BIN Dinilai Berhasil Ciptakan Indonesia Tetap Kondusif

Sabtu, 11 Januari 2020 - 18:29 WIB
BIN Dinilai Berhasil Ciptakan Indonesia Tetap Kondusif
Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Foto/SINDOnews/Dok
A A A
JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI Bobby Adhityo Rizaldi, memuji kinerja Badan Intelijen Negara (BIN) dalam menjaga situasi tetap kondusif, terutama pasca-Pilpres 2019.

Meski tidak bisa dilihat, kata Bobby, namun peran BIN dapat dirasakan oleh semua masyarakat dalam upaya menciptakan persatuan bangsa.

"Kinerja BIN tidak bisa dipublikasikan, seperti halnya tugas dan fungsi intelijen di seluruh dunia, karena bukan public service, tapi single client ke presiden," kata Bobby kepada wartawan, Sabtu (11/1/2020) sore.

"Dalam hal ini (hasil kerja BIN) bisa dirasakan, di mana pemerintahan Jokowi, termasuk berhasil mengelola dinamika politik dalam dan luar negeri menjadi suasana yang kondusif. Pun di saat-saat ada momen yang berpotensi bisa bereskalasi rusuh, bisa diatasi dengan baik. Ini memerlukan suatu informasi intelijen berkualitas. Saya rasa Pak BG (Kepala BIN Budi Gunawan) sebagai kepala, sangat berhasil di era kepempimpinan BIN saat ini," ujar dia.

Legislator yang membidangi intelijen dan militer di DPR ini menuturkan, produk utama intelijen adalah informasi yang berkualitas terkait situasi politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan keamanan terkini. Informasi itu digunakan Presiden Joko Widodo dalam menetapkan langkah-langkah agar situasi tetap kondusif.

"Tidak bisa suatu keadaan atau langkah-langkah Presiden dihubungkan secara langsung dengan kinerja intelijen. Akan tetapi diukur dari ketepatan langkah-langkah pemerintah dan Presiden dalam memelihara situasi kondusif dan kerahasiaan lingkungan kerja komunitas intelijen di bawah koordinasi BIN tetap terjaga," tutur Bobby.

Kepala BIN Budi Gunawan, ungkap Bobby, bertugas untuk memastikan peran BIN dalam memutakhirkan informasi intelijen yang berkualitas kepada Presiden Jokowi agar tepat dalam pengambilan keputusan atau kebijakan.

Itu (informasi BIN), tidak pernah dipublikasikan ataupun diumumkan sehubungan dengan suatu peristiwa. "Hasilnya, ada demo berjilid-jilid, situasi aman. Konsolidasi hasil pemilu berhasil, politik luar negeri aktif, tidak ada skandal spionase, hubungan antarlembaga trias politica juga baik, ketegangan publik hampir tidak ada," ungkap dia.

Bobby mengatakan, BIN di bawah kepemimpinan Budi Gunawan juga terkoneksi dengan komunitas intelijen aktif luar negeri. Mereka pasti saling membangun dan meningkatkan kapasitas masing-masing untuk kepentingan negara dan bangsa.

"Pak BG sangat berhasil. Di era kepemimpinannya, BIN menjadi lembaga yang merakyat, akuntabilitas tinggi. Kemunculan beliau di saat-saat penting yang menimbulkan situasi kondusif, tidak represif. Hal ini dilakukan tanpa menganggu sifat kerahasiaan kerja intelijen," kata Bobby.

Ketua Dewan Pembina Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) AM Hendropriyono juga mengapresiasi kinerja BIN di bawah kepemimpinan Budi Gunawan seusai gelaran Pilpres 2019. "Alhamdulillah pelaksanaan fungsi BIN kita saat ini luar biasa, terutama dalam intelijen penggalangan," kata Hendropriyono.

Mantan Kepala BIN ini menilai, Budi Gunawan mempunyai peran penting dalam menghadirkan perdamaian seusai Pilpres 2019. Terutama, bisa merangkul lawan di Pilpres 2019 menjadi kawan.

"Untuk itu, kita perlu angkat topi kepada Kepala BIN Budi Gunawan yang telah berhasil mengubah musuh-musuh Jokowi pasca-Pilpres 2019 menjadi kawan-kawan yang baik. Bukan dengan cara menembakkan roket, sehingga memancing peperangan," ujar Hendropriyono.

Sementara itu, pengamat intelejen dari Universitas Indonesia (UI) Diyauddin mengakui peran penting Budi Gunawan dalam mempertemukan dua peserta Pilpres 2019, Jokowi dan Prabowo setelah kontestasi itu berakhir.

"Pak BG menurut pengamatan saya sangat dekat dengan Ibu Mega. Dalam konteks ini bisa jadi lobi-lobi politik yang terjadi pascapilpres itu betul-betul dimediasi oleh Pak BG," kata Diyauddin.

Diyauddin mengemukakan, BIN memang sebenarnya tidak boleh bersentuhan dengan politik. Namun, kerja-kerja intelijen biasanya dilakukan untuk memastikan terciptanya situasi kondusif di masyarakat.

"Yang menjadi informan kah, yang disusupkan kah, atau yang ditugasi menjadi mediator yang ditugaskan di partai-partai politik pasti ada. Itu person dalam bentuk agen atau informan," ujar dia.

Diyauddin menuturkan, tugas-tugas badan intelijen dalam suatu negara adalah agar perang atau konflik yang berpotensi terjadi, bisa digagalkan.

"Bagaimana ada dua negara atau dua pihak yang bertikai itu punya niat untuk berperang tapi bisa diselesaikan dengan media lain atau dicarikan jalan lain melalui diplomasi. Bahkan dalam bentuk kerja sama. Itu tugas badan intelejen. Di permukaan mungkin politisi melancarkan pernyataan kontroversial, tapi intelijen bergerak untuk melakukan lobi-lobi bawah tanah. Tugas intelijen adalah memastikan perang atau konflik tidak terjadi," pungkas Diyauddin.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.6005 seconds (0.1#10.140)