Orientasi Program KB Mutlak Wujudkan Delapan Fungsi Keluarga

Senin, 17 September 2018 - 20:35 WIB
Orientasi Program KB Mutlak Wujudkan Delapan Fungsi Keluarga
Bapak Keluarga Berencana Nasional Haryono Suyono (tengah) hadir sebagai pembicara dalam Talk Show MNC Trijaya Bandung bertema Membangun dari Desa, Menjejak Program KKBPK di Hotel Holiday Inn, Jalan Dr Djunjunan. Foto/SINDONews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB) dinilai tidak lagi sebatas pada persoalan pengendalian jumlah penduduk. Lebih dari itu, program KB kini mutlak mewujudkan delapan fungsi keluarga.

Delapan fungsi keluarga itu meliputi, fungsi agama, sosial budaya, cinta dan kasih sayang, perlindungan, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi, dan fungsi lingkungan.

"Jadi, bukan hanya soal KB (pengendalian jumlah penduduk), tapi harus ada pemberdayaan delapan fungsi keluarga," kata mantan Menko Kesra di era Kabinet Reformasi Pembangunan Haryono Suyono dalam Talk Show MNC Trijaya Bandung bertema "Membangun dari Desa, Menjejak Program KKBPK" di Hotel Holiday Inn, Jalan Dr Djunjunan, Kota Bandung, Senin (17/9/2018).

Menurut pria yang juga dijuluki Bapak Keluarga Berencana Nasional itu, melalui penguatan delapan fungsi keluarga, program KB tidak lagi hanya berorientasi untuk mewujudkan keluarga kecil, namun harus mampu mewujudkan masyarakat yang produktif dan berdaya guna.

Terlebih, dengan angka fertilitas di kisaran 2,1 dimana satu keluarga rata-rata memiliki satu anak, jumlah penduduk di Indonesia kini sudah hampir seimbang. Artinya, jumlah penduduk yang lahir di Indonesia kini hampir sama dengan yang meninggal.

"Angka fertilitas jangan turun sampai di bawah 2. (Angka fertilitas) 2,1 harus ditahan, sehingga penduduk tumbuh seimbang dan program KB bisa fokus pada pembangunan delapan fungsi keluarga itu," ujar dia.

Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan kolaborasi antara BKKBN sebagai leading sector program KB dengan berbagai instansi, di antaranya perguruan tinggi. Lewat para akademisinya, perguruan tinggi dapat menyumbangkan inovasinya, seperti halnya dalam hal penguatan ekonomi keluarga.

"Lewat para akademisinya, perguruan tinggi juga bisa melatih petugas-petugas untuk diterjunkan ke masyarakat, agar masyarakat benar-benar memahami delapan fungsi keluarga," tutur Haryono.

Dia menuturkan, penguatan delapan fungsi keluarga juga sejalan dengan program pemerintah pusat dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera lewat pencanangan revolusi industri jilid 4 yang akan memberikan arah bagi pergerakan industri nasional di masa depan.

"Presiden Jokowi sudah declair era 4.0. Era 4.0 itu ekonominya harus kuat, masyarakat bukan hanya jadi konsumen lagi, tapi harus jadi masyarakat yang produktif. Di situlah peran perguruan tinggi," ungkap dia.

Guru Besar Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung Sutyastie Soemitro Resmi menyatakan, Unpad telah berkomitmen menyukseskan program KB, khususnya di Jabar. "Selain melahirkan inovasi, kami pun menerjunkan langsung profesor-profesor ke tengah-tengah masyarakat, seperti dalam pengembangan program Kampung KB," kata Sutyastie.

Pihaknya pun konsisten melakukan berbagai penelitian terkait kependudukan. Bahkan, Unpad juga menyertakan mahasiswa-mahasiswanya untuk melaksanakan kuliah kerja nyata (KKN) di kampung-kampung KB.

"Salah satu inovasi untuk peningkatan taraf hidup masyarakat, yakni pengembangan bibit domba unggul yang dinamai Domba Padjadjaran hasil penelitian kami selama 15 tahun. Pola-pola kerja sama antara akademisi, pemerintah, masyarakat, hingga dunia usaha harus terus ditingkatkan," ujar dia.

Sementara itu, Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Dwilistya Wardani mengatakan, pihaknya terus berupaya melakukan penguatan terhadap delapan fungsi keluarga, salah satunya melalui program Kampung KB.

Pihaknya pun terus memperkuat keberadaan kampung-kampumg KB. Pasalnya, dalam kampung KB, seluruh sektor berkontribusi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai Nawacita yang telah dicanangkan Presiden Jokowi.

"Kami juga ingin masyarakat melek teknologi untuk mengejar era 4.0. Memang harus di-backup infrastruktur yang kuat, terutama jaringan, kita terus berupaya ke arah itu," tandas Dwilisya.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9706 seconds (0.1#10.140)