Pengelola Wisata di KBB Didorong Kembangkan Pariwisata Berkelanjutan

Sabtu, 11 Januari 2020 - 20:50 WIB
Pengelola Wisata di KBB Didorong Kembangkan Pariwisata Berkelanjutan
Pengenalan budaya lokal melalui festival budaya yang dilakukan pengelola objek wisata bisa menjadi daya tarik dalam mendatangkan wisatawan. Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Keberadaan sejumlah objek wisata di Kabupaten Bandung Barat (KBB) dituntut mengedepankan konsep wisata yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Hal ini sebagai upaya agar kehadiran objek wisata bisa berdampak kepada pemberdayaan masyarakat sekitarnya, tetap bersahaja dengan alam, serta bisa melestarikan budaya lokal.

"Kami berharap pengelola objek wisata tidak hanya fokus pada profit oriented, tapi tetap memperhatikan aspek lain. Seperti pemberdayaan masyarakat, pelestarian lingkungan, dan juga budaya lokal," kata anggota Komisi IV DPRD KBB, Rahmat Mulyana saat ditemui di Dusun Bambu Family Leisure Park, Sabtu (11/1/2020).

Dia menilai, sekarang sudah jarang pengelola wisata yang konsisten menjadikan budaya lokal sebagai ciri khas dan nilai jual dalam menggaet wisatawan.

Itu yang pada akhirnya menyebabkan budaya lokal lambat laun mulai terkikis dan terancam hilang tergantikan budaya luar. Karenanya, dibutuhkan orang-orang, lembaga, atau pelaku wisata yang peduli dan tetap konsen dalam pelestarian budaya pribumi.

Dirinya sangat mengapresiasi bagaimana objek wisata Dusun Bambu menjaga cita rasa budaya lokal dengan tetap mempertahankan adat istiadat Sunda dalam kesehariannya.

Itu menjadi ikon dan nilai tambah sehingga bisa jadi daya tarik orang untuk datang berwisata sekaligus belajar budaya Sunda. Bahkan hal itu sudah mendapatkan pengakuan dengan diraihnya penghargaan Indonesian Sustainable Tourism Award (ISTA) tahun 2019 dari Kemenpar RI.

"Ini menunjukkan jika Dusun Bambu mampu menjaga identitas budaya lokal. Kami pun di dewan menyarankan ke Dinas Pariwisata dan Kebudayaan untuk mendata budaya asli KBB yang bisa ditampilkan melalui festival budaya atau berkolaborasi dengan para pengelola objek wisata," ujar politisi PDI Perjuangan (PDIP) ini.

Administratur Perhutani KPH Bandung Utara Komarudin menuturkkan, kawasan wisata bisa berfungsi sebagai kawasan lindung jika dikelola dengan baik.

Ada sejumlah lahan Perhutani KPH Bandung Utara yang dikerjasamakan dengan pengelola objek wisata, termasuk sekitar 2,4 hektare lahan dengan Dusun Bambu. Sejauh ini pengelolaannya dianggap berhasil baik secara ekonomi, budaya, maupun konservasi alam.

"Memanfaatkan kan itu tidak harus merusak. Dusun Bambu menjadi pengelola wisata ecotourism yang mengajarkan kepada pengunjung bagaimana menjaga kelestarian hutan, dengan melestarikan 58 jenis bambu dari ribuan bambu yang ditanam," tutur Komarudin.

Sementara itu, General Manager Dusun Bambu Endy Tjahyadi mengungkapkan, sejak awal berdiri, Dusun Bambu menerapkan budaya Sunda dalam keseharian melayani wisatawan. Kearifan lokal itu yang menjadi pembeda sehingga mendapat respons positif dari setiap pengunjung.

"Ciri khas lokal itu yang menjadi kebanggaan kami, sehingga kami dipercaya menjadi salah satu tempat wisata yang mewakili Indonesia untuk bersaing diajang ASEAN Sustainable Tourism Award (ASTA) tahun 2020," ungkap Endy.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.9059 seconds (0.1#10.140)