Cetak Penghafal Alquran, Gubernur Sebar 1.500 Hafidz-Hafidzah ke Desa

Kamis, 05 Desember 2019 - 21:42 WIB
Cetak Penghafal Alquran, Gubernur Sebar 1.500 Hafidz-Hafidzah ke Desa
Gubernur Jabar Ridwan Kamil menerima piagam dari MURI saat melepas 1.500 hafidz dan hafidzah di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (5/12/2019). Foto/Humas Pemprov Jabar
A A A
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melepas 1.500 hafidz dan hafidzah yang disebar ke 1.500 desa di 27 kabupaten/kota se-Jabar.

Para penghafal Alquran peserta program Satu Desa Satu Hafidz (Sadesha) ini mengemban tugas untuk melatih warga desa menjadi penghafal Alquran. Pelepasan ditandai penyematan rompi oleh Gubernur kepada perwakilan hafidz di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (5/12/19).

Ridwan Kamil mengatakan, Pemprov Jabar terus berupaya mencapai terwujudnya satu hafidz satu desa di 5.312 desa di Jabar. Targetnya, semua desa di Jabar memiliki minimal satu hafidz/hafidzah pada 2023 mendatang.

"Melalui program Sadesha ini, tahun 2023 nanti tidak boleh ada desa di Jabar yang tidak punya penghafal Alquran," ujarnya.

Gubernur yang akrab disapa Emil itu melanjutkan, selain mencetak penghafal Alquran di desa, para hafidz/hafidzah ini juga diberikan tugas untuk memberikan pemahaman tentang Alquran yang komprehensif, pemahaman agama, dan menangkal paham radikalisme. "Tujuan program Sadesha ini juga untuk memberantas buta huruf Alquran di Jabar. Ini baru ada pertama kalinya di Indonesia," kata Emil.

Program Sadesha juga sejalan dengan visi pemerintah pusat untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Menurut Emil, peningkatan kualitas SDM tidak hanya bertumpu pada teknologi dan pendidikan, melainkan juga keagamaan.

Dalam visi Pemprov Jabar sendiri, kata Emil, program Sadesha bersama tujuh program keumatan lainnya, yakni Magrib Mengaji, Subuh Berjamaah Keliling, Zakat Digital, One Pesantren One Product (OPOP), English for Ulama, Dakwah Digital, serta Perda Pesantren bertujuan untuk menciptakan Jabar Juara Lahir dan Batin.

"Sesuai visi misi kami, Jabar Juara Lahir dan Batin. Tidak hanya pembangunan fisik yang kita kejar, tapi masyarakat Jabar juga harus religius," imbuhnya.

Acara pelepasan 1.500 hafidz/ hafidzah ini pun dicatat oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) kategori Pengutusan Hafidz ke Desa Terbanyak. Piagam penghargaan MURI nomor 9342/R.MURI/XII/2019 ini diserahkan langsung kepada Emil oleh perwakilan MURI.

Ada juga rekor MURI lainnya, yaitu pemecahan khataman Alquran selama 250 kali dalam dua jam oleh 1.500 hafidz/hafidzah yang dilakukan sebelum acara pelepasan.

Adapun 1.500 hafidz/hafidzah ini diseleksi terlebih dahulu oleh Jam’iyyatul Qurrra wal-Huffazh (JQH), sebuah organisasi para pembaca dan penghafal Alquran di bawah naungan Nahdlatul Ulama yang diberikan wewenang oleh Pemprov Jabar.

Salah seorang hafidz, Awaludin mengatakan, dirinya diutus melatih warga desa di Kecamatan Ujungjaya, Kabupaten Sumedang. Pria yang juga berasal dari Sumedang ini mengaku telah siap melatih warga dengan bekal yang telah dia terima selama berada di JQH. "Saya diutus di daerah Ujungjaya. Persiapan saya juga sudah matang," ujar Awaludin.

Awaludin pertama-tama akan melatih warga dengan metode pengahafalan yang sudah dia siapkan. Nantinya, warga desa yang telah dilatih akan menjadi imam masjid dan melatihnya kembali ke warga lainnya. "Setelah lulus dia akan diberi sertifikat dan melatih kembali ke warga lainnya," tutur dia.

Ketua JQH Jabar Cecep Abdullah pun memuji program Sadesha yang digagas oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil. "Sadesha berawal dari ide brilian Kang Emil yang bermaksud memuliakan para hafidz dan beliau mengamanatkan kepada kami ide tersebut," kata Cecep.

Pihaknya pun mengaku siap diberikan target untuk mencetak 5.312 hafidz Alquran sesuai jumlah desa di Jabar.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.1218 seconds (0.1#10.140)