Diterpa Isu Corona, Tantangan Bisnis Logistik di Indonesia Semakin Berat

Rabu, 19 Februari 2020 - 22:40 WIB
Diterpa Isu Corona, Tantangan Bisnis Logistik di Indonesia Semakin Berat
Wayan Wardhana (keempat dari kiri) kembali terpilih sebagai Ketua DPW Asperindo Jabar dalam Muswil X Asperindo Jabar di Hotel Intercontinental Bandung, Rabu (19/2/2020). Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Bisnis logistik di Indonesia tengah menghadapi sejumlah tantangan berat, mulai dari perlambatan ekonomi, keberpihakan pemerintah yang belum maksimal hingga isu virus corona yang berdampak langsung terhadap kegiatan bisnis.

Hal itu diungkapkan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) Jawa Barat seusai Musyawarah Wilayah (Muswil) X Asperindo Jabar di Hotel Intercontinental Bandung, Rabu (19/2/2020).

Menurut Wayan, berbagai tantangan yang tengah dihadapi para pelaku bisnis logistik di Indonesia, termasuk di Jabar mengancam keberlangsungan perusahaan jasa pengiriman logistik. Kondisi tersebut dikhawatirkan berimbas pada pemutusan hubungan kerja (PHK) ribuan tenaga kerja yang menggantungkan hidupnya pada bisnis padat karya ini. "Jika bisnis logistik mati, sekitar 20.000-30.000 karyawan (di Jabar) akan kehilangan pekerjaan," sebutnya.

Wayan menjelaskan, tantangan terberat bisnis logistik saat ini adalah keberpihakan pemerintah, baik pusat maupun daerah yang dinilai belum maksimal. Terlebih, hingga saat ini, bisnis logistik di Indonesia belum memiliki payung hukum yang jelas dan spesifik terkait tata kelolanya.

Kondisi tersebut berimbas persaingan bisnis logistik yang cenderung tidak sehat di tengah perlambatan ekonomi yang kini dihadapi Indonesia. Dia mencontohkan, Badan Usaha Milik Nasional (BUMN) kini berlomba-lomba merebut pangsa pasar jasa pengiriman logistik ritel. Padahal, perusahaan jasa pengiriman logistik selama ini bertahan dengan mengandalkan ritel.

"BUMN janganlah bermain di ritel karena itu ranah kami. Jika dibiarkan, nantinya akan timbul hukum rimba dan akan saling makan satu sama lain," katanya.

Wayan pun meminta, pemerintah daerah memberikan perhatiannya terhadap kegiatan dan pengembangan bisnis logistik. Dia berharap, setiap kebijakan yang berdampak terhadap bisnis logistik dipertimbangkan secara matang dengan meminta masukan langsung dari para pelaku bisnis logistik.

"Di Jawa Barat sendiri, kami tidak pernah diajak bicara soal pemindahan angkutan kargo dari (Bandara) Husein (Sastranegara) ke Kertajati (Bandara Internasional Jawa Barat). Padahal, itu dampaknya sangat besar bagi kami," beber Wayan.

Di tengah beratnya tantangan tersebut, lanjut Wayan, bisnis logistik di Indonesia kini mendapat ancaman besar menyusul wabah virus corona (covid-2019) di China yang dampaknya sudah mulai dirasakan perusahaan jasa pengiriman logistik menyusul pembatasan impor produk China ke Indonesia.

Menurutnya, dampak virus corona berimbas langsung ke Indonesia karena banyak produk di Indonesia berasal China, mulai dari pakaian, gadget, barang rumah tangga, dan alat perlengkapan lainnya hingga impor bahan baku.

"Dampak virus corona sudah mulai dirasakan, kami memperkirakan terjadi penurunan sekitar 20 sampai 30 persen," sebut Wayan seraya mengatakan, para pelaku bisnis logistik di Tanah Air kini berupaya mengoptimalkan jasa pengiriman logistik di pasar domestik, agar bisa tetap bertahan.

Meski dihadapkan sejumlah tantangan berat, menurut Wayan, perusahaan jasa pengiriman logistik, khususnya di Jabar tetap optimistis. Sebab, Jabar menjadi sentra kegiatan ekonomi nasional dengan kontribusi mencapai 30 persen.

"Kami pengusaha lokal tetap optimistis. Tapi, kami juga butuh perhatian pemerintah, agar kami bisa tetap bertahan," katanya.

Muswil X Asperindo Jabar
Disinggung soal kegiatan Muswil, Wayan menjelaskan, Muswil digelar untuk membahas kebijakan perusahaan jasa pengiriman dan ajang silaturahmi serta sharing terkait perkembangan jasa pengiriman di era revolusi industri 4.0. Selain itu, dalam muswil juga dilaksanakan pemilihan anggota dan ketua untuk periode mendatang.

"Di era percepatan digital seperti sekarang, kolaborasi di antara sesama anggota dalam menghadapi perubahan industri logistik di era industri 4.0 sangatlah diperlukan, maka dari itu diharapkan para anggota dapat turut melakukan percepatan teknologi tersebut," katanya.

Menurutnya, strategi jasa pengiriman logistik sangat dipengaruhi oleh teknologi yang dapat mendukung aktivitas para pelaku jasa pengiriman logistik. Oleh karena itu, Asperindo Jabar pun melakukan penandataganan memorandum of understanding (MOU) dengan Easy GO.

"Ini merupakan kerja sama kemitraan untuk pemasangan GPS pada armada anggota yang dilengkapi dengan aplikasi manajemen kendaraan operasional sebagai kontrol perusahaan terhadap armadanya," katanya.

Untuk diketahui, dalam Muswil X Asperindo Jabar tersebut Wayan Wardhana terpilih kembali menjadi Ketua DPW Asperindo Jabar periode 2020-2024. Seluruh anggota Asperindo Jabar pun diharapkan terus bekerja mewujudkan program-program kerjanya, bukan hanya untuk Asperindo, namun juga masyarakat luas.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.2063 seconds (0.1#10.140)