Terdakwa Misterius Asep Balon Tutup Sidang DCDC Pengadilan Musik 2019

Jum'at, 27 Desember 2019 - 23:14 WIB
Terdakwa Misterius Asep Balon Tutup Sidang DCDC Pengadilan Musik 2019
Asep Balon saat dihadirkan menjadi terdakwa pada DCDC Pengadilan Musik edisi 39. Foto/SINDOnews/Arif Budianto
A A A
BANDUNG - Terdakwa misterius menjadi talent terakhir yang diseret ke Djarum Coklat Dot Com (DCDC) Pengadilan Musik episode terakhir di penghujung tahun 2019. Terdakwa mengenakan helm dan topeng, sehingga seluruh wajahnya tertutup.

Terdakwa Misterius Asep Balon Tutup Sidang DCDC Pengadilan Musik 2019


Dia adalah Asep Balon. Sosok fenomenal yang sedang naik daun berkat musik hip-hop yang dibawakannya. Asep diseret ke kursi pesakitan di hadapan dua jaksa penuntut, Budi Dalton dan Pidi Baiq. Asep Balon didampingi dua pembela, yaitu Yoga (PHB) dan Rully Cikapundung.

Seperti biasanya, persidangan dipimpin oleh Man (Jasad) sebagai Hakim dan jalannya persidangan diarahkan oleh Eddi Brokoli sebagai Panitera. Sidang di Kantin Nasion Rumah The Panas Dalam, Jalan Ambon No. 8A, Bandung, berlangsung meriah, dihadiri ratusan penonton.

Memulai pertanyaannya, Budi Dalton dan Pidi Baiq langsung mencecar Asep Balon dengan berbagai pernyataan. Salah satunya, sejak kapan mulai menutup muka di hadapan publik. Asep menyebut, dia telah mengenakan topeng dan helm sejak 2012, saat dia aktif di Twitter.

"Juga kenapa saya pilih nama Asep Balon, karena Aseo saya orang Sunda. Sedangkan balon identik balon yang terbang tinggi. Jadi artinya, orang Sunda yang terbang tinggi," kata Budi, Jumat (27/12/2019) malam.

Ya, Asep Balon adalah Pemuda misterius selalu bersembunyi di balik topeng. Dia berasal dari Majalaya, Kabupaten Bandung. Awalnyai dia dikenal lewat Twitter dengan nama Info Capruk alias Asep Balon.

Akun tersebut berisi banyolan khas Sunda dan perlahan mampu meraih banyak pengikut. Karya pertamanya berawal dari iseng, ketika pada 2015, dia diminta membuat ucapan selamat ulang tahun dari Dadang Konelo yang juga mempunyai akun Twitter serupa.

Asep Balon mengucapkan ucapan selamat dengan bernyanyi bergaya rap. Tak disangka, karya tersebut mendapatkan respons dan apresiasi dari para pengikutnya. Dirasa mendapatkan respons positif, mulailah kreativitas baru Asep Balon sebagai penyanyi rap yang mengeksplorasi lirik berbahasa Sunda.

Asep bercerita, mengenal hip-hop sejak SMP, ketika kakaknya kerap mendengarkan lagu-lagu Eminem. Karya pertama berjudul Fotobaperyang sekaligus menjadi titik tolak Asep Balon serius menggeluti karier sebagai penyanyi rap.

Proses kreatifnya berlanjut dengan dirilisnya beberapa single secara mandiri dan disebar melalui aplikasi digital. Aktivitas inilah yang pada akhirnya mengangkat nama Asep Balon mulai tercatat di-sken hip-hop nasional.

Tema lirik yang akrab terjadi di keseharian dan penggunaan bahasa Sunda yang sederhana akhirnya menjadikan setiap karya Asep Balon banyak disukai.

Asep Balon, selain aktif bersolo karier, dia juga terlibat kolaborasi dengan beberapa rapper. Selain aktif merilis single, Asep Balon bersama SG Entertainment aktif membangun komunitas musik di Majalaya terutama fokus di komunitas hip-hop.

Melalui Majatribe, sebuah grup hip-hop asal Majalaya yang terdiri dari sembilan rapper dan Asep Balon, salah satu anggotanya, mereka mencoba membangun kebanggaan terhadap daerahnya, Majalaya, melalui lagu yang dihasilkan.

Terdakwa Misterius Asep Balon Tutup Sidang DCDC Pengadilan Musik 2019


Perwakilan DCDC Agus Danny Hartono mengatakan, talent asal Majalaya ini sudah dipantau sejak lama atas berbagai karya indie selama ini. Apalagi, Asep juga konsen terus mengembangkan komunitas musik di Bandung selatan. "Liriknya memang tidak biasa. Tapi itu membawa perubahan," kata Agus.

Asep yang konsen membawakan lagu hip hop berbahasa sunda ini bahkan akan bertandang ke Jepang. Dia datang membawa bendera DCDC Dream World untuk tampil pada 2 Januari 2020 di Jepang.

Ketika ditanya tanggapannya DCDC Pengadilan Musik selama 2019, Agus mengaku bersyukur event ini bisa berjalan hingga episode 39 hingga penghujung 2019. Dia bersyukur, DCDC Pengadilan Musik mampu menyampaikan pesan perkembangan musik indie di Indonesia.

Pengadilan Musik adalah salah satu program dari Djarum Coklat Dot Com (DCDC) yang secara rutin mengundang dan mengkaji karya terbaru band-band independent dan solois Tanah Air.

Sementara itu, Perbaikan EO dari Atap Promotion Uwie Fitriani mengaku, DCDC Pengadilan Music direncanakan bakal terus digelar pada 2020. Tahun depan, pihaknya telah menyiapkan beberapa pengembangan terkait talent dan gimix persidangan.

"Kami siapkan sesuatu yang besar di awal tahun, mungkin talent yang mami hadirkan band, kemudian selanjutnya solois pria atau wanita. Karena sebenarnya, artis mainstream ingin masuk sini. Padahal kami ambil jalur indie. Tapi kami akan lihat perkembangannya," kata Uwie.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4395 seconds (0.1#10.140)