Stok Beras Dipastikan Aman Meski Banjir Terjang Lumbung Padi Jabar

Rabu, 26 Februari 2020 - 21:42 WIB
Stok Beras Dipastikan Aman Meski Banjir Terjang Lumbung Padi Jabar
Banjir merendam permukiman penduduk di Kabupaten Cirebon. Foto/INEWSTv/Toiskandar
A A A
BANDUNG - Pemprov Jawa Barat melalui Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Holtikultura Provinsi Jabar memastikan, stok beras di Jabar aman meski banjir menerjang sejumlah wilayah di kawasan utara Jabar yang dikenal sebagai lumbung padi.

Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Holtikultura Jabar Hendy Jatnika mengatakan, pihaknya sudah mendapat laporan dari Badan Urusan Logistik (Bulog) bahwa ketersediaan beras saat ini masih aman, meskipun bencana banjir beberapa kali menerjang kawasan Bekasi, Karawang, dan Subang.

"Stok di Bulog masih aman, infonya 85 persen gudang Bulog masih terisi beras," kata Hendy, Rabu (26/2/2020).

Hendy juga memastikan, pihaknya langsung menerjunkan tim ke daerah terdampak banjir untuk melakukan pendataan luasan sawah yang terdampak.

"Begitu kejadian, ada unit yang langsung diterjunkan untuk mendata, saat ini datanya masih terus dilengkapi," ujar dia.

Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Holtikultura Jabar mencatat, luas tanam padi Jabar sejak 2019 meningkat 13.565 hektare dari tahun sebelumnya. Dari 2.073.128 hektare pada 2018 menjadi 2.086.693 hektare pada tahun 2020.

Diketahui, hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Subang sejak Senin, 24 Februari 2020 mengakibatkan banjir di sejumlah kawasan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Subang, Hidayat mengatakan, banjir terjadi di delapan kecamatan di Kabupaten Subang.

Berdasarkan catatannya, Kecamatan Pamanukan menjadi daerah yang paling terdampak banjir tersebut dimana 1.023 rumah terendam dan 796 jiwa mengungsi.

"Kalau dilihat sebaran, banjir bukan hanya di Pamanukan, banjir juga terjadi di Kecamatan Ciasem, Binong, Purwadadi, Pagaden, Pusakanagara, Pusakajaya, Compreng," sebut Hidayat.

Selain permukiman, banjir juga menggenang kawasan sawah. Namun, dia belum menghitung secara pasti berapa luas sawah yang tergenang di sejumlah kecamatan tersebut.

Menurut dia, banjir diakibatkan oleh luapan air sungai dari arah hulu yang berada di kawasan Cipunagara. Kemudian, pada Selasa, 24 Februari 2020 subuh, air juga muncul dari arah kawasan pantai utara (pantura).

"Kemarin itu hujan lokal, sekarang itu (banjir) muncul dari luapan air dari hulu sampai ke pantura," katanya.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.3649 seconds (0.1#10.140)