Rektor IPB: Kesulitan Ekonomi Bukan Penghalang untuk Berprestasi

Kamis, 16 Januari 2020 - 08:23 WIB
Rektor IPB: Kesulitan Ekonomi Bukan Penghalang untuk Berprestasi
Rektor IPB University Prof Arif Satria menunjukkan salah satu mahasiswi berprestasi saat mewisuda 800 mahasiswa/mahasiswi di Gedung Graha Widya Wisuda, Kampus IPB University, Dramaga, Bogor, Rabu (15/01/2020). SINDOnews/Haryudi
A A A
BOGOR - Rektor IPB University Prof Arif Satria mengaku bangga dengan mahasiwanya yang mampu mengukir prestasi di akhir studi meskipun latar belakang ekonominya kurang beruntung.

"Ya kita bangga ya, ada mahasiwa kami salah satunya pernah bekerja sebagai petugas laundry. Ini menggambarkan bahwa memang perjuangan itu luar biasa yang dilakukan para mahasiswa (dalam belajar demi menggapai cita-cita)," ujarnya seusai mewisuda 800 mahasiswa/mahasiswi di Gedung Graha Widya Wisuda, Kampus IPB University, Dramaga, Bogor, Rabu (15/01/2020).

Tak hanya itu, kata dia, dalam menerima dan mendidik para mahasiswa, pihaknya tidak mengenal istilah lapisan-lapisan sosial. Siapa pun boleh masuk IPB yang penting berkualitas. “IPB tidak ada diskriminasi pada siapa pun,” katanya.

Dia kembali menegaskan sambil mengucapkan selamat kepada ratusan wisudawan dan wisudawati, khususnya bagi yang berprestasi, semoga bisa menjadi inspirasi bagi seluruh warga Indonesia. “Sekaligus menunjukkan ada sekelompok masyarakat yang berasal dari kurang mampu bisa menunjukkan prestasi yang luar biasa," katanya.

Dia juga mengajak anak-anak yang masih SMA, jangan patah arah untuk menuntut ilmu dan berprestasi meski berlatar belakang ekonomi kurang beruntung. “Semangat terus dan kesempatan untuk bisa menciptakan masa depan dengan berkuliah di IPB University," ungkapnya.

Sementara itu, Spirlee Anesta Sanas lulusan terbaik Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) IPB University mengaku bersyukur bisa mendapat lulusan terbaik dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,78 dengan masa studi sesuai waktu yang ditargetkan.

"Yang jelas senang banget ya, karena jadi lulusan terbaik adalah salah satu cita-cita saya di IPB. Untuk mencapai itu, semua saya lakukan, mulai dari belajar hingga kerja sampingan karena waktu itu tidak punya biaya tambahan untuk support-support dana kuliah lainnya," ungkapnya.

Dia menjelaskan walaupun sebetulnya orangtua sudah banyak dan bisa membiayainya, namun dia tak mau atau merasa tak enak terus berpangku tangan dalam menggapai cita-citanya.

"Iya nggak enak kan harus terus-menerus merepotkan orang tua, makanya saya beberapa kali kerja sampingan sambil kulih seperti magang di klinik, terus jaga stand, pernah kerja di laundry juga terus marketing di salah satu perusahaan," tuturnya.

Saat ditanya, bagaimana mensiasati kuliah dengan kerja sampingannya sehingga keduanya dapat berjalan tanpa mengganggu satu dengan yang lainnya. "Intinya harus pintar-pintar membagi atau memisahkan waktu dengan mengisi saat senggang," ujarnya.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.3467 seconds (0.1#10.140)