Pengidap Penyakit Kritis Meningkat, Prudential Siapkan Pertanggungan Rp5 M

Minggu, 19 Januari 2020 - 15:46 WIB
Pengidap Penyakit Kritis Meningkat, Prudential Siapkan Pertanggungan Rp5 M
Prudential memperkenalkan produk baru untuk perlindungan penyakit kronis. Foto/SINDOnews/Arif Budianto
A A A
BANDUNG - PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) merilis produk baru Prutotal Critical Protection (Prutop) dan Prutotal Critical Protection Syariah (Prutop Syariah) untuk meng-cover kebutuhan penyakit kritis yang terus meningkat. Layanan ini menyiapkan nilai pertanggungan hingga Rp5 miliar.

Chief Agency Officer Prudential Indonesia Rusli Chan mengatakan, solusi ini adalah rangkaian produk pelengkap asuransi tambahan inovatif pertama di industri ini. Produk ini dalam rangka memastikan masyarakat Indonesia terlindungi secara total tanpa ada batasan jumlah maupun jenis penyakit kritis.

"Asuransi adalah upaya perlindungan seperti sedia payung sebelum hujan. Sukur sukur kalau payung enggak dipakai. Tapi kalaupun misalnya memakai, kita sudah siap. Apalagi yang dihadapi adalah penyakit kronis," kata Rusli di Bandung, Sabtu (18/1/2020).

Menurut dia, produk ini memberi perlindungan atas kondisi kritis yang lebih luas, tidak lagi terbatas pada jumlah penyakit kritis yang dilindungi.Perlindungan atas penyakit kritis yang belum ditemukan (future-proof) dengan maksimal uang pertanggungan hingga Rp5 miliar.

Sementara itu, dokter spesialis Laura Anasthasya mengatakan, kendati angka harapan hidup penduduk Indonesia terus meningkat, wanita 71 tahun dan pria 69 tahun, namun penyakit kronis terus meningkat.

Data pada 2013 hingga 2018 misalnya, kata Laura, secara nasional pengidap stroke mencapai 7% meningkat menjadi 10,5%. Sementara di Jawa barat lebih tinggi dari rata-rata di Indonesia. Begitupun dengan diabetes, hipertensi, dan lainnya juga lebih tinggi.

Penyakit jantung misalnya, diderita oleh 1,6% masyarakat Jabar (rata-rata nasional 1,5%), hipertensi sebanyak 9,67% (rata-rata nasional 8,36%), stroke sebanyak 11,4% (rata-rata nasional 10,9%), hingga gagal ginjal kronis sebanyak 0,48% (rata-rata nasional 0,38%).

"70% penyakit di Indonesia hampir tidak menukar. Ini berbeda sebelum tahu. 2012, dimana penyakit lebih banyak disebabkan penyakit menular. Artinya, ini disebabkan pola hidup dan makanan yang kurang sehat," kata Laura.

Oleh karenanya, ujar dia, masyarakat memerlukan skema perlindungan menyeluruh untuk menghadapi penyakit kronis. Apalagi, biaya yang diperlukan cukup besar untuk pasien kronis.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.7562 seconds (0.1#10.140)