MUI Jabar Sebut Anggota ISIS asal Indonesia Sangat Berbahaya

Kamis, 13 Februari 2020 - 23:39 WIB
MUI Jabar Sebut Anggota ISIS asal Indonesia Sangat Berbahaya
Anggota kelompok ISIS. FOTO/DOK/SINDOnews
A A A
BANDUNG - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat mengapresiasi keputusan Pemerintah Republik Indonesia (RI) yang tak akan memulangkan anggota Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) asal RI dari Suriah.

"Kalau statmen secara nasional kan di MUI Pusat. Kalau boleh kami berpendapat, MUI Jabar mengapresiasi keputusan pemerintah itu (tak memulangkan anggota ISIS asal RI)," kata Sekretaris MUI Jabar Rafani Achyar, Kamis (13/2/2020).

Rafani mengemukakan, anggota ISIS asal RI lebih berbahaya daripada simpatisan atau pelaku terorisme yang masih berada di Indonesia. Pasalnya, para kombatan ISIS itu telah didoktrin sangat kuat di pemikiran mereka terkait perjuangan menegakkan khilafah dan aksi teror yang mereka sebut sebagai amaliah.

Hal itu, ujar Rafani, terbukti dari kerelaan mereka berangkat ke Suriah, meninggalkan semua yang ada di Indonesia, termasuk kewarganegaraan, untuk bergabung dengan ISIS dan berjuang untuk meraih surga sesuai pemahaman mereka.

"Ini lebih berbahaya dari teroris yang selama ini ditangkap di dalam negeri. Kan banyak (teroris) yang terpengaruh paham, mendukung, memfasilitasi, ada juga yang sudah melakukan pengeboman," ujar Rafani.

Sementara, para simpatisan atau orang-orang yang terpapar paham radikal dan terorisme yang masih tinggal di Indonesia, belum sampai berperang, mengangkat senjata seperti halnya anggota ISIS.

"Tapi yang ini (anggota ISIS asal Indonesia) sudah dibawa ke medan perang. Tentu doktrinya pasti lebih kuat, sudah di-brainwash (dicuci otak). Jadi di situ letak bahayanya," tutur dia.

Rafani menilai, keinginan para anggota ISIS asal Indonesia untuk kembali ke Tanah Air diakibatkan posisi mereka saat ini telantar, setelah ISIS kalah total di Suriah. Kelompok radikal tersebut diporak-porandakan oleh Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS).

Jika ISIS masih berjaya, ungkap Rafani, bukan tidak mungkin para anggota ISIS asal Indonesia tersebut akan memilih bertahan di Suriah hingga cita-cita mereka terwujud. "Mereka ini kan pengen pulang karena ISIS hancur. Kalau tidak hancur, mereka tidak akan itu mau pulang," ujar Rafani.

Ditanya seandainya pemerintah memulangkan anggota ISIS asal RI ke Tanah Air, Rafani mengatakan, sebaiknya mereka diasingkan terlebih dulu di pulau terpencil, jauh dari masyarakat. Selama dikarantina, mereka wajib menjalani proses deradikalisasi dan penanaman cinta tanah air, bangsa, dan negara.

"Kalau terpaksa dipulangkan, jangan disatukan dengan masyarakat dulu. Dideradikalisasi dulu di pulau terpencil misalnya," tandas Rafani.

Diketahui Presiden Joko Widodo menegaskan, Pemerintah Indonesia tidak akan memulangkan para WNI Eks ISIS dari Suriah. "Pemerintah tidak memiliki rencana untuk memulangkan orang-orang yang ada di sana, ISIS eks WNI," kata Jokowi di Istana Negara, Rabu 12 Februari 2020. (BACA JUGA: Presiden Jokowi Gunakan Istilah ISIS Eks WNI )

Dia menegaskan keputusan pemerintah untuk tidak memulangkan ISIS eks WNI demi keamanan 267 juta jiwa penduduk yang ada di Indonesia.

Saat ini, pemerintah tengah melakukan identifikasi terhadap 689 anggota ISIS asal Indonesia. Hal ini dilakukan untuk melakukan antispasi jika anggota ISIS tersebut mencoba masuk ke Indonesia.

"Saya perintahkan agar diidentifikasi satu per satu 689 orang yang ada di sana (Suriah). Nama, siapa, dan berasal dari mana. Sehingga data itu komplet. Sehingga cegah tangkal bisa dilakukan di sini kalau data itu dimasukkan ke Imigrasi," tutur Presiden. (BACA JUGA: Anggota ISIS Eks WNI Bisa Masuk ke Indonesia Secara Ilegal )
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.5505 seconds (0.1#10.140)