Potensi Besar, Ekosistem Halal Nasional Perlu Dukungan Semua Pihak

Kamis, 13 Februari 2020 - 11:46 WIB
Potensi Besar, Ekosistem Halal Nasional Perlu Dukungan Semua Pihak
Diskusi Sawala Bincang Bersama Media Jawa Barat bertema Mendorong Ekosistem Halal Melalui Perbankan Syariah di Savoy Homann Bidakara Hotel, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (13/2/2020). Foto/Arif Budianto
A A A
BANDUNG - Ekosistem halal di Indonesia masih perlu dukungan dari semua pihak, dalam rangka memaksimalkan potensi halal yang belum tergarap maksimal. Pertumbuhan ekosistem halal, juga bakal mendongkrak pertumbuhan pangsa pasar perbankan syariah.

Bila dirunut, potensi halal masih cukup besar. Mulai dari halal food sebesar Rp2.300 triliun, Islamic fashion hingga Rp190 triliun, Islamic tourism mencapai Rp135 triliun, haji dan umrah sebesar Rp120 triliun, dan pendidikan berpotensi Rp40 triliun.

Potensi itu, juga belum mencakup seluruh pendapatan seperti Dana Pihak Ketiga (DPK), pembiayaan, dan transaksi bank lainnya yang berasal dari nasabah muslim. Kendati begitu, untuk memaksimalkan itu semua, perlu sinergi semua pihak.

Ketua Prodi Ekonomi Islam Universitas Padjadjaran (Unpad), Cupian mengatakan, ekosistem halal di Indonesia ini memiliki potensi yang luar biasa. Sayangnya, industri keuangan syariah dan industri halal masih berjalan masing-masing (belum terintegrasi) sehingga belum memiliki kontribusi terhadap pendapatan negara.

Perbankan syariah juga dinilai belum optimal menggarap peluang penyaluran pembiayaan ke industri halal, termasuk para pelaku usaha berbasis syariah yang bergerak di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). (Baca juga; Wapres Ma'ruf Amin Berharap Ekspor Produk Halal Meningkat )

“Diperlukan sinergitas ekosistem halal yang terintegrasi sehingga dapat menggerakkan lebih banyak pihak,” kata Cupian dalam acara Sawala Bincang Bersama Media Jawa Barat bertema Mendorong Ekosistem Halal Melalui Perbankan Syariah di Savoy Homann Bidakara Hotel, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Kamis (13/2/2020).

Dukungan dan sinergi antar pihak, kata dia, setidaknya bisa dimulai dari hal kecil, yang hingga saat ini masih menjadi tantangan bagi perbankan syariah. Misalnya terkait transaksi antar bank yang melibatkan bank syariah dan bank konvensional. Apakah bisa dipertanggungjawabkan kehalalnya.

"Misalnya terkait transfer antar bank dari konvensional ke bank syariah. Apakah bisa dijaga ekosistem halalnya. Itu harus menjadi konsen kita. Karena jaminan halal sangat dibutuhkan untuk menjaga integritas lembaga keuangan halal. Tapi kita bersyukur, sekarang sudah ada sertifikat halal," bebernya.

Direktur Utama Bank BJB Syariah Indra Falatehan mengatakan, industri keuangan syariah yang dikembangkan dalam bentuk perbankan syariah, asuransi, dan bentuk-bentuk layanan keuangan syariah non-bank lainnya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Industri jasa keuangan syariah dengan volume usaha dan kekuatan permodalan kecil memiliki keterbatasan untuk meningkatkan daya saing.

Untuk itu, kata Indra Falatehan, Bank BJB Syariah bekerja sama dengan berbagai pihak dalam rangka meningkatkan dan mendorong ekosistem halal. Salah satunya dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaran Ibadan Haji (BPS-BPIH), Bank Penerima Setoran Biaya Perjalanan Ibadah Umrah (BPS-BPIU), serta Kemeterian Pariwisata.

Pemimpin Divisi Penyelamatan dan Penyelesaian Pembiayaan Bank BJB Syariah Asep Syarifudin, mengatakan bahwa BJB Syariah memiliki strategi untuk pengembangan industri halal ini. Sejumlah strategi itu salah satunya berupa inovasi produk, mempermudah akses produk dan layanan, serta meningkatkan promosi dan literasi industri halal.

“Meski demikian masih banyak tantangan yang dihadapi untuk memperkuat ekosistem halal tersebut. Penguatan literasi, sinergi, dan kolaborasi yang dilakukan dengan berbagai pihak diharapkan akan memperkuat keuangan syariah,” kata Asep Syarifudin. (Baca juga; Lima Koppontren Unggulan Jabar Bakal Ikut Pameran Halal di Turki )

Sementara itu, Kepala Bagian Pengawasan Non Bank OJK Kantor Regional 2 Jawa Barat, Noviyanto Utomo mengatakan, pemerintah senantiasa mendukung optimalisasi ekosistem ekonomi syariah. Tujuan utama tentunya membentuk lembaga perbankan syariah di Indonesia yang stabil, kontributif, dan inklusif.

“Sinergi dan semangat berjemaah antar pemangku kepentingan harus terus ditingkatkan untuk menciptakan industri keuangan syariah yang semakin mewarnai perekonomian nasional dan menjadi instrumen keuangan yang dipercaya masyarakat Indonesia,” ujarnya.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 4.9149 seconds (0.1#10.140)