Ahli Bahasa Sebut #2019GantiPresiden Pernyataan Sikap Bukan Makar

Kamis, 20 September 2018 - 20:05 WIB
Ahli Bahasa Sebut #2019GantiPresiden Pernyataan Sikap Bukan Makar
Ahli bahasa dari Balai Bahasa Provinsi Jabar Asep Rahmat Hidayat. Foto/SINDONews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Tanda pagar 2019 Ganti Presiden (#2019GantiPresiden) dinilai sebagai pernyataan sikap dan bukan perbuatan makar. Masyarakat diminta bersikap dewasa menyikapi #2019GantiPresiden.

Hal itu ditegaskan ahli bahasa dari Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat Asep Rahmat Hidayat menyikapi pro-kontra #2019GantiPresiden di tengah-tengah masyarakat. Asep menegaskan, dari sisi bahasa, #2019GantiPresiden bukan perbuatan makar.

Diketahui, menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, penolakan terhadap gerakan #2019GantiPresiden terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Bahkan, tidak sedikit penolakan berujung pada aksi persekusi hingga tindakan kekerasan.

"Bisa dikatakan makar jika tidak menggunakan tagar. Jadi #2018GantiPresiden hanya pernyataan sikap," tegas Asep seusai diskusi "Mengupas #2019GantiPresiden, Makar atau Bukan?" yang digelar Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Bandung di Centropunto Cafe, Jalan Trunojoyo, kota Bandung, Kamis (20/9/2018).

Asep mengemukakan, #2019GantiPresiden merupakan pernyataan atau sikap dari sekelompok masyarakat yang mendukung pergantian presiden pada 2019, mengingat di tahun tersebut digelar pilpres.

"Namun karena #2019GantiPresiden ini ramai diperbincangkan, khususnya di media sosial, jadi membuat kegaduhan antara masyarakat yang simpati dengan #2019GantiPresiden dan masyarakat pendukung #2019TetapJokowi," ujar Asep.

Terlebih, tutur Asep, media sosial kini sulit dikendalikan dan dibendung karena tidak ada kontrol sehingga siapapun bisa berkomentar sesuka hati. "Akibat komentar antardua pendukung ini, #2019GantiPresiden menjadi perdebatan, baik di masyarakat, bahkan elite politik," tutur dia.

Karena itu, Asep mengimbau masyarakat bersikap lebih dewasa dan tidak terpancing dalam menyikapi isu tersebut, salah satunya dengan tidak ikut berkomentar dalam perdebatan, khususnya di media sosial.

"Sebaiknya diam saja jangan terpengaruh dengan perdebatan. Sebab, jika masyarakat terpancing dengan hal itu, maka akan memperkeruh suasana pilpres, kondisi dua kubu pendukung pun akan semakin memanas," ungkap Asep.

Sementara itu, Ketua Pengurus Cabang PMII Kota Bandung Irma Zahrotum Nisa mengatakan, diskusi digelar untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat luas, apakah #2019GantiPresiden makar atau bukan. "Kami mengundang pemateri yang ahli dalam bidang ini agar masyarakat paham apa itu #2019GantiPresiden," kata Irma.

Meski ahli bahasa menyatakan #2019GantiPresiden bukan makar, Irma berpendapat #2019GantiPresiden belum bisa dipastikan makar atau bukan. Pasalnya, aksi yang kerap diperlihatkan simpatisan #2019GantiPresiden cenderung mengarah pada perbuatan makar. "Kita lihat ada penolakan dari masyarakat umum atas aksi itu. Jadi saya masih belum memastikan itu makar atau tidak makar," ujar dia.

Meski begitu, Irma juga menandaskan, PMII merupakan organisasi mahasiswa yang independen dan tidak berpihak kepada salah satu calon presiden. Sehingga, yang bisa menentukan #2019GantiPresiden makar atau bukan makar, hanyalah pihak berwajib.

"Kembali lagi, yang bisa menentukan itu adalah pihak berwajib. Kami hanya memberikan gambaran kepada masyarakat bahwa itu makar atau tidak," tandas Irma.

Ahli Bahasa Sebut #2019GantiPresiden Pernyataan Sikap Bukan Makar
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4331 seconds (0.1#10.140)