Disparbud Jabar Optimalkan Paket Wisata Kereta Api untuk Gaet Wisatawan Eropa

Senin, 24 Februari 2020 - 17:55 WIB
Disparbud Jabar Optimalkan Paket Wisata Kereta Api untuk Gaet Wisatawan Eropa
Kepala Disparbud Jabar Dedi Taufik (kedua dari kiri) membahas paket wisata kereta api dalam kereta wisata milik PT KAI. Foto/Dok.Disparbud Jabar
A A A
BANDUNG - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat bertekad menggaet wisatawan asal Eropa sebanyak-banyaknya dengan mengoptimalkan paket wisata kereta api yang sarat sejarah dan edukasi.

"Kami akan populerkan paket wisata kereta api yang sarat sejarah dan edukasi ini," kata Kepala Disparbud Jabar Dedi Taufik di Bandung, Senin (24/2/2020).

Dedi menyebutkan, keberadaan jalur kereta api di wilayah Bogor, Sukabumi, dan Cianjur akan dioptimalkan guna mendukung paket wisata ini. Menurutnya, jalur kereta api di tiga daerah tersebut sangat kental dengan sejarah Indonesia.

Dia mencontohkan, Stasiun Bogor yang dibangun dua lantai kerap digunakan para jenderal Belanda pada zaman kolonialisme. Lalu, pada saat perang dunia kedua, tentara Nazi Jerman juga masuk ke wilayah Jabar, di antaranya di kawasan Lido, daerah perbatasan antara Bogor dan Sukabumi.

"Terbukti, di kawasan itu, tepatnya di Cisaat, terdapat kuburan tentara Nazi," ungkap Dedi.

Tidak hanya itu, di daerah perkebunan karet Cipetir, Kabupaten Sukabumi, terdapat pabrik penghasil getah perca yang digunakan sebagai isolator kabel telegraf bawah laut Transatlantik pada abad ke-19.

Setelah melewati jalur Cipetir, lanjut Dedi, wisatawan juga akan disuguhi terowongan Lampegan yang berlanjut hingga Situs Gunung Padang sebagai cagar cagar budaya di Kabupaten Cianjur.

Semua paket wisata yang akan ditawarkan tersebut sudah dibahas secara serius dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebagai pihak fasilitator. Dedi meyakinkan, mulai Maret 2020 mendatang, sejumlah wisatawan asal Belanda rencananya akan menikmati paket wisata kereta api tersebut.

"Tujuannya, kita ingin mengungkap bahwa kereta api yang melewati jalur-jalur pedalaman di Jabar kaya dengan sejarah. Kelebihan ini akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan asing," katanya.

"Tentu paket ini disiapkan untuk wisatawan asing dari kawasan Eropa, termasuk Asia, dan lainnya. Ini kan salah satu upaya meningkatkan kunjungan wisatawan dari Eropa, seperti dari Belanda, Jerman, hingga Inggris. Namun, wisatawan lokal juga tetap prioritas," sambung Dedi.

Dedi mengakui, selama ini, jumlah wisatawan asal Eropa yang berkunjung ke Jabar belum optimal. Dia menyebutkan, selama ini, kunjungan wisatawan di Jabar masih didominasi wisatawan dari Australia, China, dan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara.

Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) asal Eropa ke Indonesia pada Januari-September 2019 mengalami penurunan dibandingkan dengan periode yang sama 2018 sebanyak 0,11 persen atau dari 1.566.900 wisman pada 2018 menjadi 1.565.200 wisman pada 2019.

Sementara itu, kunjungan wisman Amerika ke Indonesia pada Januari-September 2019 sebanyak 482.500 orang atau mengalami kenaikan sebanyak 12,93 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2018, yakni sebanyak 427.200 orang.

Pada Desember 2019, wisatawan didominasi warga Malaysia sebanyak 60,89 persen disusul Singapura sebanyak 23,27 persen. Sedangkan jumlah wisatawan asal India dan Amerika serikat sebanyak 0,99 persen dan wisatawan asal Tiongkok 0,82 persen.

Jumlah wisatawan asal Australia sendiri sebanyak 0,82 persen, disusul Jepang 0,75 persen dan Korea Selatan 0,50 persen. Sementara posisi buncit ditempati wisatawan asal Inggris sebanyak 0,34 persen dan 10 persen sisanya berkategori lainnya.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.2711 seconds (0.1#10.140)