Menghidupkan Kembali Sentra Bambu Jatirangga Bekasi

Jum'at, 07 Februari 2020 - 13:59 WIB
Menghidupkan Kembali Sentra Bambu Jatirangga Bekasi
Jembatan Mendu yang telah selesai direvitalisasi menggunakan bambu haur koneng. Foto/Dok/HLI
A A A
BEKASI - Program Bambu Juara Jawa Barat (Baju Baja) yang digagas komunitas Hijau Lestari Indonesia (HLI), berupaya menghidupkan kembali sentra bambu di Jatirangga, Kota Bekasi. Sentra bambu Jatirangga sempat tenar sebagai daerah penghasil bambu berkualitas pada era 80-an.

Ketua Program Baju Baja, Oki Himawan mengatakan, salah satu upaya yang dilakukan adalah membangun taman baca dan merehabilitasi Jembatan Mendu dengan bambu sebagai bahan bangunan utamanya.

"Fenomena bambu di Jatirangga kini tertidur. Saya berharap, dengan pembangunan taman baca dan rehabilitasi jembatan, kepercayaan masyarakat terhadap bambu kembali bangkit," ujar Oki di Bandung, Jumat (7/2/2020).

Oki mengatakan, pembangunan taman baca dan rehabilitasi Jembatan Mendu yang telah rampung Kamis, 6 Februari 2020, itu tak lepas dari peran Wakil Gubernur Jabar, Uu Ruzhanul Ulum yang mendukung penuh program Baju Baja. Bahkan, kata Oki, Uu Ruzhanul Ulum rencananya akan meresmikan taman baca dan rehabilitasi jembatan tersebut.

Oki menambahkan, untuk penyediaan buku-buku bacaan yang akan menjadi koleksi taman baca sudah berkoordinasi dengan sejumlah pihak. Termasuk dinas terkait untuk pengadaan 1.000 jenis buku, mulai buku agama, fiksi, non-fiksi, hingga ensiklopedia. "Pak Wagub berharap agar taman baca ini menjadi tujuan warga dalam menggali Ilmu," imbuhnya.

Terkait revitalisasi Jembatan Mendu, Oki menerangkan, jembatan ini memiliki sejarah bagi masyarakat setempat mengingat jembatan tersebut sudah berdiri sejak 1945 dan sudah pernah dilakukan perbaikan secara swadaya oleh warga.

Pihaknya merasa perlu merevitalisasi jembatan yang membentang di atas Sungai Cikeas ini mengingat keberadaanya yang semakin tersampingkan. Padahal, jembatan ini menjadi penghubung antara Kota Bekasi dengan Kabupaten Bogor, tepatnya antara Kelurahan Jatirangga dengan Desa Nagrak.

"Kondisi Jembatan Mendu ini menjadi catatan sejarah bagi masyarakat Jatirangga. Dari sekian banyak jembatan yang dibangun warga, tinggal Jembatan Mendu yang bertahan meskipun terkena hantaman air pasang Sungai Cikeas," beber Oki.

Oki menyatakan, pihaknya juga bertekad melestarikan keberadaan hutan bambu, khususnya di sekitar lokasi Jembatan Mendu mengingat hutan bambu yang dulu sempat tersohor itu kini mulai habis dieksplorasi oleh pembangunan perumahan.

"Baju Baja menggandeng Karang Taruna dan aparatur kelurahan untuk menanam jenis bambu haur koneng yang jadi ciri khas Betawi di area Jembatan tersebut," katanya.

Sementara itu, Ketua Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Jatirangga, Ameng berharap, kerja sama yang dijalin bersama Baju Baja dapat menghasilkan ragam wisata di Kota Bekasi, khususnya di Kelurahan Jatirangga. Terlebih, dana alokasi umum (DAU) yang dapat diserap oleh kelurahan terbatas.

"Namun, lewat kerja sama yang dibangun dengan Baju Baja, kami berharap dapat sama-sama melestarikan bambu sebagai fondasi bagi kami untuk bekerja secara maksimal," katanya.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 4.0664 seconds (0.1#10.140)