Obat Berbasis Nuklir untuk Menghilangkan Rasa Sakit Kini Tersedia di Indonesia

Senin, 17 September 2018 - 10:30 WIB
Obat Berbasis Nuklir untuk Menghilangkan Rasa Sakit Kini Tersedia di Indonesia
Business Development Director Kimia Farma Pujianto (kiri) dan Deputy Chairman for Nuclear Technology Utilization Hendig Winarso menjelaskan hasil temuan obat berbasis nuklir. Foto/SINDOnews/Arif Budianto
A A A
BANDUNG - Badan Tenaga Nuklir Indonesia (Batan) dan Kimia Farma menemukan obat penghilang rasa sakit pengganti morfin bagi penderita kanker. Obat bernama T Bone Kaef itu dihasilkan dari senyawa nuklir.

Business Development Director Kimia Farma Pujianto mengatakan, produk tersebut merupakan hasil pengembangan Kimia Farma bersama Batan. T Bone Kaef diteliti dan dikembangkan selama 10 tahun hingga mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Kami selalu mengembangkan produk baru kerja sama dengan lembaga penelitian atau perguruan tinggi, termasuk Batan. Hasilnya sudah ada lima produk hasil penelitian Batan yang kami komersialisasi. Yang terbaru adalah T Bone Kaef ini," jelas Pujianto di Bandung, Senin (17/9/2018).

Menurut dia, setelah diteliti 10 tahun, produk tersebut sudah bisa diproduksi massal dan dikomersialkan. Kata dia, obat itu baru ada tiga rumah sakit di Jakarta dan satu di Bandung. Keterbatasan itu karena ketersediaan alat penyimpanan khusus. Selain itu lantaran obat tersebut menggunakan bahan nuklir.

"Satu dosis Rp3 juta tetapi bisa untuk 40 hari. Berbeda dengan morfin, murah tapi sering. Ini sekali tapi harga mahal. Sama saja. Ini lebih efektif. Selain itu, obat ini aman. Kalau morfin dosisnya naik terus, obat ini enggak," pungkas dia.

Deputy Chairman for Nuclear Technology Utilization Hendig Winarso mengaku, T Bone Kaef diteliti dan dikembangkan Batan sejak 2008. Obat ini hasil anak bangsa. Di beberapa negara maju sudah banyak digunakan. Namun, karena waktu paruh nuklir yang pendek, obat ini sulit diimpor.

"Ini dipakai sebagai pengganti morfin bagi penderita kanker yang sudah metastasis ke tulang. Itu biasanya nyeri luar biasa, sehingga harus dimorfin dengan dosis yang terus meningkat. Jaraknya satu sampai dua hari. Tetapi ketika pakai ini (T Bone Kaef), bisa bertahan atau hingga 2 bulan. Tergantung dosis," beber dia.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.5429 seconds (0.1#10.140)