KUN Humanity dan Aksa7 Dorong Gerakan Kolaboratif untuk Indonesia

Selasa, 24 Desember 2019 - 17:12 WIB
KUN Humanity dan Aksa7 Dorong Gerakan Kolaboratif untuk Indonesia
Sejumlah relawan KUN Humanity System+ tengah berlatih penanganan pertama medis di alam terbuka. Foto/Dok.KUN Humanity System+.
A A A
BANDUNG - Menyambut Tahun Baru 2020, KUN Humanity System+, sebuah organisasi non-pemerintah nirlaba yang bergerak di bidang sosial kemanusiaan asal Bandung dan Aksa7, mendorong sebuah gerakan kolaboratif untuk Indonesia melalui kegiatan Collaborative Movement Bootcamp for Indonesia.

Kegiatan bertajuk "Working Together With The Power of Love for a Better World" itu akan digelar pada 30-31 Desember 2019 sampai 1 Januari 2020 di Bukit Golf Cibodas, Kaki Gunung Gede-Pangrango, Desa Cimacan, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur.

Kegiatan yang bakal diikuti sekitar 50 relawan dan Pemuda dari berbagai daerah di Indonesia ini bukan sekedar kegiatan berkumpul bersama menyambut datangnya tahun baru, melainkan juga sebagai wadah untuk berjejaring, saling berbagi dan berlatih bersama, dan mendorong lahirnya sinergi gerakan-gerakan sosial-kemanusiaan di berbagai daerah di Indonesia.

Pendiri dan Direktur KUN Humanity System+, Chandra Sembiring berharap, kegiatan kemah gerakan kolaboratif untuk Indonesia ini dapat menjadi ruang bersama bagi siapapun yang memiliki kepedulian dalam isu sosial-kemanusiaan, kesehatan, pendidikan, dan lingkungan.

"Kegiatan ini untuk berjejaring dan menambah ilmu pengetahuan untuk berkolaborasi bersama melakukan gerakan yang membawa perubahan baik di daerahnya masing-masing," tutur Chandra di Bandung, Selasa (24/12/2019).

Chandra melanjutkan, Collaborative Movement Bootcamp for Indonesia akan dihadiri oleh berbagai narasumber yang sudah berpengalaman di bidangnya masing-masing.

Selain itu, peserta juga akan mendapatkan materi tentang kemanusiaan, penanganan pertama medis dan psikologis pada kegiatan di alam terbuka, workshop adventure filmmaker, dan integrative (environmental/cultural) body movement approach activities.

"Akan digelar juga sesi berbagi berbagi bersama tokoh seperti Djukardi ‘Wa Bongkeng' Adriana yang merupakan tokoh di dunia pendakian Indonesia yang diharapkan dapat menambah bekal pengetahuan dan kemampuan bagi para peserta," katanya.

Sementara itu, pendiri Aksa7 Anggi Frisca menuturkan, untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik, diperlukan sinergitas melalui gerakan bersama. Kegiatan ini, kata Anggi, bertujuan untuk membuka ruang diskusi, menyamakan visi, dan saling menginspirasi.

"Sebab, inspirasi datang bukan dari sekumpulan orang hebat, tapi inspirasi datang dari sebuah pengalaman dan perjuangan bersama," ujarnya.

Menurut Anggi yang juga sinematografer dan sutradara yang telah banyak mendapatkan nominasi dan penghargaan di dunia perfilman nasional dan internasional itu, film hadir bukan hanya sekadar media komunikasi massa.

"Melainkan juga menjadi sebuah semangat dan kekuatan besar yang dapat menumbuhkan kesadaran hingga berujung pada sebuah gerakan untuk perubahan," katanya.

Kegiatan Movement Bootcamp for Indonesia juga akan dimeriahkan pemutaran perdana teaser NONA, sebuah film fiksi petualangan dan perjalanan, film Negeri Dongeng (film karya Aksa7 yang berkisah tentang perjalanan ekspedisi 7 gunung tertinggi di Indonesia), serta pengenalan Program Rumah Dongeng di Sembalun-Lombok Timur (program rehabilitasi dan rekonstruksi pascagempa Lombok).

Semua rangkaian kegiatan yang dirancang pada Collaborative Movement Bootcamp for Indonesia diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran baru dan semangat untuk melakukan gerakan perubahan di tahun 2020 untuk Indonesia yang lebih baik.

Diketahui, sejak awal pembentukannya 2016 lalu, KUN Humanity System+ telah berkolaborasi bersama Aksa7 dalam upaya bergerak dan menggerakan melalui sarana film sebagai media komunikasi massa.

KUN dan Aksa7 telah berhasil mendapatkan lebih dari 50.000 pendukung dan melatih ratusan relawan lokal yang sampai saat ini masih bergerak untuk mendukung kegiatan sosial kemanusiaan di Indonesia.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.5605 seconds (0.1#10.140)