Pukul Siswa, Wakil Kepala SMAN 12 Kota Bekasi Dicopot

Kamis, 13 Februari 2020 - 20:53 WIB
Pukul Siswa, Wakil Kepala SMAN 12 Kota Bekasi Dicopot
Foto/SINDONews/Dok/Ilustrasi
A A A
BANDUNG - Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat resmi mencopot Idiyanto Muin oknum guru SMA Negeri 12 Kota Bekasi dari jabatannya sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan.

Sanksi tersebut dijatuhkan lantaran Idiyanto Muin melakukan pemukulan kepada siswanya. Aksi tak terpuji tersebut viral di media sosial.

Tindakan tegas yang diambil Disdik Jabar tersebut mengacu kepada Surat Keputusan (SK) Nomor 421/617/SMAN.12/BKS/XI/2019. Selain mencopot jabatan, Disdik Jabar juga mengecam keras tindakan yang dilakukan oknum guru bernama Idiyanto Muin itu.

"Disdik Jabar bertindak tegas dalam menanggapi kasus (pemukulan di SMAN 12 Bekasi) ini. Sudah tidak zamannya lagi melakukan kekerasan untuk membina siswa supaya menjadi benar," tegas Kepala Disdik Jabar, Dewi Sartika di Bandung, Kamis (13/2/2020).

Dewi menjelaskan, keputusan diambil berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (pasal 11).

Selain menolak pemukulan terhadap siswa, kata Dewi, Disdik Jabar juga mengecam tindakan oknum guru tersebut karena mencederai komitmen dalam menghadirkan sistem dan tata kelola pendidikan yang maju.

"Tentunya hal itu (pemukulan) mencederai dunia pendidikan, padahal kami sudah meluncurkan berbagai program peningkatan kualitas mental, termasuk (bagi) guru," katanya.

Berbagai program unggulan dalam memajukan dunia pendidikan Jabar melalui aset fundamental itu, lanjut Dewi, di antaranya diterapkan melalui program Jabar Masagi dan kampanye #SenyumKarena.

Dewi menuturkan, Jabar Masagi merupakan program yang digulirkan Pemprov Jabar untuk mendorong guru dalam mengembangkan pola ajar berbasis pendidikan karakter dan budaya atau kearifan lokal Jabar.

Tujuannya, dunia pendidikan Jabar bisa mencetak sumber daya manusia (SDM) berkualitas yang tidak hanya unggul di bidang akademik, tapi juga memiliki akhlak, spiritual, dan fisik yang mumpuni serta memiliki kemampuan untuk bisa belajar merasakan (surti/rasa), belajar memahami (harti/karsa), belajar melakukan (bukti), dan belajar hidup bersama (bakti/dumadi nyata).

Sementara sesuai namanya, kampanye #SenyumKarena mendorong aktivitas positif dimulai dari senyum dan berbagi kata-kata positif untuk menularkan kebahagiaan, mood, dan suasana yang positif.

Kampanye ini merupakan salah satu modul Jabar Masagi yang mendorong semua pihak di sekolah, mulai dari kepala sekolah, siswa, sampai penjaga sekolah, untuk mengingat sekaligus menulis pengalaman-pengalaman yang menggembirakan.

"Bentuk ekspresif adalah senyum. Misal, saya senyum karena melihat kamu cantik. Lebih mengekspresikan kegiatan dalam hati dengan sesuatu yang lebih positif, sehingga siswa lebih kreatif dan senang di sekolah," jelasnya.

"Dengan suasana yang positif di sekolah, semua akan lebih produktif, semangat, dan terinspirasi untuk melakukan kebaikan-kebaikan lain kepada sekitarnya," tambah Dewi.

Selain itu, Disdik Jabar juga mendorong sekolah untuk mengikuti dinamika zaman, menciptakan lingkungan yang mendukung aktivitas peserta didik, dan memiliki sarana-prasarana sekolah yang memadai lewat program Sekolah Ramah Anak.

Dengan adanya kasus pemukulan oleh oknum guru di SMA Negeri 12 Kota Bekasi, Dewi menegaskan bahwa Disdik Jabar pun meminta pihak sekolah untuk meminta maaf kepada peserta didik dan melakukan mediasi antara oknum guru dan peserta didik.

Peristiwa itu sekaligus menjadi evaluasi bagi sekolah dalam memberikan hukuman kepada murid. Dewi berharap, kasus tersebut menjadi tindakan terakhir yang mencoreng dunia pendidikan di Jabar.

"Kami terus fokus menggulirkan program peningkatan kemampuan mental baik terhadap siswa maupun pengajar atau guru," kata Dewi meyakinkan.

"Menjaga mental tentu sudah kami lakukan dengan berbagai program yang sudah dijelaskan tersebut untuk menjamin tidak adanya kekerasan lagi di kalangan pelajar. Saya tentu tidak lelah untuk mendorong para pengajar untuk menjaga mental mengajar dengan baik," tegasnya.

Dewi pun mengimbau seluruh guru di Jabar agar menciptakan suasana yang menyenangkan bagi siswa karena hal itu diyakini mampu melahirkan inovasi dan meningkatkan kreativitas siswa.

"Siapapun gurunya, harus jadi guru yang ngeunaheun (membuat nyaman) bagi siswa. Bisa jadi tempat curhat bila siswa sedang ada masalah, menjadi guru yang bisa diajak berdiskusi oleh anak-anak, namun tetap menjunjung etika yang harus selalu dijaga," tutur Dewi.

Sehingga, peran guru hari ini tidak hanya sebagai pengajar dan pemberi instruksi, tapi juga menjadi motivator, inisiator, dan fasilitator bagi siswa.

Sementara itu, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah III Casmadi mengatakan, pihaknya telah menginstruksikan oknum guru tersebut untuk membuat surat penyataan tidak mengulangi perbuatannya lagi dan bersedia dipindahtugaskan di luar provinsi/daerah serta tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Casmadi pun menegaskan, harus ada kerja sama dan koordinasi antara kepala sekolah dan guru di satuan pendidikan agar kasus pemukulan terhadap siswa tidak lagi terulang kembali di Jabar.

Sebelumnya diberitakan, oknum guru bernama yang memukuli lima murid di SMA Negeri 12 Kota Bekasi secara bertubi-tubi itu rupanya dikenal temperamen.

Bahkan, dia pernah ribut dengan guru lain sampai melempar kursi dan komputer dan tidak membuat nyaman para siswa dan guru di sana.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.6222 seconds (0.1#10.140)