Mentan Lepas Ekspor Komoditas Hortikultura ke-11 Negara

Kamis, 20 September 2018 - 14:40 WIB
Mentan Lepas Ekspor Komoditas Hortikultura ke-11 Negara
Mentan Andi Amran Sulaiman saat mencicipi semangka unggulan di sela acara ekspor hortikultura dan pembukaan Spekta Hortikultura 2018 di Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) Lembang, KBB, Kamis (20/9/2018). Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melepas ekspor hortikultura berupa tanaman hias Dracaena, buncis, dan tomat ke-11 negara tujuan di sela pembukaan kegiatan Spekta Hortikultura 2018 di Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Kamis (20/9/2018).

Selain itu juga turut didistribusikan 24 ton benih bawang merah, 26 ton benih kentang, 20 ton benih bawang putih, 16.700 polybag benih buah-buahan dan 8.000 polybag benih jeruk kepada petani secara gratis.

"Hari ini kami ekspor sebagai upaya untuk terus menggenjot ekspor pertanian. Alhamdulilah, ekspor naik 24% dibanding sebelumnya atau setara Rp441 triliun dan itu adalah yang tertinggi dalam 15 tahun terakhir," kata Amran kepada wartawan.

Dia mengatakan, ekspor ini sebagaimana arahan dari Presiden Joko Widodo yang telah menyiapkan bibit unggul sejak dua tahun lalu senilai Rp5,5 triliun dan hasilnya kini sudah bisa dipanen.

Upaya Ini adalah salah satu tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani serta meningkatkan devisa Indonesia. Tidak lupa juga untuk mendorong investasi karena potensi hortikultura di Indonesia sangat bagus.

Peningkatan pertumbuhan ekonomi khususnya dalam ekspor pertanian tidak lepas dari peran kemajuan teknologi. Untuk itu Mentan menginstruksikan tahun depan anggaran penelitian dinaikan. Lakukan pendampingan dan pelatihan agar semakin banyak produk pertanian yang berkualitas, serta inovasi teknologi yang dihasilkan dan petani juga semakin maju.

"Paradigmanya sekarang harus paradigma ekspor. Kami lakukan gerakan masif ke seluruh Indonesia untuk ekspor komiditas pertanian dan ini momentum emas yang bagus," tutur Andi.

Amran pun mengingatkan pentingnya untuk memajukan sektor hilirisasi setelah pembenahan di hulu. Pasalnya yang aded value dari produk pertanian adalah di prosesingnya. Dia mencontohkan sebiji kakau bahan baku untuk coklat di Indonesia dijual seharga Rp1.000. Namun ketika sudah masuk Singapura dan diolah dengan prosesing yang menarik maka harganya menjadi Rp19.000.

“Inilah pentingnya memajukan hilirisasi pertanian, sebab ekspor hortikultura lebih menguntungkan dan cepat membuat petani sejahtera," pungkas dia.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0238 seconds (0.1#10.140)