BI Yakin Dampak Virus Corona Terhadap Ekonomi Jabar Tidak Signifikan

Kamis, 20 Februari 2020 - 15:24 WIB
BI Yakin Dampak Virus Corona Terhadap Ekonomi Jabar Tidak Signifikan
Kepala BI KPw Jawa Barat Herawanto. Foto/Arif Budianto
A A A
BANDUNG - Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan wilayah Jawa Barat meyakini, dampak virus Corona tidak akan berdampak signifikan terhadap ekonomi Jabar, kendati banyak tantangan yang mesti dilakukan agar ekonomi tetap tumbuh terjaga.

Kepala BI KPw Jawa Barat Herawanto optimistis ekonomi Jabar pada 2020 bisa tetap terjaga di angka minimal 5%, kendati pertumbuhan ekonomi 2019 tercatat turun cukup dalam menjadi 5,06%. Padahal, proteksi 2019 bisa di angka 5,2 hingga 5,6%.

"Tahun ini kami optimistis tetap akan tumbuh, setidak tidak di bawah 5%. Beberapa yabg akan mendorong misalnya turunnya dana bansos. Kemudian pada lebaran, konsumsi akan tumbuh. Ini akan mejadi engine pertumbuhan ekonomi Jawa Barat," katanya, Kamis (20/2/2020).

Kendati begitu, ekonomi Jabar akan menghadapi tantangan berat, terkait dampak virus Corona. Penyebabnya, industri manufaktur Jabar masih mengandalkan impor bahan baku dan mesin dari China. Terutama industri tekstil dan produk tekstil (TPT). (Baca juga; BI Jabar Waspadai Dampak Ekonomi Akibat Virus Corona )

Dia mengakui, China sudah menjadi negara strategis bagi sejumlah negara seperti Indonesia. Dia berharap, virus Corona tidak berdampak signifikan terhadap ekonomi China. Harapannya, ekonomi China tetap terjaga di angka 6%, sehingga memberi dampak positif bagi ekonomi dunia.

"Kami berharap, industri di China cepat melakukan recovery. Tapi kita harus tahu, ini bukan soal struktural, tapi karena masalah pasokan saja. Mungkin semester pertama impor bahan baku akan sedikit terganggu. Tapi akan reborn pada semester 2," jelasnya.

Kendati begitu, sembari menunggu China recovery, sejumlah industri dalam negeri telah mencari cadangan impor dari negara lain. Walaupun untuk bahan baku tekstil, sedikit kesulitan lantaran negara lain juga mengandalkan China.

"Penanganan kami memang tidak ekslusif terhadap Corona, tapi kami tetap melihat potensi dampaknya. Karena ekonomi kita yang terbuka, pasti akan terkena dampaknya. Apalagi ekspor impor kita tinggi. Kami selalu memonitor kondisi global akibat Corona ini. Kebijakan paling utama adalah menjaga nilai rupiah. Kami melonggarkan moneter, agar ekonomi terus tumbuh," tuturnya.

Selain itu, jelas Herawanto, industri pariwisata Jawa Barat tidak akan terpengaruh signifikan terhadap Jawa Barat, menyusul pembatasan penerbangan dari China. Hal itu karena wisata jabar 95% berasal dari wisatawan nusantara dan 5% wisatawan mancanegara.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.6294 seconds (0.1#10.140)