Saluran Air Tol Cipularang Tersumbat, Penyebab Longsor Hegarmanah

Rabu, 12 Februari 2020 - 13:27 WIB
Saluran Air Tol Cipularang Tersumbat, Penyebab Longsor Hegarmanah
Kondisi bekas longsoran pergerakan tanah yang menimbun satu rumah dan merusak beberapa rumah warga lainnya di Kampung Hegarmanah, RT 03/04, Desa Sukatani, Kecamatan Ngamprah, KBB, Rabu (12/2/2020). SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Longsor yang terjadi di Kampung Hegarmanah, RT 03/04, Desa Sukatani, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB) , Jawa Barat, diakibatkan tersumbatnya gorong-gorong saluran air di Tol Cipularang.

Akibat longsor dari bukit di pinggir Jalan Tol Purbaleunyi KM 118+600 B tersebut mengakibatkan satu rumah tertimbun, tiga rusak berat, enam terancam, sawah 3 hektare rusak, empat kolam ikan hancur, dan 80 kepala keluarga mengungsi.

Ketua RW 04 Kampung Hegarmanah, Wahyudin mengatakan, bencana longsor ini sudah terprediksi sebelumnya karena beberapa waktu lalu sudah ada pergerakan tanah dengan intensitas kecil. Hal itu diduga terjadi karena tertutupnya saluran air (gorong-gorong) di bawah jalan Tol Cipularang. Bahkan pada 17 Desember 2019 sempat terjadi longsor dan luapan air ke area persawahan warga, meski intensitasnya belum terlalu besar.

"Waktu kejadian bulan Desember lalu sudah saya laporkan ke Jasa Marga supaya dilakukan tindakan pengamanan. Sebab jika salurannya tertutup menjadi genangan, air bisa masuk ke dalam tanah dan bisa jadi pemicu longsor," ucapnya saat ditemui di lokasi kejadian, Rabu (12/2/2020).
Saluran Air Tol Cipularang Tersumbat, Penyebab Longsor Hegarmanah

Memang sejak saat itu, lanjut dia, pihak Jasa Marga telah berupaya melakukan penanganan dengan memompa air, namun tidak sampai membuka saluran air yang tertutup. Seiring intensitas hujan yang tinggi, warga kemudian menemukan retakan tanah di sekitar genangan air yang berada di atas permukiman warga dan berjarak sekitar 1 kilometer. Kondisi itu juga dilaporkan ke pihak Jasa Marga karena khawatir jika saluran air jebol akan terjadi banjir bandang ke rumah warga.

"Mungkin laporan itu tidak ditanggapi serius oleh pihak Jasa Marga makanya akhirnya bencana pergerakan tanah ini terjadi. Rumah saya juga kena imbas selain satu rumah yang tertimbun dan kurang lebih 85 rumah terancam pergerakan tanah, seperti di RT 2,3, dan 4," sebutnya.

Swarga lain yang rumahnya rusak karena material tanah longsor, Abas Saeful (38) mengaku, pergerakan tanah terjadi secara perlahan-lahan namun membawa material tanah dengan volume besar. Saat itu dia bersama istri dan dua anaknya hendak tidur, namun karena merasakan tanah bergetar dan mendengar suara warga yang teriak-teriak ada longsor, dia dan keluarganya lalu keluar dari rumah.

"Saya dan keluarga mau tidur tapi warga teriak-teriak ada longsor, langsung saja semua keluar rumah. Akibat kejadian ini dinding bagian belakang rumah jebol dan nyaris ambruk," imbuhnya. (Baca juga; Longsor Dekat Tol Cipularang, Areal Pertanian dan Sepuluh Rumah Terdampak )
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.2430 seconds (0.1#10.140)