Dinas Indag Minta Pasar Modern Jadi Stabilisator Harga Kepokmas

Senin, 09 Desember 2019 - 16:46 WIB
Dinas Indag Minta Pasar Modern Jadi Stabilisator Harga Kepokmas
Dinas Indag Jabar dan Kota Bandung bersama tim saat melakukan pemantauan kepokmas di Yogya Sumber Sari Junction, Jalan Sumber Mekar, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung, Senin (9/12/2019). Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Indag) Jawa Barat meminta pasar modern menjadi stabilisator harga kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas) menjelang peringatan hari raya, seperti Hari Natal 2019 dan Tahun Baru 2020.

Permintaan tersebut disampaikan langsung Kepala Dinas Indag Jabar Mochammad Arifin Soendjayana di sela-sela pemantauan kepokmas di Yogya Sumber Sari Junction, Jalan Sumber Mekar, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung, Senin (9/12/2019).

Arifin yakin, langkah tersebut akan efektif dalam upaya pengendalian harga kepokmas yang kerap melonjak menjelang hari raya. Pasalnya, masyarakat pun kerap menjadikan harga kepokmas di pasar modern sebagai acuan harga kebutuhan pokok di pasaran, termasuk di pasar tradisional.

"Walaupun ada pasar tradisional dan hampir 50 hingga 60 persen itu masyarakat lebih memilih berbelanja ke pasar rakyat (tradisional), tapi kalau ada yang lebih murah, orang akan mencari (ke pasar modern)," ungkapnya.

Pihaknya mengaku telah menyampaikan langsung permintaan tersebut kepada Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Asprindo) yang menaungi pasar-pasar modern. Dia pun berharap, melalui langkah tersebut, harga kepokmas jelang Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 relatif stabil. "Jadi, kita minta Aprindo yang menaungi pasar modern harus jadi stabilisator harga, terutama menjelang Natal dan Tahun Baru nanti," tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Arifin pun mengimbau masyarakat tidak memborong kebutuhan pokok jelang Natal 2019 dan Tahun Baru 2020. Menurut dia, perilaku panic buying tersebut bisa menjadi salah satu pemicu melonjaknya harga kepokmas.

"Kami berharap jangan sampai ada panic buying ya. Tapi, sejauh ini, berdasarkan pantau kami, untuk kebutuhan pokok masyarakat lebih kondusif atau lebih stabil dibandingkan tahun lalu," katanya.

Arifin mengatakan, pemantauan kepokmas kali ini dilakukan di pasar tradisional, ritel modern, dan pusat perbelanjaan di Kota Bandung. Pemantauan juga melibatkan Disindag Kota Bandung, Bea Cukai, Satgas Pangan, Dinas Kesehatan, dan BPOM.

"Jadi kami lihat perbedaan antara pasar tradisional, ritel modern, dan pusat perbelanjaan. Kita ingin tahu posisi harga menjelang Natal dan Tahun Baru," tuturnya.

Sebelumnya atau dua pekan lalu, tambah Arifin, pihaknya bersama Dirjen Kementerian Perdagangan (Kemendag) juga telah melakukan pemantauan harga kepokmas di sejumlah titik di Kota Bandung. Arifin memastikan, saat ini, kondisi pasokan dan harga kepokmas masih aman. "Dari rapat dan kunjungan terakhir, sampai saat ini aman. Aman itu stabil di harganya," imbuhnya.

Dari pantauan, harga beras medium di pasar tradisional Rp11.500 per kilogram atau masih aman dan sesuai harga eceran tertinggi (HET). Sementara di pusat perbelanjaan modern, harga beras premium Rp12.800 per kilogram. "Harga beras premium juga masih di bawah HET," katanya.

Kemudian, harga telur ayam ras di pasar tradisional terpantau Rp24.000-Rp25.000. Sementara di pusat perbelanjaan modern antara Rp23.000-23.700 per kilogram. "Telur juga masih aman dengan toleransi harga seperti itu."

Sementara, harga daging ayam ras pun berada di kisaran harga yang dapat ditoleransi, yakni antara Rp33.000-Rp34.000 di pasar tradisional. Sementara di pusat perbelanjaan modern di kisaran Rp33.000 juga. "Jadi masih dalam batas wajar," tandasnya.

Kepala Dinas Indag Kota Bandung Eli Wasliah menambahkan, harga kepokmas di Kota Bandung yang juga ibu kota Provinsi Jabar ini masih stabil. Pihaknya pun telah melakukan sejumlah langkah antisipasi jika sewaktu-waktu terjadi lonjakan harga kepokmas di luar batas kewajaran, khususnya menjelang Natal 2019 dan Tahun Baru 2020.

"Belum lama ini, kami juga sudah menggelar pasar murah di tiga lokasi, itu salah satu upaya menjaga stabilitas harga kepokmas," katanya.

"Jika harga kepokmas di luas batas kewajaran, kami akan gelar operasi pasar. Jadi, operasi pasar merupakan langkah terakhir jika terjadi lonjakan harga yang tidak wajar," sambung Eli.

Eli juga mengatakan, stabilnya harga kepokmas jelang Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 tak lepas dari semakin baiknya aksesibilitas dibandingkan tahun-tahun sebelumnya menyusul telah mulai beroperasinya Tol Trans Jawa tahun ini.

"Apalagi, berapa kebutuhan pokok masih banyak didatangkan dari luar Jabar. Aksesibilitas yang baik saat ini, memungkinkan proses distribusi kepokmas lebih lancar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," katanya.

Sementara itu, Public Relation Yogya Achmad Nuzurul Karnain mengatakan, pihaknya mendukung langkah Dinas Indag Jabar yang meminta pasar modern menjadi pengendali harga jelang Natal 2019 dan Tahun Baru 2020. "Kami mendukung langkah tersebut, kita pastikan stok kebutuhan pokok tersedia bagi masyarakat. Sampai saat ini, stok (kepokmas) masih sangat aman, kami juga sudah melakukan persiapan dari jauh hari," jelasnya.

Dia juga meyakinkan, hingga saat ini, belum ada lonjakan harga kepokmas. Hal ini berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang kerap terjadi fluktuasi harga pada komoditas tertentu. "Tahun ini, harga kebutuhan pokok cenderung stabil. Padahal permintaan sudah meningkat sekitar 10 persen," katanya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4797 seconds (0.1#10.140)