Fokus Jaga Stabilitas Pangan, Bulog Diminta Tak Lagi Berbisnis

Sabtu, 28 Desember 2019 - 09:10 WIB
Fokus Jaga Stabilitas Pangan, Bulog Diminta Tak Lagi Berbisnis
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi saat reses mengecek ketersediaan beras di Gudang Bulog Karawang, Jumat 27 Desember 2019. Foto/Dok.komisi IV DPR RI
A A A
BANDUNG - Badan Urusan Logistik (Bulog) diminta tidak lagi mengurusi hal-hal yang berorientasi bisnis dan hanya fokus menjaga sekaligus mengontrol ketersediaan pangan.

Permintaan tersebut disampaikan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi saat reses mengecek ketersediaan beras di Gudang Bulog Karawang, Jumat 27 Desember 2019.

"Bulog harus berubah kelembagaannya menjadi bagian logistik negara atau semacam badan ketahanan atau ketersediaan pangan nasional. Bulog jangan lagi berorientasi bisnis, tapi mengontrol ketersediaan pangan masyarakat," ujar Dedi dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Sabtu (28/12/2019).

Sehingga, lanjut Dedi, Bulog hanya fokus memastikan segala kebutuhan pokok, seperti beras atau daging aman dan terpenuhi untuk konsumsi masyarakat serta tidak lagi mengejar keuntungan.

Menurut Dedi, kondisi Bulog yang dibebani bisnis saat ini malah menimbulkan masalah, salah satunya gudang yang penuh karena menumpuknya stok beras medium.

"Bulog ini kan ada dua beban. Pertama beban 2,3 juta ton beras medium itu harus dikontrol bagaimana bisa keluar dari gudang agar tidak menumpuk. Kedua, beras premium yang diserap dari petani juga sekarang menjadi beban di gudang," beber Dedi.

Untuk jangka pendek, Dedi mengusulkan agar Bulog membuat program penjualan beras premium kepada ASN/PNS, TNI dan Polri. Sebab, beras premium yang dimiliki Bulog kualitasnya sama dengan beras di pasaran.

"Pandangan orang kalau dengar beras Bulog itu pasti yang raskin, padahal tadi saya lihat sendiri ada beras premium yang biasa kita makan. Kualitas sama dan bahkan lebih terjamin. Nanti bisa kolaborasi juga dengan transportasi online untuk antar ke rumah-rumah," jelasnya.

Sementara untuk jangka panjang, Dedi kembali mengusulkan agar Bulog mengubah fungsinya, yakni tidak lagi berorientasi pada bisnis dan fokus untuk ketersediaan pangan.

"Bulog ke depan bisa menyiapkan beras dengan kualitas bagus dan bergizi tinggi karena anak-anak kita sekarang terancam stunting," katanya.

Dalam kesempatan itu Dedi datang langsung ke Gudang Bulog Karawang untuk mengecek ketersediaan beras di akhir tahun.

"Reses ini saya ingin memastikan stok beras di wilayah Purwakarta, Karawang, Bekasi dan secara umum Jawa Barat. Stok beras cukup, tapi harus dipikirkan serapan beras hasil panen petani," ujarnya.

Di tempat yang sama, Kepala Bulog Karawang Rusli mengatakan, stok beras di 10 kompleks pergudangan dipastikan aman. Dari kapasitas keseluruhan gudang sebanyak 140.000 ton, masih ada sisa 58.000 ton beras.

"Stok kita aman di angka 58.000-an ton. Memang kemarin cukup banyak (menumpuk), sekarang sudah dijual dan berkurang," katanya.
(abs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.5979 seconds (0.1#10.140)