CBA Minta Jokowi Tindak Tegas Dugaan Mafia Migas di Pertamina EP

Senin, 24 Februari 2020 - 12:08 WIB
CBA Minta Jokowi Tindak Tegas Dugaan Mafia Migas di Pertamina EP
Foto/SINDONews/Dok/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Center for Budget Analysis (CBA) meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menindak tegas mafia migas yang diduga bermain kotor di tubuh anak usaha Pertamina, yakni Pertaminan EP.

Direktur CBA Uchok Sky Khadafi mengatakan, Jokowi bisa menginstruksikan Menteri BUMN Erick Thohir untuk memberhentikan Dirut Pertamina Nicke Widyawati.

Selain itu, kata Ucok, Jokowi juga bisa memerintahkan KPK membongkar dan membersihkan praktik mafia di Pertamina EP yang bermain di sektor hulu minyak dan gas (migas) ini.

"Kelakuan oknum-oknum ini layaknya penguasa. Menganggap dia "pemilik" Pertamina karena dengan bebas bisa mengatur sejumlah proyek "basah" kegiatan eksplorasi dan produksi migas," kata Ucok dalam keterangan tertulisnya, Senin (24/2/2020).

Contoh kasus ada dugaan mafia di tubuh Pertamina, ujar Ucok, proyek jual beli gas dari kilang Pertamina Hulu Energy West Madura Offshore senilai USD340,46 juta yang ditangani KPK.

Atau kasus yang ditangani Polri, yakni Manajemen Proyek Pengeboran Terpadu (MPPT) senilai USD34.356.621 atau setara Rp408 miliar. Dalam dua kasus itu, menunjukkan ada mafia yang bersemayam di Pertamina EP.

"CBA melihat praktik permainan proyek oleh oknum Pertamina EP sudah mendarah daging. Oknum Pertamina EP ini memiliki kedekatan dengan beberapa kontraktor, dan mengistimewakan mereka dalam tender," ujar dia.

Menurut Ucok, ada beberapa oknum Pertamina EP yang bermitra bisnis dengan Kontraktor. Bahkan menjadi pemegang saham perusahaan tersebut. Untuk menutupi aksinya agar tidak tercium pihak berwenang, oknum Pertamina EP ini menggunakan nama anggota keluarganya.

"Cara bermain mafia di Pertamina EP ini sangat canggih. Mereka membuat perusahaan "penyamaran" guna merampok duit negara lewat proyek Pertamina. Sebagai contoh nama perusahaan yang dipakai untuk mendapatkan proyek adalah PT PE dan PT IPP," tutur Ucok.

Ucok mengungkapkan, mafia yang bersemayam di Pertamina EP ini biasanya membuat perusahaan penyamaran dua sampai tiga tahun, kemudian digantikan dengan perusahaan penyamaran baru. Hal itu dilakukan guna menutupi praktik busuknya.

"Sebagai informasi, oknum-oknum mafia ini mereka biasa ngumpul di sebuah Resto SG yang berlokasi di Senopati. Sudah menjadi ritus bagi mereka, selesai jam ngantor, mereka makan-makan sambil bagi-bagi proyek," ungkap Ucok.

Ucok menyayangkan Dirut Pertamina Nicke Widyawati terkesan membiarkan permainan kotor mafia di Pertamina EP tersebut. Padahal, pada 2020 ini, Pertamina EP kebanjiran proyek. "Sebanyak 47 tujuh proyek hulu migas diserahkan Nicke kepada Pertamina EP," tandas Ucok.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.7755 seconds (0.1#10.140)