Cegah Longsor, Masyarakat Majalengka Tanam Pohon di Terasering Panyaweuyan

Rabu, 25 Desember 2019 - 14:07 WIB
Cegah Longsor, Masyarakat Majalengka Tanam Pohon di Terasering Panyaweuyan
Pegawai BPBD Kabupaten Majalengka menanam pohon di Terasering Panyaweuyan. Foto/SINDOnews/Inin Nastain
A A A
MAJALENGKA - Musibah hujan yang dapat menimbulkan banjir bandang dan tanah longsor, mengundang keprihatinan komunitas di Kabupaten Majalengka. Tidak mau musibah itu terjadi, mereka memutuskan untuk bergerak bersama-sama menanam pohon keras di kawasan perbukitan, Rabu (25/12/2019)

Sekitar seratusan orang dari berbagai komunitas dan dinas di Kabupaten Majalengka ramai-ramai menam pohon di lahan pertanian Terasering Panyaweuyan, Kecanatan Argapura. Lima jenis bibit pohon yang ditanam serempak. Antara lain, pohon Durian, Petai, Jengkol, Mangga, dan Alpukat.

"(Pertama) memanfaatkan moment, bahwa Desember itu Hari Tanam Nasional. Kedua, berangkat dari sebuah kesadaran, kebiasaan, dan sampai akhirnya kami berharap jadi budaya. Ketika sudah jadi budaya, (aktivitas menanam) bukan sesuatu yang luar biasa lagi, tetapi wajib bagi manusia sebagai khalifah di muka bumi ini," kata penggagas aksi tanam pohon, Mahmud.

Terkait pemilihan jenis pohon, Mahmud mengemukakan, hal itu sengaja agar bisa dimanfaatkan oleh warga sekitar selaku pemilik lahan. Nantinya, ketika berbuah, mereka bisa menikmati hasilnya.

"Agar tidak saja tanaman membri oksigen, tetapi juga secara ekonomis bisa dimanfaatkan. Karena di daerah sini, pohon-pohon tersebut bisa tumbuh subur dan berbuah," ujar dia.

Camat Argapura Ono Haryono menjelaskan aksi penanaman pohon itu sebagai upaya untuk tetap terjaganya konservasi di wilayah tersebut. Dari catatan yang ada, jelas dia, alih fungsi lahan di wilayah itu terbilang cukup besar.

Berdasar data, pada 2010 lahan garapan pada bentangan Panyaweuyan kurang lebih 150 Hektar. Saat ini mengalami kenaikan jadi 416 hektar lahan garapan. "Sehingga asumsinya selama 10 tahun terakhir terdapat perluasan areal lahan pertanian 266 hektare," tutur Ono.

Ono mengungkapkan, di kawasan ini terjadi pergeseran ekosistem alam, perubahan fungsi lahan dari hutan rakyat menjadi lahan pertanian produktif. "Inilah yang menjadi alasan untuk melakukan sebuah gerakan menanam di bentangan Panyaweuyan sambil memperhatikan keindahan, para petani, pengunjung, dan yang paling penting menjaga Alam jangan sampai tidak bersahabat dengan kita," ungkap Camat.

Dalam pelaksanaannya, kata Ono, penanaman pohon dilakukan di sela-sela lahan pertanian milik warga. Namun, penanaman itu dipastikan tidak mengganggu tanaman petani, sebab dilakukan di batas antara eral pertanian satu dengan yang lainnya.

Ono mengaku, sebelum penanaman, terlebih dulu dilakukan pembicaraan dsngan para petani setempat.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4102 seconds (0.1#10.140)