Pemanfaatan Tanaman Herbal Belum Optimal, Baru 283 Spesies Terdaftar BPOM

Kamis, 20 Februari 2020 - 11:00 WIB
Pemanfaatan Tanaman Herbal Belum Optimal, Baru 283 Spesies Terdaftar BPOM
Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handoko mengatakan, potensi tanaman herbal belum dimanfaatkan secara optimal di Indonesia. SINDOnews/Haryudi
A A A
BOGOR - Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handoko mengatakan, potensi tanaman herbal belum dimanfaatkan secara optimal di Indonesia. Untuk itu, LIPI bersama dengan para akademisi dan industri terus berupaya melakukan pengembangan obat herbal guna mewujudkan kemandirian obat Indonesia.

Padahal, 80% tanaman herbal (tumbuhan untuk pengobatan) dunia tumbuh di Indonesia. Bahkan dari 28.000 spesies tanaman yang sudah teridentifikasi baru 1.845 spesies sebagai tanaman obat. (Baca juga; Pakar ITB Rekomendasikan 10 Tanaman Obat Kanker )

“Namun, baru 283 spesies yang secara resmi terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebagai obat dan telah digunakan masyarakat,” katanya dalam Seminar Drug Discovery and Development in Indonesia: From Biodiversity to Medicine di Auditorium Pusat Pemanfaatan dan Inovasi IPTEK LIPI, Jalan Raya Bogor KM 46, Cibinong, Kabupaten Bogor, Rabu (19/2/2020)

Kepala Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, Puspita Lisdiyanti menambahkan, potensi keanekaragaman hayati Indonesia untuk bahan baku obat harus terus dikembangkan. Mengingat sebagian besar bahan baku obat di Indonesia masih diimpor dari luar negeri.

"Sementara kebutuhan penduduk dunia terhadap terhadap obat-obatan alami sangat tinggi. Hal ini merupakan peluang yang sangat baik bagi industri obat herbal terstandar Indonesia untuk menggunakan tanaman obat sebagai bahan bakunya," jelasnya.

Seminar ini juga dihadiri para narasumber dari peneliti maupun perusahaan multinasional dan nasional di bidang penemuan dan pengembangan obat baru. Diantaranya Director of Research & Development PharmaMar, Spanyol,; Director of Business and Scientific Development PT. Dexa Medica; Director of Corporate Creative and Innovation Martha Tilaar Group; juga perwakilan dari BPOM, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3273 seconds (0.1#10.140)