Pengendara Avanza-El Presidente Brotherhood Sepakat Berdamai

Selasa, 18 September 2018 - 20:50 WIB
Pengendara Avanza-El Presidente Brotherhood Sepakat Berdamai
El Presidente BB 1% MC Pegi Diar bersalam komando dengan pengendara Avanza, Fajar setelah keduanya sepakat berdamai. Foto/SINDONews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Pengendara Avanza dan anggota klub motor yang terlibat keributan telah sepakat berdamai dan menyelesaikan persoalan tersebut secara kekeluargaan. Kedua belah pihak pun mengaku bersalah.

Anggota klub motor yang belakangan diketahui merupakan El Presidente Bikers Brotherhood 1% Motorcycle Club (BB 1% MC) Pegi Diar tersebut menyatakan permintaan maaf atas kejadian tersebut. "Saya sudah minta maaf, Fajar juga demikian, sudah selesai," kata Pegi Diar di kawasan Jalan Veteran, Kota Bandung, Selasa (18/9/2018).

Diketahui, keributan antara pengemudi mobil Avanza dengan anggota klab motor terjadi di ujung Jalan Merdeka, Kota Bandung, Minggu 16 September 2018 sekitar pukul 01.00 WIB. Insiden itu terekam kamera video dan viral di media sosial.

Usut punya usut, kejadian tersebut bermula ketika pengendara Avanza, Fajar yang merupakan warga Jakarta, salah mengambil jalan dan masuk ke jalur verboden setelah mengikuti intruksi dari aplikasi penunjuk arah. Akibatnya, Fajar terlibat tabrakan dengan sepeda motor yang dikendarai Pegi Diar.

"Kejadian itu sebenarnya sudah selesai saat itu juga, sebelum video itu viral. Proses mediasi dengan Fajar sudah selesai secara kekeluargaan Minggu pagi sekitar pukul 04.00 WIB," ujar Pegi.

Disinggung soal pemukulan yang dilakukannya, Pegi mengaku, tindakan tersebut terjadi karena spontan. Terlebih, dia sempat terjatuh setelah tertabrak mobil Avanza yang dikendarai Fajar.

"Insiden pemukulan sifatnya refleks karena ketika tabrakan saya terguling ke samping. Saya merasa benar karena memang jalur yang saya lalui benar. Fajar juga merasa benar karena berpatokan pada aplikasi penunjuk jalan hingga akhirnya terjadi insiden itu. Jadi ada salah paham. Saya meminta maaf. Kejadian kemarin sama sekali tidak direncanakan, namanya juga kecelakaan, ini spontan saja," tutur Pegi.

Pegi pun meminta semua pihak tidak menanggapi kejadian ini secara berlebihan mengingat masalahnya memang sudah benar-benar selesai. Pegi memastikan, tidak ada aksi lanjutan atas kejadian tersebut. "Saya mengimbau siapapun tidak terpancing dengan kejadian ini karena semua sudah selesai secara kekeluargaan," tandas dia.

Dalam kesempatan itu, Pegi juga mengimbau kepada para pengendara, khususnya dari luar Kota Bandung untuk berhati-hati mengemudikan kendaraannya karena terdapat beberapa jalan di Kota Bandung yang tidak dilengkapi rambu lalu lintas.

"Harapan saya, di belokan itu (lokasi kejadian) ada rambu larangan belok kiri karena polisi pun bilang di situ tidak ada rambu," pungkas Pegi yang mengaku menyesal karena sama sekali tak menyadari bahwa pria yang dipukulnya itu ternyata seorang mahasiswa.

Di tempat sama, pengemudi Avanza, Fajar yang diketahui merupakan mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta itu juga mengakui kesalahannya. Bahkan, Fajar pun dengan besar hati menerima insiden pemukulan yang menimpanya itu.

Senada dengan Pegi, Fajar menyampaikan permohonan maaf atas kesalahan yang dilakukannya. Kesalahan tersebut, kata Fajar, semata-mata karena dirinya tak mengetahui bahwa jalan yang dilaluinya satu arah dan hanya mengandalkan intruksi dari aplikasi penunjuk jalan.

"Dari awal memang saya pakai Googlemaps dan Waze. Pas di Jalan Lembong (sebelum lokasi kejadian) ada peringatan 100 meter di depan belok kiri. Aplikasinya sempat loading dan pas belok kiri, saya kaget hingga menabrak Pak Pegi Diar," kata Fajar.

"Saya sendiri awalnya ngerasa koq ditabrak karena kalau menurut saya sih benar sesuai intruksi aplikasi. Sementara Pak Pegi yang tahu Bandung merasa itu memang jalan satu arah. Jadi soal itu (insiden pemukulan) memang salah paham, refleks aja. Saya menerima refleks Pak Pegi," ujar dia.

Fajar mengungkapkan, persoalan antara dirinya dan Pegi Diar sudah selesai tak lama setelah kejadian lewat penyelesaian secara kekeluargaan yang dimediasi oleh Satlantas Polrestabes Bandung. "Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Satlantas Polrestabes Bandung yang telah membantu mediasi," ungkap Fajar.

Pengakuan mengejutkan justru datang dari mulut Fajar. Setelah menyadari bahwa dia terlibat keributan dengan El Presidente BB 1% MC Indonesia, dirinya malah merasa bangga. Pasalnya, setelah kejadian itu, Fajar merasakan kedekatan dengan para anggota BB 1% MC.

"Perasaannya malah bangga karena jadi punya keluarga baru, sahabat baru, kenalan baru. Jadi ke depan bisa silaturahmi kalau ke Bandung lagi," kata Fajar diiringi tawa.

Dalam kesempatan tersebut, Fajar juga menerima buah tangan dari BB 1% MC berupa hoodie (jaket) 1% Bakti Untuk Negeri dari salah seorang anggota BB 1% MC yang langsung disambut tawa gembira Fajar.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2244 seconds (0.1#10.140)