Warga Terdampak Pergerakan Tanah dan Longsor di Gununghalu Masih Trauma

Rabu, 11 Desember 2019 - 14:33 WIB
Warga Terdampak Pergerakan Tanah dan Longsor di Gununghalu Masih Trauma
Seorang ibu membawa anaknya memeriksakan diri ke posko kesehatan yang didirkan Polres Cimahi di lokasi terjadinya pergerakan tanah dan longsor di Kampung Hegarmanah, Desa Cilangari, Gununghalu, KBB, Rabu (11/12/2019). Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Perasaan waswas masih menghantui warga yang terdampak bencana pergerakan tanah dan longsor di Desa Bunijaya dan Desa Cilangari, Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat. Sebab, bencana yang terjadi sangat terasa besar dampaknya dengan kerusakan di beberapa titik,

"Nggak bisa ditutup-tutupi, kalau hujan deras turun warga di sini khawatir kejadian Jumat lalu kembali terulang," kata Ketua RT 01, Kampung Hegarmanah, Cilangari, Dawam, Rabu (11/12/2019).

Dia mengatakan, ketika hujan turun warganya kebanyakan mengungsi ke rumah kerabatnya yang kondisinya lebih aman. Cuaca yang setiap hari turun hujan membuat warga juga waspada terhadap munculnya kembali pergerakan tanah dan longsor. Warga menginginkan direlokasi ke tempat yang aman karena jika memaksakan tinggal di lokasi saat ini terlalu berisiko.

Dia menceritakan, saat peristiwa terjadi diawali dengan turunnya hujan deras sejak sore hingga malam. Kemudian, warga seperti merasakan tanah bergetar seperti terjadi gempa. Getaran itu bahkan sempat dirasakan dalam 1,5 jam dan dilanjutkan dengan terjadinya longsor. "Total di RT saya ada 10 rumah yang terdampak, dua di antaranya mengalami kerusakan ringan di bagian teras," sebutnya.

Sebagian warga yang terdampak bencana ini mulai mengeluhkan sakit. Salah satunya Tiah (55), warga Kampung Hegarmanah, yang mengaku merasakan nyeri di sekujur tubuhnya terutama di bagian pinggang. Dia beserta warga lainnya kemudian memeriksakan kondisi kesehatan ke posko kesehatan yang didirikan Polres Cimahi di lokasi longsor.

"Sudah periksa ke dokter di posko (Polres Cimahi) dan dikasih obat. Lumayan membantu, karena kalau harus ke puskesmas jaraknya 30 km atau naik ojek ongkosnya Rp20.000," kata dia.

Baur Kesehatan Polres Cimahi Desiana Sofyan menyatakan, kebanyakan warga yang datang ke posko mengeluhkan sakit badan karena kurang tidur. Psikologis warga juga terganggu. Pihaknya menyiapkan obat, alat kesehatan, vitamin, obat badan, dan obat manula. Pihaknya juga mencoba memberikan trauma healing.

"Kami mencoba memulihkan kesehatan dan perasaan cemas warga dengan trauma healing agar psikologis mereka pulih. Caranya dengan cerita yang ringan-ringan serta pendekatan agama," tuturnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8545 seconds (0.1#10.140)