Ini Kajian Ilmiah Pakar Reptil ITB soal Banyak Ular Muncul di Musim Hujan

Selasa, 17 Desember 2019 - 15:11 WIB
Ini Kajian Ilmiah Pakar Reptil ITB soal Banyak Ular Muncul di Musim Hujan
Ular King Cobra. Foto/en.wikipedia.org. Insert: Ahli reptil dari SITH ITB Ganjar Cahyadi. Foto/Dok.itb.ac.id
A A A
BANDUNG - Fenomena kemunculan ular berbisa seperti kobra di permukiman penduduk, yang ramai diberitakan, sempat membuat resah masyarakat. Tak sedikit yang bertanya, apa penyebab ular banyak muncul saat musim hujan.

Seperti di Kabupaten Purwakarta, puluhan ekor anak ular kobra ditemukan di dapur rumah warga. Ular sangat berbisa berukuran kecil itu akhirnya dievakuasi oleh petugas pemadam kebekaran setempat untuk dilepaskan ke habitatnya.

Ahli reptil dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB Ganjar Cahyadi sebagaimana dikutip dari laman itb.ac.id mengatakan, musim penghujan merupakan masa di mana ular bereproduksi. Sehingga banyak ular menetas.

“Perilaku ular kobra itu biasanya menyimpan telur di sarang. Biasanya sarang bekas tikus atau di tempat-tempat lembab, dan tumpukan sampah. Dia (ular kobra) menyimpan telurnya lalu ketika awal musim hujan akan menetas,” kata Ganjar.

Ini Kajian Ilmiah Pakar Reptil ITB soal Banyak Ular Muncul di Musim Hujan


Jika banyak ular ditemukan di suatu lokasi, ujar Ganjar, kemungkinan tempat tersebut merupakan habitat atau area ular mencari makan. Seperti diketahui, salah satu makanan bagi ular adalah tikus, dan tikus biasanya banyak di rumah-rumah penduduk.

“Kobra itu tipikal ular yang melepas anak-anaknya. Dia tidak menjaga anak-anaknya karena anak kobra ketika menetas sudah memiliki taring dan kelenjar bisa, jadi sudah bisa mencari makan dan mempertahankan diri sendiri," ujar dia.

Lalu bagaimana membedakan ular berbisa atau tidak? Ganjar menuturkan, sangat diperlukan untuk mengetahui jenis dan perilakunya agar masyarakat bisa melakukan langkah antisipasi yang tepat.

Ular berbisa, tutur dia, dapat dikelompokkan pada dua famili, yaitu Elapidae dan Viperidae. Ular yang termasuk Elapidae contohnya adalah kobra, belang (bungarus), dan cabai (calliophis intestinalis).

Sementara untuk kelompok Viperidae, cirinya adalah bagian kepala berbentuk seperti segitiga. Kalau di daun warnanya hijau dan jika di tanah warnanya kecoklatan.

“Ular berbisa memiliki taring yang mengeluarkan bisa. Selain itu dari perilakunya juga dapat terlihat kalau ular berbisa lebih santai dalam bergerak. Tapi kalau didekati akan melakukan upaya perlindungan diri atau menyerang. Sementara ular tidak berbisa, tidak memiliki taring dan bila didekati akan kabur,” tutur Ganjar.

Ciri lain dari ular berbisa dapat dilihat dari warna atau coraknya. Ular berbisa lebih mencolok warnanya, misalnya ular cabai yang mempunyai garis warna merah di tubuhnya. Kemudian ular bungarus atau belang memiliki warga hitam putih.

“Namun khusus untuk ular kobra, yang mencolok adalah karena warnanya hitam legam. Perilaku ular kobra, kalau terancam akan menaikkan tubuhnya dan mengembangkan rusuknya. Bahkan dapat menyemburkan bisa ke arah mata manusia,” ungkap dia.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.7991 seconds (0.1#10.140)