Guyonan Menarik Sarat Kritik Tersaji di Sidang Umum 4 Presiden Imajiner

Sabtu, 18 Januari 2020 - 13:21 WIB
Guyonan Menarik Sarat Kritik Tersaji di Sidang Umum 4 Presiden Imajiner
Sidang Umum Warga DCDC dan Laporan Penanggung Jawaban 4 Presiden di Cafe The Panas Dalam, Jumat (17/1/2020) malam. Foto-foto/SINDOnews/Arif Budianto
A A A
BANDUNG - Sebuah hiburan menarik namun sarat kritik sosial hadir pada acara Sidang Umum Warga DCDC dan Laporan Pertanggungjawaban 4 Presiden di Cafe The Panas Dalam, Jalan Ambon, Kota Bandung, Jumat (17/1/2020) malam.

Guyonan Menarik Sarat Kritik Tersaji di Sidang Umum 4 Presiden Imajiner


Sidang Umum Warga DCDC adalah sidang tahunan yang digagas oleh Majelis Perwakilan Warga DCDC. Sidang diselenggarakan di awal bulan pergantian tahun dengan agenda utama untuk mendengarkan pidato pertanggungjawaban empat presiden selama mereka menjabat di hadapan warga DCDC.

Keempat presiden itu adalah Man Jasad sebagai Presiden Republik Gaban, Budi Dalton sebagai presiden Negara Republik Pacantel, Pidi Baiq sebagai Presiden Republik The Panas Dalam dan DR. Zastrouw sebagai Presiden Republik Jalanan.

Tontotan berdurasi dua jam itu cukup menarik antusiasme pengunjung. Pelataran Cafe The Panas Dalam nyaris penuh dipadati penonton yang mayoritas kawula muda. Penampilan diskusi kocak namun syarat kritik sosial itu menarik pengunjung mengikuti jalannya acara sejak awal hingga usai.

Sidang Umum Warga DCDC dipimpin oleh Rully Cikapundung yang bertindak sebagai ketua Majelis Perwakilan Warga DCDC. Beliau memandu jalannnya sidang umum dan sekaligus bertindak sebagai moderator.

Sementara bertindak sebagai peserta sidang adalah perwakilan warga DCDC dari masing-masing presiden. Mereka diberi hak untuk bertanya dan mengkritisi pidato pertanggung jawaban yang disampaikan oleh presidennya.

Yang menarik, hadir juga Iksan Skuter perwakilan dari musisi DCDC yang mencoba mengkritik setiap kebijakan dari 4 presiden melalui Iagu-lagunya.

Pada rangkaian sidang, masing-masing presiden imajiner itu diberi kesempatan menyampaikan pidato. Berisi pencapaian keberhasilan program mereka dalam rangka mensejahterakan rakyatnya.

Dimulai dari DR Zastrouw, presiden dari Negara Republik Jalanan yang menyampaikan pidato pertanggungjawaban mengenai keberhasilan program pembangunan infrastruktur di negaranya.

"Salah satu keberhasilan Republik Jalanan adakah kemiskinan yang semakin menurun. Menurun ke anak dan cucu," celoteh DR Zastrouw, disambut riuh tawa para penonton.

Pria yang eksis melalui grup musik Ki Ageng Ganjur itu, juga menekankan pentingnya membangun benteng. Sebuah benteng untuk menghubungkan dan menyambung silaturahmi antar masyarakat.

Usai Zastrouw, giliran dipanggil Budi Dalton, presiden dari Republik Pacantel yang menyampaikan pidato pertanggung jawaban mengenai keberhasilan program pertahanan dan keamanan di negaranya. Dimulai dengan menyanyikan sebuah lagu yang syarat kritik tentang suporter sepakbola.

"Di negara saya tidak ada banjir. Karena negara saya ini negara maritim, jadi semua lautan. Jadi tidak ada banjir. Yang tidak ada di saya hanya daratan," ujar Budi yang disambut riuh penonton.

Dia pun menyebut, kekayaan alam di negaranya aman terkendali. Tidak ada pencurian atau pemanfaatan oleh negara lain. "Di negara saya tidak ada pencurian sumber daya alam, karena memang tidak ada SDA nya," tutup dia.

Laporan lainnya disampaikan Man Jasad pesiden dari Republik Gaban. Dia menyampaikan pidato penanggung jawaban mengenai keberhasilan program lingkungan hidup.

Di sesi akhir, ditutup oleh Pidi Baiq presiden dari Republik The Panas Dalam. Dengan gayanya yang khas dia menyampaikan pidato pertanggungjawaban mengenai kesuksesan program Ekonomi Kreatif.

Guyonan Menarik Sarat Kritik Tersaji di Sidang Umum 4 Presiden Imajiner


Perwakilan Djarum Coklat Dot Com (DCDC) Sigit Prasetyo, Sidang Umum Warga DCDC adalah salah satu program dari Djarum Coklat Dot Com (DCDC) yang secara rutin digelar setiap setahun sekali. Menghadirkan empat presiden DCDC untuk menyampaikan pidato pertanggungjawaban di hadapan warga DCDC.

Namun, kata dia, saat ini konsepnya berbeda. Presiden imajiner lebih menyampaikan pertanggungjawaban, ketimbang visi misi. Laporan dikemas menarik, apik, edukatif, namun syarat kritik sosial yang nakal.

"Disitu ada tanya jawab antitesis. Ada kritikan nakal namun dikemas humor. Juga ada sisi edukasi untuk menambah pengetahuan penonton. Apalagi, mereka yang dijadikan adalah tokoh familiar," beber dia.

Perwakilan Event Organizer dari Atap Promotion Adi mengaku, acara ini bagian pertanggungan 4 presiden. Biasanya hadir di bulan puasa. Tapi sekarang dibuat setiap awal tahun, untuk evaluasi program mereka dalam atau tahun terakhir.

"Ini bagian dari acara baru dan akan rutin digelar. Harapan program ini terus berlanjut. Ternyata, antusiasme penonton juga cukup bagus," imbuh dia.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.2741 seconds (0.1#10.140)