Dia langsung nyemplung mendekati rumah yang tergenang banjir setinggi lutut orang dewasa itu.

Ternyata, perhatian Kang Emil tertuju kepada bayi yang tengah digendong ibunya. Dia pun langsung merangkul sang bayi dan menggendongnya di tengah genangan air.

Layaknya seorang pemimpin yang mencintai warganya, Kang Emil menggendong sang bayi dengan penuh hangat diselingi senyuman. Sang istri pun langsung mendekat menyaksikan suaminya menggendong sang bayi.

"Sudah dapat bantuan?" tanya Kang Emil kepada ibu si bayi untuk memastikan keluarga tersebut sudah mendapat perhatian pemerintah dan langsung dijawab sudah.

Dalam perbincangan singkat tersebut, tak lupa Kang Emil pun memberikan semangat dan meminta keluarga itu untuk tabah dalam menghadapi bencana. Dia memastikan, pemerintah hadir di tengah-tengah warga untuk membantu kebutuhan yang diperlukan.

Lebih lanjut Kang Emil mengatakan, pihaknya sudah menyampaikan arahan kepada bupati dan wali kota se-Jabar untuk tetap mewaspadai bencana mengingat musim hujan di Jabar masih berlanjut. Selain mewaspadai bencana, pihaknya pun mengimbau bupati dan wali kota untuk melakukan tindakan preventif.

"Contohnya di Subang, preventifnya sudah, tapi memang kapasitas airnya melebihi apa yang sedang dikerjakan. Jadi, sudah ada normalisasi dalam sekian waktu telah dilakukan oleh Pak Bupati, tapi volume airnya besar," terangnya.

Emil juga mengatakan, sengaja memilih Subang sebagai lokasi banjir yang dikunjunginya karena dirinya belum pernah meninjau banjir di Subang. Sementara Wakil Gubernur Jabar, Uu Ruzhanul Ulum ditugaskannya untuk meninjau banjir di Kabupaten dan Kota Bekasi di hari yang sama.

"Hari ini saya akan merumuskan tindakan cepat tanggap darurat. Ada juga bantuan buat Subang Rp750 juta. Kita arahkan Bupati untuk kepentingan darurat dan tempat lainnya," katanya.

Diakui Kang Emil, dirinya baru mendarat pagi hari di Bandung dan langsung meluncur ke Subang setelah meninggalkan agenda kedinasan di Australia. Bahkan, kata Kang Emil, dirinya sengaja membatalkan kunjungan kerjanya ke Turki dan Ajerbaizan dan memilih menyapa warga terdampak banjir di Subang.

"Karena situasi sedang membutuhkan. Tapi, kalau dari sisi penanganan, kalau namanya provinsi itu sesuai undang-undang daerah tentang kebencanaan itu sifatnya berjenjang. First respondernya dari bupati dan wali kota dan BPBD tingkat II. Kalau ada kesulitan baru tingkat provinsi. Sehingga, kalau bupatinya sudah di depan, maka peran kita hanya perbantuan logistik dan trauma healing," paparnya.

"Tapi, apapun itu kita rasakan masyarakat butuh kehadiran pemimpin, sehingga akhirnya setengah agenda yang sudah diatur tahun lalu saya cancel untuk mempercepat koordinasi di hari ini," tandasnya.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.1387 seconds (0.1#10.140)