Sepanjang 2019, BNN KBB Ungkap 6 Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Senin, 30 Desember 2019 - 16:45 WIB
Sepanjang 2019, BNN KBB Ungkap 6 Kasus Penyalahgunaan Narkoba
Kepala BNN KBB Sam Norati Martiana (tengah) saat Press Release Capaian BNN KBB Selama Tahun 2019, Senin (30/12/2019). Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Bandung Barat (KBB) berhasil mengungkap enam kasus penyalahgunaan narkotika selama tahun 2019. Dari enam kasus tersebut tercatat ada 14 pelaku dan dua kasus di antaranya sudah dilimpahkan ke pengadilan (P21) dengan pelaku berjumlah tiga orang.

"Pengungkapan kasus oleh BNN KBB sepanjang tahun 2019 ini mencapai enam kasus, padahal targetnya hanya satu kasus. Satu kasus terakhir terungkap pada saat dilakukan operasi Cipta Kondisi belum lama ini dengan pelaku dua orang di wilayah Batujajar," ungkap Kepala BNN KBB Sam Norati Martiana saat Press Release Capaian BNN KBB Selama Tahun 2019, Senin (30/12/2019).

Sam menyebutkan, sejumlah barang bukti yang berhasil diamankan seperti narkotika jenis ganja seberat 10,67 gram, sabu 10,25 gram, ganja gorila 10 linting, hexsimer 4.015 tablet, tramadol tablet 600 butir, dan tramadol kapsul 1.000 butir.

Di tahun ini pun pihaknya telah tiga kali melaksanakan razia tempat hiburan, rumah kontrakan, dan tempat kos, dengan total yang dites urine mencapai 150 orang. Hasilnya didapati ada tujuh orang yang positif mengonsumsi obat terlarang, yakni tiga orang menggunakan Amphetamin dan empat orang menyimpan obat-obatan tanpa izin dinas terkait.

Sementara secara total selama 2019, BNN KBB telah melakukan tes urine kepada 1.293 orang. Mereka merupakan pekerja di instansi pemerintahan Pemda KBB, swasta, masyarakat umum, dan pelajar.

"Untuk mereka yang kedapatan positif saat dilakukan tes urine, maka kami serahkan untuk direhabilitasi. Di tahun ini BNN KBB telah menyelenggarakan layanan rehabilitasi rawat jalan kepada 18 orang dari kuota 20 orang. Yakni di RSUD Cililin 4 orang dan Puskesmas Jayagiri, Lembang, 14 orang," sebutnya.

Sementara untuk program advokasi, diseminasi, pencegahan dan pemberdayaan di masyarakat, Sam menyebutkan telah dilakukan kepada 369.300 orang atau sekitar 21,59% dari total jumlah penduduk KBB yang mencapai 1.710.088 orang. Itu belum termasuk sosialisasi program Desa Bersinar (Desa Bersih Narkoba) yang karena terbentur Pilkades Serentak, baru dilaksanakan di 53 desa dari total 165 desa yang ada di KBB.

Disinggung mengenai program kerja di 2020, Sam berkeinginan menjalin kerja sama dengan PHRI dan Apindo dan melakukan tes urine. Pasalnya, tidak menutup kemungkinan terjadi peredaran dan penyalahgunaan narkotika di kalangan hotel, restoran, dan juga industri (perusahaan). Namun karena biaya tes urine ini cukup mahal, yakni Rp100.000 untuk enam parameter, diharapkan dilakukan tes urine secara mandiri.

"Anggaran BNN KBB di 2019 ini mencapai Rp2 miliar lebih, sudah termasuk hibah dari Pemda KBB. Tentu bukan angka yang ideal. Jika semua dialokasikan untuk tes urine juga tidak akan cukup. Makanya kami sangat terbantu ketika ada institusi/lembaga yang mengundang BNN KBB sosialisasi dan melakukan tes urine mandiri," pungkasnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.7121 seconds (0.1#10.140)