Gubernur Jabar Imbau Warga Terapkan Pola Hidup Sehat untuk Tangkal Corona

Rabu, 12 Februari 2020 - 19:47 WIB
Gubernur Jabar Imbau Warga Terapkan Pola Hidup Sehat untuk Tangkal Corona
Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat Rakor Kewaspadaan Virus Corona di Provinsi Jabar bersama pimpinan RSUP Dr Hasan Sadikin, Kota Bandung, Rabu (12/2/2020). Foto/Humas Pemprov Jabar
A A A
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengimbau seluruh warga Jabar menerapkan pola hidup sehat guna menangkal penyebaran virus Corona di Jabar.

Ridwan Kamil juga meminta masyarakat, termasuk media massa untuk melawan penyebaran berita bohong (hoaks) terkait virus Corona yang dapat menimbulkan kegaduhan.

Diketahui, World Health Organization (WHO) secara resmi mengumumkan nama COVID-19 (Corona Virus Disease) untuk penyakit 2019nCov yang disebarkan olehNovel Coronavirus alias virus Corona yang berasal dari Wuhan, China, pada Rabu (12/2/20).

Hingga kini, pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI) terus mengantisipasi kasus COVID-19 di Tanah Air. Ridwan Kamil menyatakan, hingga saat ini, tidak ada warga Jabar yang terpapar virus corona.

"Hari ini secara resmi virus Corona itu disebutnya COVID-19. Jadi, kita tetap waspada dan jaga kondusivitas. Hindari hal-hal yang sifatnya SARA. (Penyebaran informasi) harus dengan cara yang baik dan sopan," kata Emil dalam Rapat Koordinasi Kewaspadaan Virus Corona di Provinsi Jabar bersama pihak Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Hasan Sadikin atau RSHS Bandung, Rabu (12/2/2020).

Dalam kesempatan itu, Emil menegaskan, Pemprov Jabar terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan data akurat terkait virus yang telah merenggut lebih dari seribu nyawa di China ini.

Termasuk terkait empat pasien suspect COVID-19 yang diisolasi di RSUP Dr Hasan Sadikin atau RSHS Bandung dan Rumah Sakit Paru Dr HA Rotinsulu Bandung yang telah dipastikan negatif virus corona.

"Nah, per hari ini ini tidak ada kasus COVID-19 di Jawa Barat karena dua (pasien) yang diawasi di (Rumah Sakit) Hasan Sadikin dan dua lagi yang di Rumah Sakit Paru Rotinsulu semuanya setelah dicek oleh Litbangkes yang punya alat canggih, memastikan semuanya negatif," jelasnya.

Selain itu, Emil pun memastikan bahwa RSHS telah memiliki sisrute atau sistem informasi rujukan terintegrasi dan prosedur yang siap untuk menangani berbagai potensi COVID-19.

"Urutannya dimulai dari diobservasi di IGD, dari IGD ada unit isolasi yang akan menangani jika itu (COVID-19) terjadi," ujarnya.

Terkait keberadaan warga atau tenaga kerja asing (TKA) asal China di Jabar, Emil pun memastikan, pihaknya terus memantau keberadaan mereka melalui pihak imigrasi maupun dinas tenaga kerja dan transmigrasi (Disnakertrans) di 27 kabupaten/kota se-Jabar.

"Data per hari ini ada 3.000-an (warga asal China) dan semua sudah termonitor keberadaannya, ada yang TKA, pebisnis, wisatawan, dan lain-lain," imbuhnya.

Emil pun meminta dinas terkait untuk terus melakukan pemantauan dengan melihat gejala-gejala yang mirip dengan gejala COVID-19, seperti batuk, pilek, dan demam dengan suhu badan di atas 38 derajat celcius.

"Kalau terlihat ada batuk, pilek, demam, dan lain-lain yang menjadi gejala, walaupun belum tentu (positif COVID-19), harus segera diantisipasi untuk melaporkan. Sehingga prosedur pertama bisa kita lakukan karena gejala COVID-19 ini mirip-mirip flu dan ketahuannya setelah 14 hari," paparnya.

Emil pun meminta masyarakat untuk aktif melaporkan atau mencari informasi terkait COVID-19 dan menjaga pola hidup sehat, salah satunya dengan menerapkan etika batuk, yakni gunakan masker, tutup mulut dan hidung dengan lengan, tutup hidung dan mulut dengan tisu atau sapu tangan, buang tisu yang telah dipakai, dan cuci tangan dengan menggunakan air mengalir dan sabun.

"Kita sosialisasikan juga pola hidup sehat. Kalau batuk pakai masker, itu etikanya harus dilakukan, kalau punya atau terlihat riwayat bepergian ke luar negeri dan punya gejala yang sama, segera melaporkan ke (call center) 119 itu. Insya Allah, itu siaga satu-nya Jawa Barat," tuturnya.

Selain RSHS dan Rumah Sakit Paru Dr HA Rotinsulu Bandung, terdapat lima rumah sakit lain di Jabar yang sudah siaga dan menjadi rujukan penanggulangan infeksi darurat, termasuk COVID-19, yaitu RSUD Gunung Jati Cirebon, RSUD Subang, RSUD R Syamsudin SH Sukabumi, RSUD Indramayu, dan RSUD Dr Slamet Garut.

Emil menambahkan bahwa berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan RI, warga Jabar yang dipulangkan dari China dan kini menjalani masa karantina atau observasi di Natuna bebas dari virus corona.

"Setelah lewat 14 hari (karantina) mereka bisa kembali ke keluarga masing-masing di Jawa Barat," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar, Berli Hamdani Gelung Sakti menambahkan, meskipun belum ditemukan pasien Covid-19 di Indonesia, termasuk Jabar, pihaknya tetap siaga menghadapi Covid-19 yang hingga kini masih merebak di negara-negara lain, terutama negara tetangga Indonesia.

"Tetap kita sampaikan ke masyarakat secara umum karena kami di kesehatan tidak berlakukan diskriminasi. Mau WNA atau WNI atau dari mana saja, kita lakukan hal yang sama, yaitu menjaga supaya masyarakat yang datang dari luar negeri ini sehat," katanya.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.5212 seconds (0.1#10.140)