Sidang Kasus Penembakan, Irfan Ungkap Panji 2 Kali Datangi Rumahnya

Senin, 23 Desember 2019 - 16:59 WIB
Sidang Kasus Penembakan, Irfan Ungkap Panji 2 Kali Datangi Rumahnya
Irfan Nur Alam (berkemeja putih) saat menjadi saksi di PN Majalengka. Foto/SINDOnews/Inin Nastain
A A A
MAJALENGKA - Kontraktor asal Bandung Panji Pamungkasandi yang menjadi korban penembakan ternyata tak hanya sekali datang ke rumah terdakwa Irfan Nur Alam di Majalengka, Jawa Barat. Kedatangannya yang kedua berujung kericuhan disertai penembakan sehingga membuat Kabag Ekbang Setda Majalengka Irfan Nur Alam dan dua orang lainnya ditetapkan sebagai tersangka.

Hal itu diungkapkan terdakwa Irfan saat menjadi saksi untuk terdakwa Soleh dan Udin di PN Majalengka pada Senin (23/12/2019). "Yang pertama 12 September 2019. Pada tanggal 12 itu saya sedang bertugas sosialisaai di (Kecamatan) Kertajati," kata Irfan.

Dia mengaku kabar kedatangan Panji itu setelah mendapat telepon dari seseorang bernama Andi yang ada di rumahnya, Kelurahan Cijati, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka.

"Saya ditelepon, (Panji datang) dengan membawa empat mobil sambil digerung-gerung. Saya katakan supaya jangan di rumah saya kalau mau keributan. Akhirnya diarahkan juga ke Sakura. Akan tetapi karena siang, bisa diredam," jelas dia.

Pada kejadian pertama itu, Irfan mengaku langsung menuju Sakura untuk menemui Panji. Dalam pertemuan itu, sempat ada kesepakatan bersama.

"Saya meluncur ke Sakura. Mereka sudah ada di lantai 2. Saudara Panji meminta saya untuk perminfaan maaf di koran, tapi saya nggak mau. Pada saat itu ada kesepakatan," ungkap dia.

Namun sayang, Irfan tidak menyebutkan alasan Panji meminta dirinya untuk minta maaf itu. Hal itu lantaran jaksa tidak mengejar ihwal Panji meminta terdakwa meminta maaf.

Sama seperti kedatangan Panji saat pertama kali. Irfan mengaku sedang tidak ada di rumah saat Panji datang kedua kalinya pada 10 November 2019.

"Antara pukul 4-5 (sore) sopir saya menerima telepon dari Andi bahwa rumah saya yang ada di Cijati diserang. Bahasanya begitu (diserang). (Irfan sedang) Perjalanan dari Cimbuluit menuju ke Yonas, saya (duduk) di belakang. Kebetulan mau nginep di sana. Andi menanyakan ke sopir saya 'tanyakan ke Aa saya harus seperti apa'," lanjut Irfan.

Saat itu, Irfan mengaku mengarahkan agar urusan itu tidak boleh dibahas di rumahnya. Sama seperti kedatangan Panji yang pertama, mereka diarahkan untuk ke Kompleks Sakura.

"Tidak boleh di rumah, itu poin pertama. Sekitar 1 jam kemudian, Saudara Andi telepon lagi bahwa Panji bergeser (ke Sakura)," jelas dua.

"Satu jam kemudian, saya nelepon Saudara Andi secara langsung, supaya orang-orang terkait dipertemukan. Ia mengatakan 'iya siap'," lanjut Irfan.

Sekitar pukul 21.35 WIB, jelas Irfan, dirinya kembali ditelepon oleh orang di rumah. Yang menelepon adalah Deni, adik ipar Irfan. Saat itu Deni memberi tahu bahwa kondisi sudah memanas. "Sekitar (pukul) 21.35 WIB saya ditelepon Deni 'A ini kondisinya memanas'. Saya (masih) di Bandung, lagi makan. Orang Bandung itu sudah mengeluarkan senjata (seperti) stik softball, doble stick, ada pecut, celurit, dan besi-besi panjang. Saudara Deni minta izin untuk menurunkan massa. Kata saya jangan dulu," jelas dia.

Mengingat kedatangan Panji itu ada keterkaitan dengan urusan bersama Deni, Irfan akhirnya memutuskan pulang ke Majalengka. Irfan mengaku sempat pulang ke rumah, untuk kemudian ada orang yang memintanya datang ke Sakura guna menengahi, lantaran suasana dinilai sudah panas. "Sempat pulang ke rumah, mandi, ganti baju," kata Irfan.

Saat tiba di Sakura, lanjut dia, kondisinya sudah tampak tidak kondusif. Melihat kondisi itu, salah seorang mengingatkan agar Irfan membawa pistol saat turun dari mobil

"Secara faktual saya melihat kondisinya tidak kondusif, saya putuskan bawa pistol. Pistol (disimpan) di saku kanan, posisi (posisi pistol) dikunci," ungkap dia.

Dalam kesaksiannya, Irfan mengaku senantiasa menyiapkan pistol di mobilnya. Dia beralasan, pistol tersebut untuk pembelaan diri. "Kebiasan saya ada senjata on, lima butir peluru. Ada cadangan. (Total) 9 peluru kalau nggak salah," jelas Irfan.

Saat menjadi saksi, Irfan tampak dalam kondisi baik. Bahkan, dia sempat tertawa saat memeragakan salah satu adegan yang berkaitan dengan kesaksiannya. (Baca Juga: Korban Panji Bantah Datang ke Majalengka untuk Serang Irfan).
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2488 seconds (0.1#10.140)