Membangun Digitalisasi KPR untuk Hunian Ramah Milenial

Jum'at, 21 Februari 2020 - 09:56 WIB
Membangun Digitalisasi KPR untuk Hunian Ramah Milenial
Bank BTN membidik pangsa pasar milenial dengan menghadirkan aplikasi BTN Properti Mobile. Foto/SINDOnews/Arif Budianto
A A A
BANDUNG - Digitalisasi kredit pemilikan rumah (KPR) oleh perbankan mendorong tumbuhnya rasio kepemilikan rumah bagi kalangan milenial, di tengah masih besarnya ceruk properti di Indonesia.

Hingga kini diperkirakan masih ada jutaan rumah tangga Indonesia yang belum memiliki rumah sendiri. Bahkan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebut, sekitar 81 juta orang diantaranya, adalah generasi milenial. Angka tersebut setara 31% dari jumlah populasi di Indonesia.

Sayangnya, tren pertumbuhan kepemilikan rumah belum begitu menggembirakan. Di Jakarta misalnya, kota dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tertinggi di Indonesia, pertumbuhan kepemilikan rumah hanya sebesar 2,82%. Sementara angka backlog perumahan akibat tidak siembangnya pasokan (supply) dan permintaan (demand) terus meningkat, mencapai 7,6 juta unit pada 2019.

Artinya, ceruk pasar properti masih cukup menggairahkan. Apalagi, bila dikaitkan dengan bonus demografi Indonesia pada 2030 yang bakal didominasi kalangan milenial. Saat ini, rasio penduduk milenial terhadap total populasi 3:1. Artinya, setiap tiga orang penduduk Indonesia, satu diantaranya adalah milenial.

Di sisi lain, generasi milenial memiliki orientasi sendiri. Mereka lebih suka menggunakan penghasilannya untuk kebutuhan lifestyle seperti rekreasi, kuliner, serta memenuhi kebutuhan konsumtif lainnya. Gaya hidup ini dikhawatirkan melupakan kebutuhan mereka memiliki rumah sendiri.

Menurut Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Jawa Barat Joko Suranto, pangsa pasar milenial harus mulai dibidik sejak saat ini. Tak hanya karena potensinya yang besar, tetapi juga mempertimbangkan adanya perubahan orientasi milenial.

Mayoritas milenial memandang lifestyle menjadi kebutuhan dasar dalam memanfaatkan penghasilannya. Sehingga, perlu strategi ramah, mengajak milenial menyisihkan sebagian penghasilannya untuk kebutuhan perumahan.

"Kita harus ajak mereka segera memikirkan punya rumah, atau memanfaatkan penghasilannya untuk sesuatu yang lebih bermanfaat," kata Joko.

Kendati begitu, menggarap pangsa pasar milenial tidaklah mudah. Perbankan harus membuat terobosan baru terkait produk atau layanan agar mudah diakses dan ramah terhadap milenial. Terutama mendekatkan mereka dengan akses internet dan praktis.

Joko Suranto menyebut, digitalisasi perbankan adalah keniscayaan. Apalagi digitalisasi itu mendorong masyarakat, terutama milenial lebih mudah mengakses KPR. Mereka akan mencari informasi rumah di dunia maya terkait lokasi, harga, dan akses transportasi.

Di Jawa Barat, digitalisasi perbankan untuk KPR diperkirakan baru mendongkrak pangsa pasar milenial antara 5 hingga 10%. Kendati masih kecil, angka itu cukup baik dalam rangka mendorong milenial mendapatkan akses perumahan secara mudah dan praktis.

"Kalau sektor properti tumbuh, ekonomi kita juga akan bergerak. Sektor properti ini kan menyumbang 35% terhadap pertumbuhan ekonomi. Karena di dalamnya menyangkut 174 industri ikutan lainnya, seperti genteng, mebel, bata, kaca, cat, kayu, tukang, dan lainnya. Mereka akan berkembang, ketika properti tumbuh," imbuh dia.

Digitalisasi KPR

Pemerhati Startup, E-commerce, dan Fintech Sharing Vision yang juga pengajar SBM ITB Nur Javad Islami menyebutkan, ke depan mereka yang akan menjadi pemenang adalah yang bisa menggabungkan ekosistem people and think dalam suatu economic atau social value chain yang bermanfaat bagi manusia.

Menurut dia, membangun ekosistem digital KPR sangat tepat di tengah akses masyarakat terhadap internet yang bakal terus naik. Hampir 100% wilayah di Indonesia saat ini telah ter-cover jaringan telekomunikasi dengan dominasi jaringan 4G. Kesiapan jaringan ini menjadi faktor pendukung bagi Indonesia memasuki era borderless world secara masif. Pasar seluler di Indonesia hingga tahun 2023 diprediksi mencapai angka Rp182 triliun dengan penetrasi smartphone sekitar 92%.

“Tingginya penetrasi jaringan telekomunikasi ini, mau tidak mau menuntut perkembangan mobile application dalam mendukung online lifestyle. Sehingga perusahaan mesti berlomba menerapkan agile transformation untuk menghadirkan aplikasi terbaik di bidangnya,” kata dia.

Banyak perusahaan yang awalnya menggunakan website, kini merambah ke layanan aplikasi (mobile App). Inovasi aplikasi juga terus bermunculan, hampir mewakili semua bidang kehidupan. Bahkan Indonesia menjadi negara nomor lima dunia yang menghasilkan startup.

