Pesantren Juara Pamer Produk Unggulan di Gedung Sate

Sabtu, 14 Desember 2019 - 16:12 WIB
Pesantren Juara Pamer Produk Unggulan di Gedung Sate
Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum berbincang dengan perwakilan pesantren seusai membuka Gelar Produk Koperasi Pondok Pesantren yang tergabung dalam program OPOP di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Sabtu (14/12/2019). Foto/Humas Pemprov Jab
A A A
BANDUNG - Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum membuka Gelar Produk Koperasi Pondok Pesantren yang tergabung dalam program One Pesantren One Product (OPOP) di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Sabtu (14/12/2019).

Kegiatan tersebut menjadi bagian dari penghargaan Pemprov Jabar kepada koperasi pondok pesantren yang mampu menghadirkan produk unggulannya.

Sebelumnya, Pemprov Jabar memberikan pelatihan, magang, pendampingan usaha, temu bisnis, bantuan penguatan modal, hingga pameran, baik di dalam maupun luar negeri.

Menurut Uu, program OPOP digagas Pemprov Jabar untuk mengakselerasi visi Jabar Juara Lahir Batin.

"Kang Emil (Gubernur Jabar Ridwan Kamil) bergerak di bidang ekonomi (pesantren), tetapi dengan tidak meninggalkan program kepesantrenan dulu," ujarnya.

Uu menyatakan, program OPOP sendiri bertujuan untuk menghadirkan kemandirian ekonomi pesantren. Dia pun mengajak pesantren lain untuk terlibat dalam program ini.

"Mulai dari sekarang saya minta kepada pesantren (yang belum ikut serta OPOP), buat pesantrennya hebat dalam administrasi dan prospeknya karena kami (OPOP) dinilai oleh tim independen dan bekerja sama dengan perguruan tinggi," katanya.

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Koperasi dan UKM) Republik Indonesia (RI) mengapresiasi upaya Pemprov Jabar yang memberikan perhatian khusus kepada koperasi dan usaha kecil, khususnya di pesantren.

Mewakili Menteri Koperasi dan UKM RI, Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Rully Indrawan mengatakan, gerakan pemberdayaan ekonomi umat seperti OPOP bisa menjadi pilot project pemberdayaan UKM tingkat nasional.

“Saya juga diminta Pak Menteri (Koperasi dan UKM) untuk ke Tasikmalaya beberapa waktu lalu. Dan saya melaporkan, kelihatannya ini untuk membangun pesantren Jawa Barat di 2020 harus menjadi pilot project," tutur Rully.

Rully juga menyatakan, pemberdayaan ekonomi rakyat melalui koperasi dan UKM menjadi atensi pemerintah pusat.

"Fakta lain menunjukkan bahwa saat ini, kita tidak boleh meninggalkan peran usaha mikro, kecil, dan menengah," ujarnya.

"Kalau dari statistik yang memberikan kontribusi terbesar terhadap produk domestik bruto (PDB) ternyata bukan usaha besar. Usaha mana? Usaha mikro. UMKM secara keseluruhan itu memberikan kontribusi 60 persen (untuk PDB) dan lapangan kerja 97 persen tenaga kerja kita terserap di UKM," papar Rully.

Oleh karena itu, Kementerian Koperasi dan UKM RI dan 10 kementerian/lembaga lainnya terus bersinergi membangun UKM.

"Salah satu srateginya adalah berhimpun dan koperasi menjadi bagian dari pengembangan UKM," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jabar Kusmana Hartadji menyebutkan, Gelar Produk Koperasi Pondok Pesantren juga disertai kegiatan temu bisnis.

"Ada bantuan penguatan usaha kepada 1.074 pesantren tahap 2 sebesar Rp 20-30juta. Kemudian pesantren juara yang lolos tahap seleksi 2 diberikan bantuan penguatan modal tambahan kepada 88 pesantren sebesar Rp100-200 juta," katanya.

Kusmana menambahkan, di gelaran produk kali ini, telah berkumpul 1.074 usaha pesantren se-Jabar yang akan menjadi model pemberdayaan umat. 1.074 pesantren tersebut adalah pesantren juara hasil proses seleksi administrasi dan audisi usaha pesantren.

Pada kesempatan ini, diberikan pula penghargaan kepada 10 pesantren juara audisi OPOP Jabar 2019. Para penerima penghargaan mendapat hadiah berupa tambahan modal sebesar Rp400juta.

Berikut daftar 10 ponpes yang menerima penghargaan:

1. Ponpes Minhajul Karomah dari Kabupaten Sumedang (bidang usaha konfeksi/fashion);
2. Ponpes Riyadlul Ulum Waddawah dari Kota Tasikmalaya (makanan olahan nabati);
3. Ponpes Al Urwatul Wutsqo dari Kabupaten Indramayu (minuman);
4. Ponpes Mathlaul Ulum dari Kabupaten Pangandaran (perikanan);
5. Ponpes Modern Al Umanaa dari Kabupaten Sukabumi (makanan olahan hewani);
6. Ponpes Nurul Hidayah dari Kabupaten Garut (perternakan);
7. Ponpes Raudhatul Irfan dari Kabupaten Ciamis (pertanian);
8. Ponpes Al Akhyar dari Kabupaten Cianjur (kerajinan);
9. Ponpes Al Muhajirin dari Kabupaten Purwakarta (jasa); dan
10. Ponpes Al Munawariyyah dari Kota Sukabumi (perdagangan).

Juara 2 tingkat kabupaten/kota kategori juara Scale Up:

1. Juara I Ponpes Nuurussiddhiiq dari Kota Cirebon (bidang konfeksi/fashion) mendapat bantuan tambahan modal Rp200 juta;
2. Juara II Ponpes Darul Ulum Lido dari Kabupaten Bogor (makanan olahan hewani), Rp 150 juta;
3. Juara III Ponpes Darul Hidayahdari Kota Bandung (elektronik), Rp 100juta.

Juara kategori Start Up:

Ponpes Mukhtarul Ulum dari Kabupaten Ciamis (peternakan), Rp 75 juta.
(abs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 4.0701 seconds (0.1#10.140)