UPT Pembibitan Ternak KBB Dinilai Layak Jadi Farmentrepreneur-Agrowisata

Kamis, 05 Desember 2019 - 21:52 WIB
UPT Pembibitan Ternak KBB Dinilai Layak Jadi Farmentrepreneur-Agrowisata
UPT Pembibitan Ternak, Dispernakan, KBB di Kampung Jambuhala, Desa Celak, Kecamatan Gununghalu dinilai bisa dikembangkan menjadi farmentrepreneur dan agrowisata. Foto/Dok. UPT Pembibitan Ternak
A A A
BANDUNG BARAT - UPT Pembibitan Ternak, Dinas Perikanan dan Peternakan (Dispernakan) Kabupaten Bandung Barat (KBB) terus menggenjot potensi peternakan, khususnya sapi potong di wilayah selatan.

Selain karena kawasannya yang masih sangat luas untuk pembudidayaan pakan rumput, peternak sapi perorangan maupun kelompok, seperti di Kecamatan Gununghalu, Sindangkerta, Cihampelas, Cililin, Cipongkor, dan Rongga.

Kepala UPT Pembibitan Ternak Dispernakan KBB Iip Kusyaman mengatakan, sejak berdiri pada 2009 hingga kini UPT Pembibitan Ternak telah memiliki 70 ekor sapi potong.

Awalnya UPT ini hanya memiliki lahan satu hektare di Kampung Jambuhala, Desa Celak, Kecamatan Gununghalu. Tapi kini sudah berkembang menjadi empat hektare dengan rincian bangunan dan kandang satu hektare sedangkan sisanya adalah lahan pakan rumput.

"Kami berupaya untuk terus menggenjot potensi sapi potong di wilayah selatan KBB, karena memang potensinya luar biasa. Apalagi berdasarkan kajian Unpad, wilayah selatan KBB sangat cocok untuk pengembangan sapi potong. Saat ini di UPT ada sebanyak 70 sapi, setiap tahunnya telah berhasil membibitkan 20 sampai 25 ekor sapi," kata Iip, Kamis (5/12/2019).

Iip mengemukakan, selama ini KBB sudah sangat dikenal dengan populasi sapi perahnya di kawasan Lembang dengan keberadaan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU). Sejalan dengan program pemerintah daerah dan daya dukung sumber daya alam di wilayah selatan, kini populasi sapi potong sedang dikembangkan.

Melalui dukungan anggaran dari APBD sebesar Rp850 juta di tahun ini, pihaknya terus mengupayakan agar UPT Pembibitan Ternak bisa berkembang.

Kucuran anggaran itu dialokasikan untuk berbagai kebutuhan di UPT, salah satunya adalah untuk pakan dan konsentrat. Mekanisme pengadaannya dengan cara lelang serta dilakukan pengujian kualitas secara periodik, sehingga pakan dan konsentrat yang dihasilkan komposisinya sesuai dengan kebutuhan.

Apalagi UPT Pembibitan ini punya tanggung jawab sebagai pemberi edukasi bagi masyarakat peternak, penerapan teknologi dan inovasi, serta penyumbang PAD.

"Terkait fungsi sebagai penyumbang PAD, tahun ini kami sudah berhasil 100% mencapai target yakni Rp150 juta. Semoga dengan dukungan anggaran yang lebih besar tahun depan target PAD bisa meningkat lagi. Meskipun dari jumlah personel di UPT masih kurang, karena hanya punya 2 PNS yakni kepala dan staf, 8 perawat ternak, dan 6 perawat kebun," tutur dia.

Menurut Iip, hasil kajian dari Unpad serta rekomendasi Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) KBB, ke depan UPT Pembibitan Ternak bisa juga dikembangkan menjadi farmentrepreneur dan agrowisata.

Sebab kawasan selatan sebagai sumber pakan rumput masih melimpah. Ditambah kerja sama dengan masyarakat petani desa hutan wilayah Gununghalu untuk menanam hijauan pakan ternak.

Selain bisa dikembangkan jadi objek wisata peternakan, ke depan bisa saja pasokan pakan ternak sapi di Lembang disuplai dari wilayah selatan.

"Konsep farmentrepreneur dan agrowisata ini sejalan dengan keinginan bupati yang sedang mengembangkan potensi wisata di selatan KBB. Nanti bisa saja ada populasi domba atau ternak hias lainnya, mengingat KBB juga punya potensi di ternak sapi potong dan ternak hias yang berhasil menjadi juara umum tingkat provinsi beberapa waktu lalu," pungkas Iip.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.0144 seconds (0.1#10.140)