Permainan Berbahaya, Sosiolog: Guru-Orang Tua Harus Tegas Melarang

Sabtu, 15 Februari 2020 - 12:01 WIB
Permainan Berbahaya, Sosiolog: Guru-Orang Tua Harus Tegas Melarang
Tiga remaja asing melakukan permainan dalam aplikasi daring yang berbahaya. Foto/Medsos
A A A
BANDUNG - Fenomena permainan dalam sebuah aplikasidalam jaringan (daring) prank Skull Breaker Challenge tengah digemari remaja di beberapa belahan dunia. Permainan itu dinilai berbahaya sebab bisa mencederai bahkan menyebabkan pelakunya kehilangan nyawa.

Betapa tidak, dalam beberapa video yang beredar, permainan berbahaya Skull Breaker Challengeitu dilakukan oleh tiga remaja di negara lain. Awalnya, mereka melompatbersama-sama.

Sesaat kemudian, dua remaja yang mengapit di samping kiri dan kanan menjegal kaki korban yang berada di tengah. Akibatnya, korban jatuh terjengkang dengan kepala bagian belakang membentur lantai dengan keras. Tampak dalam salah satu video, korban tak sadarkan diri.

Sosiolog dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Elly Malihah mengatakan, permainan semacam itu dilihat dari kacamata pendidikan tentu saja sangat tidak mendidik dan bukan sesuatu yang pantas ditiru. Sebaliknya harus dihindari.

Pendidikan mengajarkan anak yang baik untuk lebih baik dan anak yang kurang baik agar menjadi baik. Pendidikan proses belajar sepanjang hayat menuju kebaikan.

"Ya (permainan berbahaya) itu (Skull Breaker Challenge) sangat membahayakan. Karena itu lembaga pendidikan atau sekolah harus tegas mencegah budaya asing dan kebiasaan lain yang membahayakan tersebut," kata Elly kepada SINDOnews, Sabtu (15/2/2020).

Ely mengimbau para guru dan orang tua harus melarang permainan yang berbahaya Skull Breaker Challenge. "Masih banyak permainan lain yang lebih sehat dan membahagiakan," ujar dia.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.6072 seconds (0.1#10.140)