Sebulan, Bandung Barat Dilanda 20 Peristiwa Bencana Alam

Sabtu, 14 Desember 2019 - 15:29 WIB
Sebulan, Bandung Barat Dilanda 20 Peristiwa Bencana Alam
Petugas memantau bencana pergerakan tanah yang terjadi di Desa Cilangari, Kecamatan Gununghalu, KBB. Bencana pergerakan tanah ini menjadi bencana paling parah yang terjadi di KBB dalam sebulan terakhir pascamasuknya musim hujan. Foto/Dok. BPBD KBB
A A A
BANDUNG BARAT - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat (KBB) mencatat, dalam sebulan terakhir, KBB dilanda 20 kali bencana alam yang menyebabkan satu korban jiwa. Bencana yang terjadi di beberapa kecamatan itu, seperti angin puting beliung, tanah longsor, pergerakan tanah, dan banjir bandang sejak awal November hingga awal Desember 2019.

"Selama sebulan terakhir, khususnya ketika mulai masuk musim penghujan, total tercatat sudah ada 20 kejadian bencana di KBB. Satu korban meninggal dunia atas nama Uci dikarenakan tertimbun longsoran sampah di lokasi pengolahan kompos TPA Sarimukti, Kecamatan Cipatat," terang Kepala Pelaksana BPBD KBB, Duddy Prabowo, Sabtu (14/12/2019).

Duddy menyebutkan, bencana angin puting beliung terjadi sebanyak 5 kali, longsor 11 kali, pergerakan tanah 3 kali, dan banjir bandang satu kali. Untuk bencana angin puting beliung menyebabkan 8 rumah rusak berat, 1 rumah rusak sedang, dan 3 rumah rusak ringan. Sedangkan 45 rumah mengalami kerusakan pada bagian atap dengan jumlah warga terdampak 58 jiwa.

Bencana angin puting beliung tersebut terjadi di sejumlah desa, seperti Desa Kertamulya, Kecamatan Padalarang; Desa Mekarsari, Kecamatan Ngamprah; Desa Cililin, Desa Batulayang, dan Desa Karangtanjung, Kecamtan Cililin.

Sementara untuk bencana tanah longsor terjadi di Desa Ciwaruga, Kecamatan Parongpong; Desa Rajamandala Kulon, Kecamatan Cipatat; Desa Mekarsari, Kecamatan Ngamprah; serta Desa Mandalamukti dan Desa Mandalasari, Kecamatan Cikalongwetan.

"Kejadian tersebut menimbulkan kerusakan puluhan rumah penduduk, areal sawah pertanian, kerusakan jalan desa dan kabupaten," imbuhnya.

Sedangkan bencana longsor dan pergerakan tanah paling parah sejauh ini terjadi di wilayah selatan, yakni di Desa Sindangpalay dan Desa Cilangari, Kecamatan Gununghalu. Bencana serupa juga terjadi di Desa Rancasenggang, Kecamatan Sindangkerta; serta Desa Kidangpananjung dan Desa Mukapayung, Kecamatan Cililin. Bencana pergerakan tanah juga terjadi di Desa Ciptagumati dan Desa Mandalasari, Kecamatan Cikalongwetan; serta Desa Bunijaya, Kecamatan Gununghalu.

"Semua kejadian bencana itu terutama longsor, banjir, dan pergerakan tanah dipicu oleh curah hujan yang tinggi. Karena potensi hujan masih mungkin terjadi, kami mengimbau kepada warga agar selalu waspada," katanya.
(abs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2889 seconds (0.1#10.140)