Terapkan Teknologi Smart Farming, KBB Dorong Milenial Terjun Bertani

Sabtu, 25 Januari 2020 - 19:20 WIB
Terapkan Teknologi Smart Farming, KBB Dorong Milenial Terjun Bertani
Bupati Aa Umbara Sutisna didampingi Kadisnakertrans KBB dan Kepala BLK Lembang, saat mengaplikasikan teknologi pertanian smart farming melalui ponsel Android. Foto/SINDOnews/Adi Haryanto B
A A A
BANDUNG BARAT - Kementerian Tenaga Kerja melalui Dirjen Pembinaan dan Pelatihan Produktuvitas (Binalattas) Balai Latihan Kerja (BLK) Lembang berhasil membuat inovasi teknologi pertanian smart farming. Teknologi yang dirancang oleh instruktur BLK Lembang ini mampu membuat bertani menjadi lebih efektif dan efisien dengan pemanfaatan teknologi telepon seluler (ponsel) Android.

"Teknologi smart farming ini dibuat oleh instruktur di sini dimana alatnya dapat mengatur kelembaban air, mengatur nutrisi bagi tanaman, dan lain-lain. Sehingga, bertani menjadi lebih mudah," terang Kepala BLK Lembang Tuti Haryanti, di Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Sabtu (25/1/2020).

Dia menjelaskan, dengan sistem smart farming, maka pekerjaan yang biasanya dilakukan dalam lima jam dapat dipersingkat menjadi hanya beberapa menit saja. Pasalnya, proses pemupukan, pemberian air, dan nutrisi untuk tanaman bisa langsung dilakukan bersamaan. Prosesnya pun tepat sasaran, sehingga tidak ada air atau nutrisi yang terbuang percuma.

Terapkan Teknologi Smart Farming, KBB Dorong Milenial Terjun Bertani


Dia berharap, teknologi pertanian smart farming ini dapat merangsang anak muda untuk terjun bertani. Pemanfaatan teknologi membuat bertani menjadi mudah dan tidak perlu berpikiran lagi jika bertani itu kotor. Pihaknya pun siap membantu petani yang ingin mengaplikasikan sistem smart farming di lahan pertaniannya.

"Sekarang petani tidak harus kotor-kotoran, bekerja cerdas dan manfaatkan teknologi. BLK Lembang siap membantu petani yang ingin menerapkan teknologi smart farming, dari seluruh Indonesia pun kami layani," kata dia.

Menurutnya, Pemda KBB melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) sudah menerapkan serta menyosialisasikan smart farming kepada kelompok tani dari 44 desa yang didominasi di wilayah selatan KBB.

Respons petani pun sangat baik dan mereka mulai menerapkan teknologi ini dalam mengolah lahan pertaniannya. Sebagai pilot project, smart farming telah diterapkan di kelompok Sinarhati sejak tahun 2019 dan hasilnya cukup bagus.

"Melihat hasilnya bagus banyak petani yang tertarik. Karena itulah kami digandeng Pemkab KBB melalui Disnakertrans untuk menyosialisasikan di 44 desa dengan harapan petani di desa-desa itu bisa menerapkan teknologi smart farming," imbuhnya.

Bupati Bandung Barat, Aa Umbara Sutisna menyebutkan, di tahap awal ini, smart farming disosialisasikan di 44 desa di selatan KBB. Nantinya, kawasan selatan akan menjadi sentra pertanian yang menerapkan teknologi, sehingga lebih efisien tapi hasilnya bisa maksimal.

"Bagi petani milenial jangan malu untuk bertani karena sekarang ada teknologi yang bisa dimanfaatkan. Seperti smart farming ini dimana suplai air, nutrisi, pupuk, dan lain-lain bisa dilakukan dengan hanya mengklik tombol di HP. Ini luar biasa, lebih efektif," katanya.
(abs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.8937 seconds (0.1#10.140)