Hasil Lab Negatif, Hewan Ternak di Purwakarta Dipastikan Aman dari Antraks
A
A
A
PURWAKARTA - Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Kabupaten Purwakarta memastikan hewan ternak di wilayah kerjanya bebas dari penyakit antraks.
Kepastian itu didapat setelah pengambilan sampel darah hewan ternak hasil pemeriksaan dari laboratorium di Kabupaten Subang.
"Uji laboratorium menyebutkan hewan ternak di Kabupaten Purwakarta negatif antraks. Hasil pengujian di laboratorim itu sudah sesuaiharapan kami," kata Kadiskanak Kabupaten Purwakarta Budi Supriyadi, Rabu (29/1/2020),
Meskipun hasil uji laboratrium negatif, pihaknya tetap mewaspadai hewan ternak dari penyakit mematikan itu. Sehingga pemeriksaan melalui pengambilan sampel dahar dan vaksinasi bakal dilakukan secara berkala. “Minimal dua atau satu bulan sekali," ujar dia.
Dia menjelaskan, hewan yang terpapar antraks dapat ditandai dengan gejala–gejala yang muncul. Misalnya demam mencapai 42 derajat celsius, gigi gemerutuk, hewan terlihat gelisah, terdapat luka pada lidah, sesak napas, dan terjadi pembengkakan di leher, dan perut. "Jika ditemukan tanda–tanda seperti itu, segera laporkan kepada kami," tutur Budi.
Sebelumnya, Diskanak Purwakarta mengambil sampel darah dari hewan ternak di rumah pemotongan dan pasar hewan yang ada di Purwakarta.
Juga melakukan pencegahan dengan pemberian vaksin kepada hewan mengingat Purwakarta sebagai wilayah lintasan hewan ternak dari berbagai daerah yang bisa saja berasal dari wilayah endemik antraks.
Kepastian itu didapat setelah pengambilan sampel darah hewan ternak hasil pemeriksaan dari laboratorium di Kabupaten Subang.
"Uji laboratorium menyebutkan hewan ternak di Kabupaten Purwakarta negatif antraks. Hasil pengujian di laboratorim itu sudah sesuaiharapan kami," kata Kadiskanak Kabupaten Purwakarta Budi Supriyadi, Rabu (29/1/2020),
Meskipun hasil uji laboratrium negatif, pihaknya tetap mewaspadai hewan ternak dari penyakit mematikan itu. Sehingga pemeriksaan melalui pengambilan sampel dahar dan vaksinasi bakal dilakukan secara berkala. “Minimal dua atau satu bulan sekali," ujar dia.
Dia menjelaskan, hewan yang terpapar antraks dapat ditandai dengan gejala–gejala yang muncul. Misalnya demam mencapai 42 derajat celsius, gigi gemerutuk, hewan terlihat gelisah, terdapat luka pada lidah, sesak napas, dan terjadi pembengkakan di leher, dan perut. "Jika ditemukan tanda–tanda seperti itu, segera laporkan kepada kami," tutur Budi.
Sebelumnya, Diskanak Purwakarta mengambil sampel darah dari hewan ternak di rumah pemotongan dan pasar hewan yang ada di Purwakarta.
Juga melakukan pencegahan dengan pemberian vaksin kepada hewan mengingat Purwakarta sebagai wilayah lintasan hewan ternak dari berbagai daerah yang bisa saja berasal dari wilayah endemik antraks.
(awd)