PGIW Jabar Kutuk Keras Aksi Perusakan Musala di Minahasa Utara

Sabtu, 01 Februari 2020 - 22:18 WIB
PGIW Jabar Kutuk Keras Aksi Perusakan Musala di Minahasa Utara
Sekum PGIW Jabar Pendeta Paulus Wijono (tengah), Ketua II PGIW Jabar Pendeta Berillos Panggabean (kanan), dan Wakil Sekum PGIW Jabar Pendeta Penatua Berkat Mendrofa. Foto/Dok.PGIW Jabar
A A A
BANDUNG - Peristwa perusakan balai pertemuan umum yang dijadikan musala di Perumahan Agape, Desa Tumaluntung, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara, yang dilakukan sekelompok orang, mengundang keprihatinan semua pihak.

Kerukunan hubungan antarumat beragama yang selama ini terjalin baik di Minahasa Utara, Sulut, tercoreng.

Sikap prihatin bahkan mengecam tindakan perusakan itu pun disampaikan oleh Persekutuan Gereja-gereja Indonesia Wilayah (PGIW) Jawa Barat.

PGI Jabar secara tegas mengutuk peristiwa perusakan Balai pertemuan umum yang dijadikan mushala di Perumahan Agape, Sulawesi Utara itu.

Sekretaris Umum (Sekum) PGIW Jabar Pendeta Paulus Wijono mengatakan, PGI pusat telah mengeluarkan surat imbauan kepada gereja-gereja di seluruh Indonesia untuk tidak tersulut dengan peristiwa tersebut.

"Kami sangat menyesalkan. Bahkan kami mengutuk tindakan seperti itu dilakukan oleh siapapun. Termasuk juga apabila itu dilakukan oleh kelompok kristen terhadap kelompok lain. Sebab, ada sesuatu yang lebih besar dari kelompok itu, yaitu masyarakat, bangsa kita," kata Paulus Wijono di Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Sabtu (1/2/2020).

Paulus mengemukakan, sikap gereja-gereja sudah sangat jelas dengan peristiwa di Minahasa Utara tersebut. Semua lapisan masyarakat diimbau untuk jernih melihat dan menyikapi masalah itu.

"Sikap kami (PGI) jelas. Kami secara nasional telah disampaikan oleh persekutuan gereja-gereja dalam menyikapi masalah ini. Saya pikir, aparat pemerintahn sangat cepat bergerak untuk menanganinya. Saya kira masalah ini sudah ditangani dengan baik," ujar dia.

"Kami berharap semua pihak jernih melihat dan menyikapi persoalan sesuai hukum yang berlaku agar tidak terprovokasi, tidak terpancing dengan berbagai informasi tidak jelas. Kita sangat rawan dengan informasi yang bisa ditambah atau dikurangi yang akhirnya membuat orang tersesat dengan informasi itu," tutur Paulus.

Sekum PGIW Jabar mengungkapkan, selama ini komunikasi lintas agama di Jawa Barat berjalan baik. Bahkan, saat tidak ada masalah pun, pihaknya selalu menjalin hubungan baik.

"Komunikasi kami di Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) berjalan sangat baik. Selain itu komunikasi informal terjadi di banyak kelompok. Sebenarnya komunikasi ini juga membuat kami lebih mengenal, tidak mudah untuk menyalahtafsirkan berbagai hal," ungkap dia.

Paulu pun mengimbau masyarakat dapat saling memahami dan menjaga toleransi antarumat beragama dan tidak mudah terpancing dengan informasi sesat dan multitafsir.

"Kita ingin membangun bangsa ini dengan baik. Ada banyak sekali tantangan dan persoalan. Yang paling besar sekarang ini adalah sikap intoleransi yang bisa merusak. Karena itu sebagai wakil dari gereja-gereja di Jawa Barat, saya berharap semua pihak dapat menyikapi dengan jernih masalah ini," pungkas Paulus.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.5282 seconds (0.1#10.140)