Pada awal 2019, terdapat sekitar 1.500 aplikasi dan tumbuh hampir tiga kali lipat pada akhir 2019 menjadi sekitar 4.000 aplikasi. Dari jumlah itu, satu startup berhasil menjadi decacorn dan empat unicorn. Tren ini diperkirakan bakal terus menjamur.

Orientasi membuat aplikasi tak lagi sekadar bisnis semata, tetapi juga membangun ekosistem yang memberi kemudahan kepada masyarakat. Salah satunya, ekosistem digital yang diperkenalkan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Bank ini membuat aplikasi properti yang memudahkan calon pembeli mendapatkan rumah, membuat perencanaan, dan memperoleh akses KPR.

BTN Properti Mobile, telah memulai langkah penting mendorong milenial memiliki rumah. Kendati saat ini masih sebatas memindahkan dari offline ke online sistem, namun ke depan bisa dibuat sistem KPR yang lebih ramah milenial. Misalnya membuat skema peer to peer housing. Dengan cara itu, milenial bisa mempersingkat waktu memiliki rumah melalui sistem investasi bersama.

"Peer to peer housing ini misalnya, ada rumah di lokasi A seharga Rp100 juta. Dibuka tiket untuk 10 orang, jadi masing-masing investasinya Rp10 juta. Investasi milik investor lainnya itu bisa dibeli, ketika salah satu investor sudah punya uang," jelas Nur.

Menurut dia, aksi korporasi Bank BTN melalui BTN Properti Mobile sangat luar biasa. Apalagi bila dibangun sistem peer to peer housing. Sebuah model investasi aman dan menjamin kebutuhan hunian yang ramah milenial. "Jadi ini membuka opsi bagi mereka yang ingin punya rumah tetapi belum mampu membelinya secara langsung," imbuh dia.

Aplikasi Ramah Milenial

Digitalisasi Bank BTN dibangun untuk memberi kemudahan bagi calon debitur agar mendapatkan gambaran, simulasi, dan unit properti secara digital. Bahkan, mereka bisa melakukan proses pengajuan dan memilih unit. BTN Properti Mobile yang diluncurkan sejak Oktober 2018 itu, telah menjadi aplikasi pionir KPR di Indonesia.

Aplikasi yang juga tersedia dalam bentuk website ini, memiliki fitur lengkap dan berbagai kemudahan. Pada 2019 lalu, setidaknya terdapat 1.800 developer yang bekerjasama. Di dalamnya terdapat lebih dari 500.000 properti yang ditawarkan. Juga terdapat fitur konsultasi, perhitungan harga properti, simulasi KPR, bahkan bisa mengetahui harga pasaran perumahan di tempat Anda tinggal.

Menariknya, bank plat merah ini juga menyediakan fitur 4D Tour Services. Fitur ini memudahkan calon debitur melihat unit rumah tanpa harus ke lokasi. Setelah pengajuan kredit dilakukan, debitur juga bisa memantau status permohonan kredit melalui handphone.

Layanan digital yang dibuat Bank BTN menjadi terobosan penting bagi masyarakat, di tengah tuntutan akses yang serba cepat. Aplikasi ini menjadi solusi di tengah kesibukan generasi milenial. Sehingga mereka tetap bisa membuat perencanaan KPR untuk investasi masa depannya.

Direktur Utama Bank BTN Pahala N Mansury mengatakan, menjadi komitmen BTN terus berinovasi menyediakan hunian yang mudah diakses dan terjangkau oleh masyarakat Indonesia.

BTN Properti Mobile, kata dia, adalah jawaban perseroan dalam memberi kemudahan akses bagi nasabah, terutama dalam membidik kalangan milenial. Bahkan, perseroan tahun ini mengalokasikan dana hingga Rp500 miliar untuk meningkatkan digitalisasi di Bank BTN.

BTN Properti Mobile telah didesain instant approval. Yaitu lima hari untuk persetujuan dan satu hari pencairan. Semua prosesnya bisa dilakukan secara online, tanpa harus datang ke kantor cabang.

Yang menarik, tak hanya memberi kemudahan dalam mengajukan KPR, perseroan juga memberikan suku bunga menarik sebesar 6,99% fixed dua tahun untuk program BTN Solusi. Program ini bisa digabungkan dengan program KPR BTN lainnya, seperti KPR Gaeesss.

KPR Gaeess dibuat khusus untuk pasar milenial ini hanya membutuhkan uang muka atau DP minimal 1%, namun khusus untuk debitur KPR rumah pertama. Program ini bisa digabung dengan KPR Zero, di mana debitur bisa mendapatkan cuti membayar utang pokok hingga dua tahun. Sedangkan untuk jangka waktu cicilan, debitur bisa memperoleh tenor 20 hingga 30 tahun.

Bank BTN juga memberikan diskon biaya provisi maupun administrasi sebesar 50%. Biaya-biaya proses KPR tersebut akan dimasukkan dalam plafon kredit, sehingga tidak membebani milenial dalam mempersiapkan uang muka.

Sejak diluncurkan pada 2018 lalu, BTN Properti Mobile telah mendapatkan respons di platform Play Store. Setidaknya ada 2.000 komentar warganet atas aplikasi ini.

Salah satu kutipan warganet berasal dari account bernama WR Siregar. "Aplikasi yang sangat membantu mencari rumah idaman masa depan. Cocok untuk generasi milenial saat ini. Dan memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Lima bintang bersinar untuk aplikasi ini".
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.5801 seconds (0.1#10.140)