Penyuluh Pertanian dan Gapoktan Subang Dukung Keberhasilan Program Gratieks

Rabu, 19 Februari 2020 - 22:24 WIB
Penyuluh Pertanian dan Gapoktan Subang Dukung Keberhasilan Program Gratieks
Peserta pelatihan Penyuluh Pertanian Angkatan I yang digelar BBPP Lembang di BPP Sagalaherang, Subang, berkunjung ke packing house manggis Gapoktan Laksana Barokah yang sudah mampu ekspor. Foto/Dok.Humas BBPP Lembang
A A A
BANDUNG BARAT - Selain menjadi sentra padi, Kabupaten Subang juga ternyata merupakan sentra manggis yang berjuluk queen of fruits atau ratu buah-buahan di Jawa Barat.

Tercatat ada tujuh kecamatan yang menjadi sentra manggis di Subang, yakni Kecamatan Serang Panjang, Sagala Herang, Kasomalang, Cisalak, Tanjungsiang, Jalan Cagak dan Cijambe.

Guna mewujudkan program Kementerian Pertanian yaitu Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks) dan meningkatkan produktivitas manggis, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang menyelenggarakan pelatihan teknis bagi Penyuluh Pertanian Angkatan I.

Kegiatan yang berlangsung dari 17-19 Februari 2020, diselenggarakan di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Sagalaherang, Kabupaten Subang.

Penyuluh di Kecamatan Kasomalang, Subang, Ferry mengaku, banyak manfaat yang diperoleh dengan mengikuti pelatihan ini. Pengetahuan dan wawasan bertambah khususnya tentang agribisnis hortikultura. Seperti bagaimana panen manggis yang baik yang bisa diterima oleh pasar modern maupun ekspor.

"Pelatihan ini manfaatnya sangat positif dan banyak ilmu yang dapat kami sampaikan kepada anggota kelompok tani. Sehingga kami siap mendukung program Kementerian Pertanian yaitu Kostratani yang mendukung Program Gratieks demi mewujudkan pertanian yang maju, mandiri, dan modern," ucapnya dalam release yang diterima SINDOnews, Rabu (19/2/2020).

Melalui program Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostratani) yang dicanangkan oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, diharapkan bisa meningkatkan peran BPP untuk mendukung berbagai program di bidang pertanian, salah satunya Gratieks.

Penyuluh juga harus menjadi pendamping petani yang baik dalam peningkatan produktivitas manggis. Serta meningkatkan kualitas Good Handling Practices (GHP) agar dapat memenuhi kualitas untuk ekspor.

Selama berlatih tiga hari, para peserta memperoleh materi kelompok dasar, yaitu kebijakan pengembangan komoditas ekspor dan budaya kerja.

Sedangkan untuk materi kelompok inti, peserta memperoleh materi tentang kelembagaan petani, Good Handling Practices (GHP), mekanisme ekspor, mekanisme Kredit Usaha Rakyat (KUR), Focus Group Discussion (FGD) dan materi kelompok penunjang yaitu rencana implementasi.

“Kredit Usaha Rakyat juga penting dalam rangka membantu usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi yang produktif. Termasuk dari sektor pertanian, karena penyuluh dapat memfasilitasi petani agar mudah mendapatkan akses perbankan sehingga dapat memajukan peluang usaha bidang pertanian,” kata Kasie Pembiayaan dari Dinas Pertanian Kabupaten Subang Hendra.

Peserta pelatihan juga berkesempatan berkunjung ke packing house manggis milik Gapoktan Laksana Barokah pimpinan Asep Tasrip Hidayat yang sudah ekspor ke Cina dan Dubai sejak tahun 2016.

Gapoktan yang terdiri dari 100 anggota kelompok tani ini bisa mengekspor 300 ton manggis per musim panen melalui tiga eksportir yang telah menjalin kerja sama. Termasuk memasok penjualan ke pasar lokal dan pasar modern di berbagai wilayah.

“Gapoktan kami sudah registrasi kebun tahun 2017 sehingga itu modal kuat kami untuk mengekspor manggis dari wilayah Subang dan sekitarnya. Biasanya musim panen manggis di Subang dari bulan November hingga Maret-April," terang Asep.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.6315 seconds (0.1#10.140)