Berharap Berkah dari Cucuran Hujan di Awal Tahun Tikus Logam

Sabtu, 25 Januari 2020 - 23:04 WIB
Berharap Berkah dari Cucuran Hujan di Awal Tahun Tikus Logam
Atraksi Barongsai dan Liong di Dusun Bambu Family Leisure Park, Cisarua, KBB, yang ditampilkan pihak pengelola sebagai hiburan tambahan dalam perayaan Tahun Baru Imlek, Sabtu (25/1/2020). Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Bagi masyarakat Tionghoa, turunnya hujan diartikan sebagai rejeki dan keberkahan karena hujan dimaknai bahwa Dewi Kwan Im sedang menyiram bunga Mei Hua dari langit. Oleh sebab itu, dalam setiap perayaan Tahun Baru Imlek, mereka kerap berharap turun hujan sepanjang hari karena hal itu menjadi pertanda jika keberuntungan dan keberkahan akan dirasakan oleh umat manusia dalam satu tahun ke depan.

Tidak heran jika akhirnya Imlek pun selalu diidentikkan dengan hujan, selain petasan, angpao, dan warna merah menyala. Sebab, di dalam setiap perayaannya, hujan selalu turun. Hujan pun dianggap bukan sebagai hambatan karena turunnya hujan selalu ditunggu. Pada perayaan Tahun Baru Imlek 2571 atau shio tikus logam yang jatuh pada Sabtu (25/1/2020), hujan pun turun sepanjang hari di kawasan wisata Lembang dan sekitarnya.

Namun, bagi pengelola objek wisata, hujan dianggap sebagai salah satu penghambat aktivitas, terlebih bagi mereka yang menawarkan konsep wisata alam terbuka. Pantauan SINDOnews di objek wisata Dusun Bambu Family Leisure Park di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB), atraksi Barongsai dan Liong, serta kaulinan Langlayangan tidak bisa maksimal karena hujan.

"Pada libur Imlek ini, kami menyiapkan atraksi Barongsai, Liong, dan kaulinan Langlayangan selama dua hari, 25-26 Januari 2020. Setiap harinya ada dua kali performance pagi dan sore. Untuk pagi tadi masih oke karena belum hujan, tapi dari siang hingga sore, hujan terus turun," tutur Supervisor Marketing Communication Dusun Bambu, Reza Wediansyah, Sabtu (25/1/2020).

Menurutnya, penampilan atraksi Barongsai dan Liong diagendakan setiap pukul 10.00 WIB dan 14.00 WIB dengan berkeliling ke sejumlah spot kawasan di Dusun Bambu. Sementara untuk kaulinan Langlayangan digelar mulai pukul 10.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB dengan mengambil tempat di wahana Tegal Pangulinan. Dia berharap, dengan adanya hiburan tersebut, pengunjung yang datang ke Dusun Bambu selama libur Imlek bisa meningkat dan terhibur.

Meski menampilkan kesenian khas Imlek, tutur Reza, namun pihaknya tetap mengedepankan konsep eduwisata Sunda yang sudah menjadi ciri khas Dusun Bambu. Penampilan kesenian khas Imlek sekaligus menunjukkan sikap toleransi dan keterbukaan masyarakat Sunda terhadap budaya luar.

"Tema yang diusung kali ini adalah living in harmony. Kami ingin budaya Sunda yang jadi ciri khas Dusun Bambu, bisa berdampingan dengan berbagai kebudayaan lainnya," katanya.

Terpisah, Head of Marketing Communications The Lodge Group, Puji Fauziah Setia mengakui, hujan yang turun hampir sepanjang siang di hari Imlek membuat penampilan Barongsai sempat terkendala. Awalnya, atraksi akan digelar di tempat terbuka, namun terpaksa digelar di dalam ruangan karena hujan. Menurutnya, sebagai destinasi yang menjual wisata alam, kunjungan wisatawan memang sangat bergantung pada kondisi cuaca.

"Memang sudah menjadi konsekuensi, ketika hujan maka wisatawan pasti menepi. Makanya, atraksi barongsai juga tadi sempat digelar di dalam ruangan dan saat hujan reda kembali digelar di tempat terbuka," tuturnya.

Sementara EO sekaligus Direktur Tim Barongsai 'Sansan', Sansan Suryapranata mengatakan, penampilan Barongsai dan Liong memang identik dengan Imlek seperti halnya hujan yang selalu turun saat Imlek yang diyakini sebagai berkah dan pembawa rejeki. Atraksi Barongsai yang dibawakan pun, kata Sansan, membawa pesan untuk menyambut musim semi, mendatangkan berkah, sekaligus menolak bala.

"Tampil di Dusun Bambu di luar ruangan dengan suasana luar biasa memberikan kesan berbeda. Semoga melalui kolaborasi kesenian ini bisa melestarikan budaya Indonesia dan China," katanya.
(abs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 4.7526 seconds (0.1#10.140)