Prof Nunung Nuryantono: Wabah Virus Corona Pengaruhi Ekonomi Indonesia

Selasa, 18 Februari 2020 - 07:26 WIB
Prof Nunung Nuryantono: Wabah Virus Corona Pengaruhi Ekonomi Indonesia
Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB University Prof Nunung Nuryantono mengatakan, virus Corona yang mewabah di China dan sejumlah negara akan memberikan pengaruh signifikan terhadap perekonomian Indonesia. SINDOnews/Haryudi
A A A
BOGOR - Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB University Prof Nunung Nuryantono mengatakan, virus Corona yang mewabah di China dan sejumlah negara akan memberikan pengaruh signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Khususnya pada aspek perdagangan internasional yang merupakan salah satu penggerak ekonomi bangsa.

"Saya kira mau tidak mau virus Corona pasti akan mempengaruhi perekonomian kita. Karena perdagangan kita dengan Tiongkok itu relatif besar,” katanya saat Diskusi Terfokus Ekspor dan Impor di era Presiden Jokowi di Kampus IPB Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (17/2/2020).

Dia memaparkan pengaruh terhadap ekonomi Indonesia ini, bisa dilihat dengan hitungan seperti misalnya penurunan ekonomi China sekian persen dan Indonesia berapa persen. Terlebih dengan kejadian penyakit yang melebihi ekspetasi normal secara mendadak atau outbreak ini.

"Berarti itu kan kelihatan ekonomi kita juga akan kontraksi berkaitan dengan outbreak virus Corona itu. Kemudian sampai berapa lama, kita tidak bisa memastikan ya virusnya ini outbreak-nya ini bisa berhenti (kapan)," jelasnya.

Tak hanya itu, untuk saat ini, China merupakan mitra dagang utama, apabila dilihat dari 10 ekspor teratas, seperti minyak nabati, peralatan, karet, olahan karet dan yang lainnya. "Sehingga masing-masing memiliki kontribusi perdagangan besar ke China," jelasnya.

Menurutnya yang harus dilakukan pemerintah, adalah mitigasi yang jelas. Terlebih Indonesia juga punya pengalaman menghadapi outbreak di masa lalu seperti flu burung, SARS dan MERS.(Baca juga; BI Jabar Waspadai Dampak Ekonomi Akibat Virus Corona )

"Jadi ke depannya kita harus punya mitigasi yang jelas. Seandainya kontraksi eksternal itu tidak hanya semata-mata hanya karena perang dagang, tetapi juga karena adanya penyakit. Jadi mitigasinya harus jelas, karena kalau enggak kita akan terkaget-kaget nanti," ungkapnya.

Seperti diketahui, Pemerintahan Jokowi-Maruf Amin terus menggenjot investasi dan perdagangan internasional guna mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,3%, dengan Gross National Income (GNI) sebesar USD4.320 per kapita.

Dalam mencapai target itu, pemerintah harus berupaya mempercepat penyelesaian perjanjian dagang dengan berbagai negara, baik multilateral maupun bilateral.(Baca juga; Pemprov Hitung Dampak Wabah Corona terhadap Ekonomi dan Pariwisata Jabar )
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 4.0212 seconds (0.1#10.140)