Banjir Bandang di KBB Undang Empati Masyarakat untuk Berbagi

Sabtu, 04 Januari 2020 - 20:28 WIB
Banjir Bandang di KBB Undang Empati Masyarakat untuk Berbagi
Aksi peduli dan bakti sosial pemberian bantuan makanan dan pakaian yang diserahkan oleh organisasi 234 SC Korwil Jabar, di posko pengungsi Kampung Pajagalan, Desa Cipeundeuy, Padalarang, KBB, Sabtu (4/1/2020). Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Bencana banjir bandang di awal tahun yang terjadi di sejumlah titik di Kecamatan Ngamprah dan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), menyadarkan orang bahwa bencana dapat terjadi kapan saja.

Bencana itu juga menggugah berbagai kalangan dari mulai perorangan, lembaga swasta, pemerintah, perusahaan, buruh, hingga organisasi kemasyarakatan untuk peduli dan mengulurkan bantuan.

Bukan sekadar bantuan materi, makanan, atau pakaian, tapi ada dari mereka yang rela bergotong-royong mendirikan posko dan membersihkan puing-puing sisa banjir.

Pasalnya dampak dari banjir bandang ini telah menimbulkan sampah bukan hanya endapan lumpur dan tanah, tapi juga banyak dari perabotan rumah yang akhirnya dibuang pemiliknya karena rusak akibat terendam air.

"Bencana banjir ini menjadi duka di awal tahun bagi masyarakat KBB khususnya yang ada di Desa Cipeundeuy, Padalarang ini. Makanya kami terjunkan sebanyak 14 personel untuk menggelar bakti sosial dengan harapan bisa meringankan beban warga," kata Wadan Hankam 234 SC Korwil Jabar Jejen Ansori didampingi Daryat Monte di sela bakti sosial dan menyerahkan bantuan ke posko pengungsi di Kampung Pajagalan, Desa Cipeundeuy, Kecamatan Padalarang, KBB, Sabtu (4/1/2020).

Jejen menyebutkan, sebagian anggotanya bahkan sudah terjun membantu warga sejak hari pertama terjadi bencana dan mendirikan posko bersama Tim Tagana.

Menurutnya dari beberapa titik bencana banjir bandang di wilayah Ngamprah dan Padalarang, lokasi Kampung Pajagalan, Cipeundeuy adalah yang paling parah. Sebab posisi wilayahnya berada di bawah dan berada di dekat Sungai Cihaur yang saat kejadian airnya meluap ke permukiman warga.

"Lokasi ini adalah yang terparah karena Sungai Cihaur meluap merendam rumah warga dengan ketinggian hampir dua meter. Ada juga tanggul yang jebol, makanya selain menggelar baksos kami juga menyumbangkan makanan dan pakaian layak pakai ke warga," tuturnya.

Salah seorang anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana), Herpin Arifyanto menyebutkan, sejak hari kejadian bencana dirinya sudah terjun ke lokasi. Saat itu dia sempat membantu membuat tanggul darurat agar air tidak semakin masuk ke permukiman.

Sementara untuk saat ini pihaknya lebih fokus kepada penanganan warga yang mengungsi serta pemenuhan kebutuhan makanan. "Sekarang kami lebih fokus kepada penanganan pascabencana dan memperhatikan suplai makanan bagi warga terdampak," ucapnya.

Berdasarkan data di Posko Tagana yang didirikan di Kampung Pajagalan, korban banjir bandang di Desa Cipeundeuy, Kecamatan Padalarang, total menimpa 77 kepala keluarga (KK) dengan total 300 jiwa.

Dari jumlah itu terdapat sejumlah siswa sekolah seperti SD 50 siswa, SMP 15, dan SMA 20. Selain itu terdapat bayi berusia 1-15 bulan sebanyak 7 orang, 2-5 tahun 19, disabilitas 2, dan lansia 20 orang.

Sementara itu bantuan juga banyak berdatangan ke lokasi pengungsian di Desa Margajaya, Ngamprah, dan warga terdampak banjir Underpass Padalarang. Seperti bantuan makanan, sembako, payung, jas ujan, dan kasur, dari Tim Marcom Dusun Bambu dan Eiger Peduli ke pengungsi di Padalarang dan Ngamprah.

Sementara di lokasi bencana Kompleks Cimareme Indah, buruh yang tergabung dalam FSPMI KBB melakukan aksi kerja bakti membersihkan saluran air, Sabtu (4/1/2020) siang.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1638 seconds (0.1#10.140)