Pemuda Pangandaran Ini Raup Uang Jutaan Rupiah dari Beternak Biawak
A
A
A
PANGANDARAN - Reza Fahmi (24), warga Dusun Pasirkiara, Desa Karangbenda, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, berhasil meraup uang jutaan rupiah dari beternak biawak.
Bagi masyarakat umum, termasuk masyarakat di Pangandaran, biawak umumnya dianggap sebagai hewan berbahaya yang harus dihindari.
Bahkan, para petani di Pangandaran menganggap biawak sebagai hewan pengganggu karena kerap memangsa hewan ternak, seperti ikan. Namun, bagi Reza, beternak biawak justru menjadi ladang uang karena biawak memiliki nilai jual yang tinggi.
Menurut Reza, budidaya biawak tersebut sudah dia tekuni sejak masih duduk di bangku Madrasah Ibtidaiyah (MI) kelas 5.
"Semula saya beternak biawak karena lucu saat melihat warna kulitnya. Selain itu, ada beberapa manfaat dari daging biawak untuk dijadikan obat tradisional," katanya.
Reza menyebutkan, biawak yang dia besarkan rata-rata dijual Rp2 juta, bahkan lebih. "Konsumen yang membeli biawak umumnya pecinta hewan. Selain itu, untuk pengobatan tradisional," ujarnya.
Menurut Reza, beternak biawak cukup mudah dan sederhana karena cukup diberi makan telur ayam, ikan, atau daging ayam yang dimasak maupun mentah.
"Semua biawak peliharaan saya jinak, tidak ada yang buas karena sudah mengenali pemeliharanya," imbuhnya.
Meski begitu, Reza mengakui, terkadang biawak yang dipelihara juga bisa berkarakter buas jika diganggu orang yang tak dikenalinya.
"Kalau bagi orang lain, biawak dianggap hama karena merusak ternak petani, tapi bagi sumber keuangan yang sangat potensial," katanya.
Bagi masyarakat umum, termasuk masyarakat di Pangandaran, biawak umumnya dianggap sebagai hewan berbahaya yang harus dihindari.
Bahkan, para petani di Pangandaran menganggap biawak sebagai hewan pengganggu karena kerap memangsa hewan ternak, seperti ikan. Namun, bagi Reza, beternak biawak justru menjadi ladang uang karena biawak memiliki nilai jual yang tinggi.
Menurut Reza, budidaya biawak tersebut sudah dia tekuni sejak masih duduk di bangku Madrasah Ibtidaiyah (MI) kelas 5.
"Semula saya beternak biawak karena lucu saat melihat warna kulitnya. Selain itu, ada beberapa manfaat dari daging biawak untuk dijadikan obat tradisional," katanya.
Reza menyebutkan, biawak yang dia besarkan rata-rata dijual Rp2 juta, bahkan lebih. "Konsumen yang membeli biawak umumnya pecinta hewan. Selain itu, untuk pengobatan tradisional," ujarnya.
Menurut Reza, beternak biawak cukup mudah dan sederhana karena cukup diberi makan telur ayam, ikan, atau daging ayam yang dimasak maupun mentah.
"Semua biawak peliharaan saya jinak, tidak ada yang buas karena sudah mengenali pemeliharanya," imbuhnya.
Meski begitu, Reza mengakui, terkadang biawak yang dipelihara juga bisa berkarakter buas jika diganggu orang yang tak dikenalinya.
"Kalau bagi orang lain, biawak dianggap hama karena merusak ternak petani, tapi bagi sumber keuangan yang sangat potensial," katanya.
(awd)