Pergerakan Tanah Rusak 23 Rumah di KBB, BPBD Minta Warga Mengungsi

Selasa, 18 Februari 2020 - 18:52 WIB
Pergerakan Tanah Rusak 23 Rumah di KBB, BPBD Minta Warga Mengungsi
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB, Duddy Prabowo. SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Sebanyak empat rumah mengalami rusak berat akibat bencana pergerakan tanah di Kampung Gadung RT 05/05, Desa Cintaasih, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB) . Tidak hanya itu pergerakan tanah yang terjadi sejak Senin (17/2/2020) ini juga mengakibatkan 19 rumah lainnya mengalami rusak ringan dan 13 rumah lainnya terancam.

"Ya, kami sudah menerima laporan kejadian pergerakan tanah di Kampung Gadung RT 05/05, Desa Cintaasih, Kecamatan Cipongkor. Hasil pendataan sementara pergerakan tanah itu jenisnya rayapan," terang Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB, Duddy Prabowo, Selasa (18/2/2020).

Duddy menyebutkan akibat bencana ini ada sebanyak 23 kepala keluarga harus mengungsi karena rumahnya rusak dan khawatir roboh. Mereka mengungsi ke rumah kerabat terdekat, sambil menunggu kondisi aman. Bencana gerakan tanah dipicu curah hujan tinggi yang sehingga menyebabkan bobot massa lereng bertambah dan kuat gesernya menurun.

Kejadian pergeseran tanah ini, lanjut Duddy, sebelumnya pernah terjadi di lokasi yang sama pada 2019. Penyebabnya karena sifat fisik batuan/tanah yang kurang padat, serta penataan drainase yang tidak kedap air, sehingga mengakibatkan limpasan air hujan yang sebagian besar meresap ke dalam tanah menjadi jenuh air.

Menurut dia tanah lapukan yang menumpang di atas batuan yang lebih kedap air dengan kelerengan yang relatif landai, berpotensi jika hujan lebat terjadi gerakan rayapan tanah rayapan. Untuk itu, warga harus tetap meningkatkan kewaspadaan mengingat saat ini curah hujan sedang tinggi. "Kami sudah menerjunkan petugas ke lokasi dan meminta warga untuk tidak dulu kembali ke rumah jika hujan deras turun," imbuhnya.

Menyikapi banyaknya terjadi bencana alam di KBB dalam beberapa hari terakhir, Bupati Bandung Barat, Aa Umbara Sutisna mengatakan, semua kejadian itu disebabkan banyak faktor. Salah satunya bisa saja terjadi karena masyarakat kerap membuang sampah sembarangan dan di perumahan tidak ada penghijauan atau saluran air yang memadai. Ketika hujan turun tidak ada penahan air dan akhirnya mengalir ke permukiman.

"Bencana ini disebabkan banyak faktor, dan kadang-kadang karena ulah manusia. Untuk kerugian sekarang masih didata, termasuk penetapan status siaga darurat bencana, karena akan saya rapatkan dulu dengan BPBD," tuturnya.(Baca juga; Warga Terdampak Pergerakan Tanah dan Longsor di Gununghalu Masih Trauma )
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.5041 seconds (0.1#10.140)