Intip Gaya Emil Kenakan Setelan Jas, Makan Siang di Pasar Cihapit

Kamis, 16 Januari 2020 - 21:36 WIB
Intip Gaya Emil Kenakan Setelan Jas, Makan Siang di Pasar Cihapit
Gubernur Jabar Ridwan Kamil memilih menu makan siang di Warung Nasi Bu Eha, Pasar Cihapit, Kota Bandung, Kamis (16/1/2020). Foto-foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tiba-tiba hadir di Pasar Cihapit, Kota Bandung. Masih mengenakan setelan jas, dia langsung menuju Warung Nasi Bu Eha untuk makan siang, Kamis (16/1/2020).

Kehadiran Gubernur yang akrab disapa Emil itu cukup mengejutkan semua orang di Pasar Cihapit, termasuk bagi sejumlah awak media yang juga tengah makan siang bersama jajaran Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Indag) Jabar di warung nasi yang sama.

Tiba di Warung Nasi Bu Eha, Emil langsung memilih lauk pauk yang tersaji setelah dberikan sepiring nasi merah oleh pelayan warung. Terlihat, Emil mengambil lauk pauk berupa pepes usus, sambal dan lalapan, serta kerupuk. Ditemani Kepala Indag Jabar M Arifin Soendjayana, Emil menyantap menu makan siangnya dengan lahap.

Emil yang baru saja mengikuti kegiatan penganugerahan Doktor Honoris Causa dari Institut Teknologi Bandung (ITB) kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono itu mengaku, sering makan di warung nasi legendaris di Kota Bandung tersebut.

"Bu Eha ini sebelum ibu saya menikah sudah ada, terus ketemu bapak dan menikah. Lalu saya anaknya dari sebelum wali kota (Bandung), jadi wali kota sampai Gubernur, Bu Eha nya masih ada. Saya sering makan di sini," ungkap Emil seusai makan siang.

Menurut Emil, Warung Nasi Bu Eha bukan hanya menyajikan menu makanan tradisional yang lezat, namun juga memberikan suasana yang membuatnya betah. Sebab, selain berada di pusat kota, lokasi Warung Nasi Bu Eha berada di Pasar tradisional yang bersih dan tertata apik. Menurutnya, Pasar Cihapit dapat menjadi gambaran bahwa pasar tradisional bisa ditata jauh lebih baik.

Intip Gaya Emil Kenakan Setelan Jas, Makan Siang di Pasar Cihapit


Diketahui, Pasar Cihapit tak hanya menyediakan berbagai kebutuhan pokok masyarakat, mulai sayur mayur hingga daging, namun juga banyak tempat yang bisa dijadikan tempat nongkrong, seperti kedai kopi, jajanan ala kafe, hingga tempat kursus musik.

Di pojokan pasar malah ada pojok baca buat anak-anak warga dekat pasar. Tak heran, Pasar Cihapit pun sangat digandrungi masyarakat kelas menengah atas di Kota Bandung.

"Salah satu target kepemimpinan kami adalah menjadikan pasar sebagai tempat yang disukai oleh kelompok menengah atas, selama ini pasar tradisional hanya didatangi menengah bawah," tuturnya.

Dalam program Pasar Juara yang digulirkan Pemprov Jabar pun, kata Emil, salah satu indikator berdasarkan hasil survei, yakni kalangan menengah atas menginginkan pasar tradisional seperti mall, minimal dari sisi kebersihan dan suasananya.

"Maka diundanglah tim kreatif oleh Dinas Indag (Jabar) ini, supaya mengonversi pasar yang citranya kotor, semrawut menjadi unik, bersih, penuh kegiatan," katanya.

Kepada Dinas Indag Jabar, Emil pun menitipkan pesan agar 30 persen aktivitas pasar tidak hanya datang dari transaksi kebutuhan pokok masyarakat, namun juga karena adanya kegiatan lain, seperti bazaar dan aktivitas lainnya.

"Karena pada dasarnya pasar tempat berkumpul, selain tempat berdagang pasar itu tempat berkumpul. Dan berkumpul tidak harus selalu ada transaksi, tapi membuat tempat ini menjadi ramai," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Indag Jabar, M Arifin Soendjayana mengatakan, permintaan Gubernur Jabar agar pihaknya mendorong pasar sebagai bagian dari rantai pariwisata pun akan ditindaklanjuti. "Jadi tak hanya revitalisasi pasar secara fisik lewat program Pasar Juara, tapi harus memiliki spot dan aktivitas yang menarik," ujarnya.

Rencana ini, kata Arifin, akan diadaptasikan ke dalam revitalisasi pasar gelombang kedua tahun 2020 ini. Tahun lalu, Dinas Indag Jabar telah merevitalisasi tujuh pasar tradisional di tujuh daerah, seperti Pasar Manis Ciamis, Pasar Langensari Banjar, hingga Pasar Baleendah Kabupaten Bandung.

Kabid Perdagangan Dalam Negeri Dinas Indag Jabar, Eem Sujaemah menambahkan, konsep pasar wisata bisa dilakukan dengan memberdayakan potensi dan unggulan di setiap pasar.

"Kita juga mendorong bimtek (bimbingan teknis) pasar SNI. Sekarang baru dua, yakni di Sukatani, Depok dan Gunung Sari, Cirebon. 2020 nanti, ada 20 pasar yang akan bersertifikat SNI," sebutnya.

Menurut dia, untuk memenuhi standar SNI, pengelola pasar harus memenuhi 45 indikator, seperti penempatan sayur mayur yang terpisah dari ikan dan daging hingga kebersihan, kenyamanan, dan kelengkapan fasilitas umum lainnya. "Ini sudah mulai dari penyusunan DED (detail enggineering design)-nya, pasarnya punya ciri khas," katanya.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 4.4752 seconds (0.1#10.140)