Petugas DLH KBB Angkut 200 Ton Sampah Sisa Banjir Bandang

Sabtu, 11 Januari 2020 - 20:57 WIB
Petugas DLH KBB Angkut 200 Ton Sampah Sisa Banjir Bandang
Setelah membersihkan sampah sisa banjir bandang, armada truk dan pertugas kebersihan KBB kembali mengangkut sampah reguler yang menumpuk. Foto/Dok.SINDOnews
A A A
BANDUNG BARAT - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung Barat (KBB) telah membuang sebanyak 200 ton sampah yang diangkut dari tiga titik lokasi bencana banjir bandang.

Sampah itu berasal dari lokasi terparah terdampak bencana, yakni Kampung Lebaksari, Desa Mekarsari, Kecamatan Ngamprah, Kompleks Perumahan Cimareme Indah, Kampung Pajagalan, Desa Cipeundeuy, Kecamatan Padalarang.

"Selama empat hari petugas kami membersihkan sisa material sampah di tiga lokasi banjir bandang. Total ada sekitar 200 ton sampah yang berhasil dibuang ke TPA Sarimukti, Cipatat," kata Kepala DLH KBB Apung Hadiat Purwoko, Sabtu (11/1/2020).

Apung mengemukakan, kebanyakan sampah di lokasi banjir adalah sampah rumah tangga serta perlengkapan rumah tangga yang bercampur lumpur dan rusak, sehingga tidak dapat dipergunakan kembali.

Armada yang diterjunkan di antaranya armada dump truk dan pengangkut sampah liar. Ini dikarenakan pengangkutan sampah tersebut dimasukkan ke dalam alokasi pengangkutan sampah liar.

Pasalnya, lokasi pengangkutan sampah tersebut berada di luar wilayah pelayanan UPT Kebersihan atau di luar pengangkutan sampah reguler. Kegiatan pengangkatan sampah di lokasi yang terkena banjir bandang juga berimbas kepada terganggunya pengangkutan sampah reguler. Ini dikarenakan armada truk dan petugas pengangkut ada yang diperbantukan ke lokasi longsor.

"Mau tidak mau memang pengangkutan yang reguler terganggu. Makanya kami minta maaf kepada masyarakat jika masih ada sampah yang belum terangkut di wilayah mereka," ujar dia.

Dalam mengangkut sampah di lokasi bencana, tutur Apung, DLH KBB lebih fokus kepada sampah rumah tangga. Sementara untuk sisa lumpur yang timbul akibat banjir dibersihkan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR).

Hingga kini sejumlah sampah di lokasi banjir sudah mulai bersih setelah bersama-sama oleh petugas, dibantu warga, dan relawan bahu membahu membersihkan sampah yang tersisa. Sebab masyarakat pun khawatir jika tidak secepatnya dibersihkan khawatir jadi sumber penyakit.

"Kalau sekarang sudah normal, kami juga sudah fokus kembali melayani pengangkutan sampah reguler seperti di permukiman warga, kompleks perumahan, pasar, dan perkantoran," tutur Apung.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.7644 seconds (0.1#10.140)